“MEMAHAMI DAN MENYAMBUT ARTI
KEHADIRAN ANAK MANUSIA”
(Matius 25: 31-46)
Kita biasa membuat acara penyambutan dan biasanya kita membentuk sebuah panitia kecil dan mempersiapkan acara penyambutan itu dengan baik. Semua acara penyambutan itu berbeda tergantung apa dan siapa yang akan disambut. Sadar atau tidak sadar sering kali kita lebih mempersiapkan sesuatu kepada seseorang yang jabatannya tinggi. Saat ini banyak orang sibuk mempersiapkan perayaan natal dengan sangat meriah.
Kita pasang pohon natal,bunga, lampu-lampu untuk menyambut natal, tapi apakah kita sudah menyambut Allah yang menjadi Raja dan melayani Dia. Kita juga sedang menyambut Anak Manusia dalam rupa orang lapar, orang haus, orang terlantar, sakit, miskin dan melarat tetapi Tuhan juga menghendaki kita yang menyambut-Nya juga menyambut dan melayani orang yang lemah.
Tuhan Yesus sudah memperlihatkan firman itu kepada orang Yahudi yang menantikan Juruselamat dalam kemegahan dan kemuliaan, mereka memikirkan hal-hal yang sia-sia, mereka mengabaikan waktu dan kesempatan untuk melihat sesama mereka, mereka bingung cara melayani dan menyambut Sang Juruselamat. Dalam persiapan menyambut Kristus jangan lupa melihat sesama yang lebih membutuhkan jangan sampai kepekaan hidup untuk mengulurkan tangan pada mereka yang lemah yang membutuhkan pertolongan.
Orang-orang itu ada di antara kita, apakah mereka menjadi penggangu yang mengotori wajah kota ini? Tuhan mau kita melayani mereka. Antara kita dengan mereka yang lemah sangat tidak terpisahkan, tidak ada jarak. Mereka bukan objek, Tuhan justru melihat mereka sebagai subjek, dalam kemiskinan mereka menjadi contoh pembelajaran Iman bagi orang lain. Ketika Tuhan menolong mereka Ia memuji iman mereka. Ada penyerahan diri yang sungguh dari mereka untuk bersandar pada Tuhan. Pada mereka ada nilai-nilai kehidupan yang begitu kuat, hal itu menjadi guru dalam kehidupan beriman.
Siapakah kita yang merasa diri terlalu tinggi untuk melayani mereka karena Yesus saja mau turun untuk melayani mereka. Dalam kemegahan penyambutan kita mari kita memperbaharui pola pikir kita bahwa kita tidak saja menyambut Dia sebagai Raja tetapi juga sebagai anak manusia. Amin
Ringkasan Khotbah Pdt. Iwan J. Lay,S.Th