Renungan Minggu Kedua Oktober 2016

KASIH ITU TIADA BERKESUDAHAN

 

Orang-orang tua kita ada dalam guncangan ketika berhadapan dengan berbagai situasi, tapi disaat itulah mereka membutuhkan setiap kita, khususnya kita sebagai anak-anak. Mereka begitu merindukan kehadiran kita bersama, suatu kerinduan akan kebersamaan yang sejak dari dahulu sudah terjalin. Mari kita coba melihat kronologi perjalanan kehidupan seseorang dari muda sampai menuju lansia. Waktu mereka (orang tua kita) lahir, kita masih belum ada di dunia ini. Selanjutnya ada dua periode yang dijalani oleh seseorang, yaitu periode umur antara 20-an sampai 50-an dan periode selanjutnya adalah umur 50-an sampai meninggal dunia. Dalam dua periode itu melibatkan kita. Seorang Po melahirkan kita, bersukacita bersama karena seorang anak telah hadir menjadi bagian dari keluarga yang baru. Tahapan pertama yang dijalani adalah mereka melayani kita tanpa syarat. Tahapan keduanya adalah mereka melatih kita baik untuk bicara maupun berjalan. Pada tahap ketiga, mereka mulai mendapat kebanggaan kecil atas anak mereka, seperti mereka mulai bercerita kepada orang lain akan pertumbuhan anak mereka.

Ketika sampai pada anak bertemu dengan pasangan hidupnya, maka orang tua bertemu dalam periode kedua (sekitar 50-an sampai meninggal). Status yang mulai datang adalah mertua, lalu beranjak pada panggilan Kung, Po, Opa dan Oma. Di status yang baru ini kekuatan mereka mulai semakin menurun dan perhatian kita juga semakin lama semakin menurun. Mereka sebagai para orang tua sebenarnya butuh setiap kita peka akan keadaan mereka. Jikalau mengingat dari masa lampau, pada saat orang tua punya anak mereka merasakan kebahagiaan, tetapi sekarang ketika anak-anak sudah tidak ada brsama mereka lagi, sukacita mereka lantas berkurang.

Dalam firman Tuhan yang kita renungkan bersama, kita dapat melihat Yakub di masa tuanya. Dari semua yang dipendam dalam diri Yakub, apa yang paling dirindukannya?

  1. Dia rindu mendengar kabar bahwa Yusuf, anaknya, masih dalam keadaan hidup.
  2. Yakub senang jikalau mendengar anak-anaknya dapat hidup sukses. Hal ini cukup natural karena kalau anak-anak belum sukses, biasanya orang tua akan merasa tertekan dalam dirinya. Inilah yang Yakub rindukan.
  3. Yakub tidak ingin setiap anak-anak berkelahi. Hal ini menjadi penting khususnya sebagai saudara-bersaudara untuk dapat memiliki kehidupan yang bersatu.
  4. Yakub senang mendengar Yusuf sudah menjadi penguasa di Mesir. Di masa tua Yakub berbeda dari dirinya yang dahulu. Ia begitu sadar dirinya sudah tua dan tidak bisa melakukan banyak hal. Ia di masa tuanya memberkati anak-anaknya sebagai bentuk apa yang bisa dilakukannya sebagai seorang ayah.

Kalau kita dapat dilahirkan dari orang tua kita itu semua adalah anugerah. Mungkin saja orang tua kita dahulu berada di dalam kehidupan yang susah, tetapi Tuhan mau mempercayakan kita sebagai anak-anak untuk dapat mereka besarkan. Dan kalau kita bisa hidup sampai sekarang ini, meniti karir, hidup bagi Tuhan, itu semua adalah berkat dari Tuhan yang Dia berikan melalui orang tua kita.

 

Ringkasan Khotbah: Pdt. Yandi Manobe, S.Th

 

Comments

comments