Undangan

Kata anak itu kepada bapanya: Bapa, aku telah berdosa kepada sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Lukas 15:21

Rita berdiri di jalan menatap sebuah rumah bagus dengan sedih. Melalui korden jendela dia melihat orang yang berpakaian sangat bagus sedang berbincang-bincang dan menikmati saat santai. Rita memegang selembar kertas di tangannya, undangan pribadi untuk pesta makan malam. Malam ini ia diundang untuk menghadiri pertemuan oleh profesornya, yang telah terkesan dengan kemampuan akademisnya, dan menginginkan bertemu dia di tempat lain, bukan di kampus.

Dengan hati-hati dia menyentuh undangan dengan jarinya, melihat ke bawah ke arah “baju pestanya yang bagus”, yang tampak begitu tidak menarik dibandingkan dengan gaun yang dipakai orang di dalam rumah yang dia lihat dari jendela itu. Dengan sedih dia berbalik dan berjalan pergi menjauhi tempat itu.

Adegan yang menyedihkan dari film Inggris “Educating Rita” ini, menggambarkan betapa sulitnya seseorang menerima kemungkinan kehidupan yang baru.

Rita berasal dari keluarga kelas bawah, dan tak seorang pun yang kuliah di keluarganya, selain dia. Dia berjuang dengan perasaan minder, dan selamanya dia ingin tahu bagaimana caranya supaya dia “berhasil”.

Itu perasaan keraguan terhadap diri sendiri yang menyebabkan dia gagal menghadiri undangan itu.

Tetapi, terima kasih kepada profesornya yang gigih, yang melihat dia lebih daripada dia melihat dirinya sendiri, akhirnya dia menerima undangan profesornya untuk bergabung dengan dunia yang baru.

Pada akhir film itu, wanita yang sederhana itu bersinar sebagai seorang ilmuwan.

Undangan untuk menjadi dan kemudian bersinar sebagai orang Kristen, ada dalam diri kita masing-masing. Kegembiraan terbesar adalah mengetahui bahwa Sang Guru kita senantiasa melihat kita lebih daripada kita memandang diri sendiri.

Tuhan tidak meminta kemampuan kita, tetapi kesediaan kita.

Comments

comments