Muka Muram Hati Panas
(Kejadian 4:5-12 & Matius 6:5 – 13)
Muka muram & hati panas, pernahkah kita alami? Biasanya orang mengalami hal ini karena :
- Karena kalah
- Karena ditolak
- Karena bangkrut/rugi
- Karena diabaikan.
Akar masalah dari muka muram & hati panas adalah hubungan dengan Tuhan dan sesama, karena hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama akan membuat muka muram & hati panas hilang. Sebab, bagaimana mungkin seseorang yang mukanya muram & hatinya panas tetapi ia berdoa? Tidak mungkin. Sebab seseorang yang berdoa tidak di penuhi dengan amarah dalam hatinya.
Bagaimana kita berdoa, menurut doa yang diajarkan Tuhan Yesus (Matius 6)? Namun sebelumnya pastikan kita jangan berdoa seperti orang munafik, jangan bertele-tele, dan berdoa karena Tuhan telah mengetahui terlebih dahulu apa yang kita butuhkan.
Doa Bapa Kami dibagi dalam sistematika sebagai berikut :
4 kalimat pembuka adalah sebuah credo/sebuah pengakuan iman. Jika kita menaikan doa kepadaNya, mulailah dengan credo, yaitu bahwa meyakini Tuhan yang kepadaNya kita minta adalah Tuhan yang sanggup memberi jawaban yang terbaik. Kalimat Bapa menunjukan sebuah hubungan dekat & sebuah kepercayaan kepada sosok yang PANTAS kita panuti. Kita pun harus kudus karena Allah yang kita sembah adalah kudus. Apa yang baik di sorga jadilah di dalam dunia supaya kita menikmati sorga dalam keluarga, pekerjaan, dan seluruh aktivitas kita, mintalah supaya tanda-tanda kerajaan Allah itu ada dimana kita berada.
Setelah sadar akan pengakuan di atas, barulah menaikan permintaan –permintaan kita. Berilah makanan secukupnya hari ini, menunjukan bahwa berdoalah untuk hari ini, jangan kuatir akan hari yang telah lewat maupun hari yang akan datang. Yang berikut, harus ada evaluasi, semua masalah mesti diselesaikan sebelum tidur, karena berkat Tuhan telah disediakan ketika kita tidur. Biasanya persoalan datang saat kita lemah, maka berdoalah dan minta pada Tuhan agar jangan membawa kami kedalam pencobaan. Setelah itu pada akhir doa ditutup dengan ungkapan syukur bahwa Tuhan sajalah yang berkuasa dan mulia.
Ada catatan serius, bahwa kotbah ini bukan mengajarkan mengenai teologi sukses, karena dekat dengan Tuhan bukan hanya sekedar untuk mengumpulkan harta atau sakit yang sering dihubungkan dengan dosa, tetapi fokusnya ialah mengenai kehidupan kita yaitu muka yang muram & hati yang panas. Oleh karena itu, kita harus melepaskan semua, agar hubungan kita dengan Tuhan & sesama harus baik, dan hubungan itu harus dimulai dari doa. Tidak boleh dari inisiatif orang lain, mesti kita yang mendahuluinya. Amin
Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th