Renungan Harian 4 Juli 2016

SUKSES DALAM PANDANGAN ALLAH

MAZMUR 1:1-6

Pasti semua orang mendambakan hidup sukses, tidak ada manusia ingin hidupnya menderita dan susah. Persoalannya adalah banyak manusia hidup sukses hanya ukuran sukses di dunia ini. Memang kita bersukacita dan berbahagia bila Tuhan memberi bagi kita kekayaan, keturunan, panjang umur, dan kesehatan, semuanya itu kita syukuri, tetapi bukan menjadi ukuran kesusksesan itu sendiri, semuanya itu terbatas. Di sini saat orang percaya mengalami kegagalan sering kali yang kita buat mengkambing hitamkan keadaan. Oleh karena itu dimanakah sukses itu? Kesuksesan disini tidak didapatkan dengan instan namun ada proses didalamnya. Pemazmur disini mengajar kita bahwa sukses dalam pandangan Allah adalah kesuksesan yang tidak boleh bertentangan dengan kebenaran, sukses itu harus ada di dalam Tuhan. Pengertian  sukses adalah tercapainya tujuan kita. Tujuan kita apa? jika tercapai maka jadilah kita orang sukses. Jadi pengertian sukses itu sama secara umum dan yang berbeda adalah apakah yang menjadi tujuan kita itu, karena tujuan orang berbeda-beda dalam hidupnya. Sukses itu kita terima, bila kita:

  1. Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, artinya tidak seiring dan tidak mau kompromi dengan rencana orang-orang jahat (Efesus 4:18).
  2. Tidak berdiri di jalan orang berdosa, artinya tidak sepakat dengan mereka yang hidupnya menyeleweng dari kehendak Allah.
  3. Tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, artinya menjauhkan persekutuan dengan orang-orang yang menjadi musuh Allah.

Dari sini jelas hidup kita ini diingatkan jangan mudah terpengaruh dengan orang fasik, orang berdosa, orang pencemooh, kaum ini sendiri adalah orang-orang yang jauh dari Allah maka dari itu jangan mudah terpengaruh. Tetapi hiduplah sesuai kehendak Allah, sebagaimana disebut Roma 12 : 2. Orang fasik ialah orang yang mengetahui kebenaran, tetapi mengabaikannya. Malah, hidupnya begitu banyak diisi dengan keinginan guna menyenangkan orang lain. Ia tak memiliki prinsip, hidupnya menjadi seperti sekam yang diterbangkan kian kemari oleh badai hidup. Walau bisa tampak hebat, tetapi dengan mudah ia bisa lenyap hingga tak berbekas.

Bagi orang yang kesukaannya Firman Tuhan digambarkan seperti pohon yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan tidak akan layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil, artinya hidupnya diberkati Tuhan dan menjadi berkat bagi semua orang. Untuk itu bagi kita sebagai anak-anak Tuhan, marilah kita senantiasa membuat Firman Allah yang menjadi kesukaan kita, agar Tuhan setia memberkati dalam segala pekerjaan kita dan hidup kita ini boleh mejadi saluran berkat bagi semua orang. Marilah kita setia memberitakan FirmanNya, walaupun harus banyak menderita tetapi bila kita tetap setia melakukannya kitalah yang sukses. Jangan berputus asa karena kegagalan yang telah kita alami, sebab kesempatan terbuka lebar di masa mendatang. Sebaliknya jangan menjadi sombong atas keberhasilan yang telah kita capai, melainkan pertahankan dan tingkatkan peraihan yang telah kita capai. Hal tersebut mampu kita lakukan. Pelajaran berharga melalui pembahasan Firman TUHAN ini mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik bagi TUHAN di dalam seluruh aspek hidup kita. Marilah kita menjadi pendengar dan pelaku Firman. Amin

                                                                                

                                                                                Ringkasan Khotbah : Pdt. E.V. Manu-Nalle, S.Th

Comments

comments