Renungan Harian 20 Juni 2016

ANAK, GEREJA MASA KINI DAN MASA DEPAN

Markus 10:13-16

       Dalam sebuah seminar, dikasih satu pertanyaan untuk orang tua, bagaimana pandangan orang tua mengenai anak-anak mereka, dalam waktu 10 menit. Muncullah jawaban, bahwa anak-anak itu nakal, tukang jajan, suka bertengkar, banyak alasan, tidak bisa diam dan lain-lain. Pendidik utama anak adalah orang tua, bukan guru di sekolah atau guru sekolah minggu. Orangtua adalah teladan anak-anak.

Dalam bacaan kita hari ini, murid-murid menolak anak-anak kecil yang datang kepada Yesus, tetapi Yesus bilang “jangan halangi anak-anak datang kepadaKu”. Orang tua yang sering disibukkan dengan pekerjaannya, kurang memperdulikan anaknya, pergi bekerja pagi dan pulang kerja malam dengan anggapan bahwa yang penting adalah menyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya secara materi. Ini sangat bertentangan dengan maksud dan tujuan Tuhan Yesus. Yesus memandang anak-anak yang terpenting, bahkan Yesus memberi diriNya untuk memeluk mereka. Yesus memeluk anak-anak karena mereka berharga. Yesus memberi satu pemahaman yang sangat luar biasa bagi kita, anak-anak adalah pribadi yang sangat bernilai.

Ada satu pengkhotbah yang sangat terkenal D.L. Moody, ia berkhotbah bahwa telah memenangkan 2 ½  orang, lalu kata temannya 2 ½ adalah 2 jiwa orang besar dan 1 anak kecil, tetapi salah, sebenarnya yang dimenangkan Moody adalah 2 jiwa akan-anak dan satunya adalah orang dewasa, menurut Moody justru pelayanan kepada anak-anak adalah pelayanan yang lebih panjang, dan orang dewasa hidupnya tinggal sebentar saja, tetapi orang seringkali mengabaikan pelayanan anak, pada hal pelayanan anak dan orang dewasa sama-sama penting. Menurut data yang diambil di beberapa tempat, umur 4 – 14 tahun, 85% mempercayai Yesus (usia sekolah minggu), 15–30 tahun 10% terima Yesus, 30 tahun ke atas 4% saja percaya Yesus. Usia anak-anak adalah usia dimana mereka mengenal akan Sang Pencipta dan segala kehendak-Nya, oleh karena itu, kita jangan sembarang mendidik mereka. Kalau salah harus ditegur. Harus ada kerja sama yang baik antara guru sekolah minggu dengan orang tua.

Orang tua merupakan teladan dari anaknya, orang tua diberi tanggung jawab penuh untuk memperkenalkan anak-anak yang adalah milik pusaka Tuhan yang dititipkan pada orang tua, bukan pada baby sitter atau pembantu. Firman Tuhan mengajar kita untuk memperbaiki yang mungkin selama ini kita lalai. Tidak ada kata terlambat, opa, oma, orangtua adalah teladan anak-cucunya dengan pengalaman iman mereka bersama Tuhan Yesus. Anak itu tidak pernah gagal meniru kita. Anak-anak melihat apa yang kita lakukan, dia mencontohi apa yang kita lakukan itu.

Sebagai orang tua, pada waktu kapankah kita harus menangis untuk anak kita ? Apakah pada waktu mereka diwisuda ?, berhasil, atau kapankah kita menangis, bahwa tugas kita sebagai orang tua kita lakukan dengan baik ? bertanggung jawab ? Adalah ketika anak-anak kita menerima dan mengakui Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Supaya, ketika anak-anak kita besar nanti dan menjadi seperti apa yang mereka cita-citakan, dokter, pengusaha dan lain-lain, menjadi peribadi yang berharga dengan takut akan Tuhan. Amin !

                                                (Ringkasan Khotbah : Ev. Rony Sudarmo, S.Th)

Comments

comments