Renungan Harian 18 Juni 2016

DIAKONIA DAN OIKONONIA

Persekutuan atau kesaksian dalam pelayanan GMIT, yaitu kita dipanggil oleh Tuhan untuk masuk dalam persekutuan untuk merasakan kasihNya, kemudian menjadi alat kesaksian bagi orang lain, dan bagi seluruh dunia. Ternyata tidak berhenti disitu saja, pembacaan hari ini sesuai dengan tema kita yaitu Pelayanan Kasih dan Penatalayanan merupakan wujud dari kesaksian itu sendiri. Kita seringkali lupa apa itu Diakonia : melayani/pelayanan kasih, berupaya untuk menolong orang lain, bukan untuk diri sendiri. Dalam Alkitab, diakonia berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

  1. Pertama seperti seorang budak yang melayani tuannya.
  2. Pelayanan diakonia berkaitan dengan pelayanan meja.

Mengurus yang berkaitan dengan makan-minum.

  1. Pelayanan yang bersifat umum, untuk kesejahteraan rakyat dan juga bangsa dan Negara.
  2. Pelayanan pendampingan kepada orang sakit, yang patah hati, yang ada dalam berbagai pergumulan dengan tulus iklas tanpa pamrih.

Itu berarti pelayanan diakonia, merupakan satu relasi antara orang yang melakukan diakonia dengan orang yang terima diakonia.

*  Pelayanan diakonia adalah pelayanan yang “agak hina” karena seolah-olah kita ini budak yang melayani bangsa sehingga ada banyak orang tidak suka melakukan pelayanan diakonia; karena harus melayani orang sakit, pendampingan kepada orang-orang lemah dan seterusnya.

*  Pelayanan tanpa pamrih, tidak hitung-hitung, tidak harap balasan apa-apa, tanpa berpikir apa yang didapat dari berdiakonia.

*  Persediaan untuk memberi tenaga kita sepenuhnya keseluruhan tubuh kita untuk berdiakonia. Diakonia bukan hanya materi, tetapi juga waktu dan tenaga kita.

Tujuan Diakonia :

  1. Mendatangkan hidup bersama dengan tidak mencari keuntungan. Seringkali dalam pelayanan kita tulus memberikan pakaian, makanan dan apa yang berhubungan dengan keperluan sehari-hari saja, kita lupa memberikan pendidikan sebagai diakonia yang berarti dapat meningkatkan sumber daya manusia, agar hidup mereka lebih baik.
  2. Mendukung realisasi persekutuan cinta kasih yang membangun rasa saling menguatkan untuk hidup dalam persekutuan kasih.

Ternyata dalam Alkitab mencatat bahwa :

  1. Diakonia berhubungan dengan harta benda. Memberi dari kelebihan dan tepat sasaran.
  2. Diakonia berhubungan dengan makan minum. Matius 25:14 : Melayani orang-orang yang tertindas, yang miskin, papah, orang tahanan dan sebagainya.

Orang yang berdiakonia harus :

  1. Sopan santun, yang memiliki kasih yang besar.
  2. Tidak bercabang lidah, tidak bicara setelah melakukan pelayanan.
  3. Tidak suka memfitnah.
  4. Memiliki satu istri dan satu suami.
  5. Keadaan rumah tangga kita beres, supaya benar-benar jadi berkat.

Diakonia berbicara tentang kerumah-tangtgaan sebagai penatalayanan dalam Gereja. Tujuannya adalah melayani Tuhan dengan penataan pelayan-pelayan yang ada, supaya ibadah-ibadah ditata dengan baik, dengan hasil yang baik pula, karena dasar Alkitab soal peñata layanan jelas tertata rapih dalam kisah penciptaan, silsilah-silsilah dan daftar keturunan-keturunan dimaksudkan untuk menolong kita untuk tahu sensus dalam Alkitab, sehingga peñata layanan gereja-gereja untuk dapat mengorganisir atau mengelola pelayanan dalam Gereja dengan baik dan lancer. Sehingga diakonia dan oikononia kita memahami hal-hal sebagai berikut ;

  1. Pelayanan diakonia atau oikononia adalah ibadah, ucapan syukur kita kepada Tuhan.
  2. Dibuat untuk mengingatkan kepada kita bahwa kehadiran juga membawa dampak pada lingkungan.
  3. Sebagai upaya untuk menciptakan kebersamaan dalam persekutuan.
  4. Diatur untuk menciptakan kemanusiaan

Pelayanan akan sampai jika kita semua bahu membahu melaksanakan pelayanan itu. Firman Tuhan diwartakan kepelosok-pelosok karena ada penataan yang baik. Amin !                                             

(Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th)

Comments

comments