Renungan Harian 16 Juni 2016

“INTEGRITAS DIRI”

      Dalam bulan Juni ini kita membahas tentang Tantangan Iman : Hedonisme adalah paham yang berfokus pada kesenangan dan kenikmatan, dan dijadikan tujuan utama dalam hidup. Materialisme adalah fokus pada materi atau kekayaan, Individualisme adalah fokus pada diri sendiri, sedangkan Sekuralisme adalah paham yang berfokus pada dunia dan semua yang ada di dalamnya. Jika orang tidak punya Integritas diri, dia akan terjebak pada empat tantangan di atas. Samuel dalam perjalanan kepemimpinannya telah mendahului dan melakukan kebenaran di hadapan rakyat atau orang Israel, sehingga orang Israel merasa ia tidak melakukan apa yang salah di hadapan mereka.  Integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan & kejujuran. Orang yang memiliki Integritas adalah orang yang utuh, komplit tanpa kedok dan tidak bertopeng, artinya bertindak sesuai dengan ucapan dan yang dipikirkan. Orang yang memiliki integritas hidup menurut nilai-nilai yang matang, tidak berkompromi dengan yang jahat, dan menolak pengakuan pada diri sendiri, karena dia rindu pada tujuan yang Tuhan mau dalam dirinya. Supaya kita jangan berkendaraan Tuhan untuk sampai pada tujuan kita dan bukan kehendak Tuhan, supaya masing-masing kita sadar bahwa apa yang ada pada kita adalah bagi Tuhan.

Cakupan Integritas :

  1. Integritas dalam berpikir, Roma 12:1-2; Apa yang baik menurut Tuhan bukan menurut kemauan kita. Kita diubah dalam cara berpikir kita (Filipi 4:8-9) baik itulah yang kita pikirkan sehingga terpancar juga dalam perbuatan kita. Berpikir yang baik/positif harus dijadikan landasan dalam pikiran kita supaya perbuatan kita pun baik.
  2. Integritas dalam tindakan Matius 5:14; Kita adalah terang dunia lewat perbuatan kita ada sinar yang memancarkan kasih Tuhan. Karena itu dimulai dalam pikiran, karena integritas sangat bermanfaat dalam komunikasi. Efesus 4:2-4; Kita diminta untuk lemah lembut. Yang kita pikirkan melahirkan perbuatan , perbuatan itu melahirkan kebiasaan dan kebiasaan itu akan menjadi karakter kita, maka sadarkan kita untuk berani menyatakan diri kita yang sebenarnya. Jujur dengan diri sendiri, Tuhan melihat semua hal dalam hidup kita dan Tuhan mau kita sadar dan hidup dalam kebaikan karena kasih karuniaNya dalam hidup kita.
  3. Integritas dalam Komunikasi (Efesus 4: 1-4, Yakobus 1:19); Cara berkomunikasi sangat penting. Orang mengenal kita dari kelakuan termasuk cara kita berkomunikasi dengan sesama, karena kata-kata kita menunjukkan siapa kita.
  4. Integritas dalam Keberadaan ; Kita harus benar di hadapan Tuhan dan benar dalam seluruh keberadaan kita, siapa diri kita sebenarnya? Hal ini menuntut sebuah kejujuran dari masing-masing individu.

Bagaimana hidup dalam integritas :

  1. Memperhatikan hal-hal yang kecil, cotohnya: dalam berkata-kata, harus berhati-hati.
  2. Berani katakan TIDAK pada godaan.
  3. Hidup di depan umum dan di rumah harus sama.
  4. Memelihara hati nurani yang murni.
  5. Tidak menutupi kesalahan di depan Tuhan dan di depan manusia.

Kekuatan Integritas :

  1. Integritas membuat kata-kata penuh kuasa karena Roh Kudus ada pada kita.
  2. Integritas memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita.
  3. Integritas memberikan kekuatan bagi tindakan kita.

Mengapa integritas penting? Karena Tuhan punya integritas. Integritas bukan pilihan, setiap orang harus hidup dengan memiliki integritas.

Ketika kita hidup kita diberi berkat dan tanggung jawab untuk menyatakan kebaikan Tuhan. Pikiran, kata dan kelakuan kita harus menjadi berkat. Milikilah integritas untuk menyatakan kebaikan dengan sifat, mutu, kualitas yang utuh untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran.   Amin !

                                                (Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th)

Comments

comments