TUJUAN HIDUP ORANG PERCAYA
Roma 14:7-12
Apa mungkin seorang percaya tidak tahu tujuan hidupnya ? Predikat sebagai orang percaya itu tidak mudah karena didalamnya menuntut kita harus dapat beriman dan menunjukkan diri sebagai orang yang memiliki Tuhan dalam hidupnya. Banyak orang hidupnya tanpa arah, sementara ada juga yang terjebak dalam keserakahan akan semua yang fana di dunia ini.
Orang percaya harus tahu dan sadar, bahwa kita berbeda dengan orang yang tidak percaya. G.I. Wiliamms : pada dasarnya manusia memiliki tujuan, dan tujuan itu tidak bisa ditemukan dalam diri manusia itu sendiri, karena Allah-lah yang menciptakan manusia dengan tujuan khusus yakni melayani Allah. Untuk memahami tujuan hidup dengan benar, kita harus tahu tujuan Allah bagi kita terlebih dahulu.
Hal ini membuat kita memiliki tujuan hidup yang jelas dan meletakkannya pada dasar yang benar tidak sekedar mengerjakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Rick Warren : Tujuan orang Kristen jauh lebih besar daripada prestasi pribadi, karier, ambisi, ketenangan pikiran dan lain-lain, karena kita ada diplanet ini untuk tujuan Allah yang mulia pada waktu Allah menciptakan manusia (kej. 1:26-27). Paulus katakan : Tidak seorangpun yang hidup untuk dirinya sendiri atau mati untuk dirinya sendiri.
Hidup ya hidup untuk Tuhan dan mati, mati untuk Tuhan. Hidup dan mati milik Tuhan. Kita bukan kepunyaan sendiri melainkan kepunyaan Tuhan, maka keliru jika kita menjauhi kehendak Tuhan dalam diri kita. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, maka jangan sampai akal atau kehendak kita menguasai rencana dan perbuatan kita. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, maka jangan menentukan usaha mencari apa yang akan berguna menurut daging sebagai tujuan kita. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, maka hendaknya kita dapat melupakan kepentingan diri sendiri dan semua perkara kita. Kita ini kepunyaan Allah, maka sebaiknya kita mengabdi kepada Allah dalam kehidupan dan kematian kita. Serta hikmah dan kehendaknya menguasai segala perbuatan kita. Kristus mati untuk semua orang yang percaya entah yang lemah iman maupun yang kuat iman. Manusia jangan jadi hakim bagi sesama.
Masing-masing orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jika kita hidup untuk Tuhan, maka kita tidak memandang rendah diri sendiri ataupun menganggap diri lebih baik dari orang lain.
Ringkasan Khotbah : Ev. Elen Amalo, S.PdK.