Renungan Minggu Pertama Mei 2016

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

(1 Timotius 6:6-10)

 

Buku Anthoni De Melo, doa sang katak, diceritakan bahwa dua orang kakak beradik yang mendapat warisan dari ayah mereka, masing-masing mendapatkan 50% warisan. Sang kakak sudah berkeluarga, yang adik belum berkeluarga. Sang kakak merasa tidak layak mendapatkan 50%, dia selalu diam-diam memberi kepada adiknya, demikian juga adiknya yang merasa tidak layak mendapat 50% dibandingkan dengan kakaknya yang lebih membutuhkan.

Ada satu kata yang beberapa kali disebut di dalam pembacaan, yaitu kata cukup. Namun, arti kata ini bisa dimaknai berbeda. Ukuran cukup tidak bisa diprediksi, dan sulit untuk ditakar dengan jelas. Seringkali kita melihat hidup di dalam berkecukupan, tetapi masih begitu banyak orang yang hidup di dalam kekurangan. Keadilan sering kali manjadi tanda tanya jika diperhadapkan dengan orang-orang yang mengalami kekurangan.

Dalam ayat 6 berbicara antara ibadah dengan keuntungan. Kalau ibadah disertai rasa cukup akan memberikan keuntungan. cukup dalam bagian ini adalah cukup kalau ada makanan dan minuman. Kita sudah menikmati berkat dari Tuhan, apakah kita mau menjadi berkat kepada orang lain, bahkan untuk generasi mendatang. Terkadang kita memiliki mental rasa miskin, sehingga enggan untuk memberi karena merasa diri masih kekurangan.

Orang yang mampu berbagi adalah orang kaya, sedangkan orang yang tidak berbagi adalah orang miskin. Kita belajar kembali kepada firman yang selalu merasa cukup yang dimulai dengan perasaan. Orang yang kaya tidak dilihat seberapa banyak hartanya, tetapi dilihat dari kerinduan hati untuk mau memberi. Berapa banyak berkat yang Tuhan berikan, apakah kita mau berbagi untuk menjadi berkat bagi orang lain? Mari kita mengembangkan spiritualitas yang selalu merasa cukup. Amin

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Budieli Hia,M.Th

Comments

comments