Renungan Harian 14 April 2016

“ Kekudusan sebagai benteng kehidupan keluarga “

( 1 Tesalonika 4 : 1 – 12 )

Benteng raksasa didunia adalah tembok Cina yang dibuat oleh manusia, dan membutuhkan ratusan tahun untuk membangunnya. Tujuannya untuk menahan serangan musuh, dan ada menara pengintai untuk menjaga sehingga orang-orang yang tinggal disana aman karena tembok. Tapi orang-orang disana juga pernah diserang tiga kali karena menyuap penjaga dengan uang dan tawaran perempuan, karena orang-orang disana mengandalkan tembok dan lupa karakter orang-orang disana bisa membuat mereka dapat bahaya.

Isi surat diberikan untuk menentang kehidupan amoral di Tesalonika. Hubungan seksual dilakukan tidak dengan istri atau suami sendiri tetapi dengan siapa saja.

Kekudusan disini maksudnya menjauhi percabulan, pornografi, prostitusi, perzinahan, bukan sekedar permohonan kepada jemaat Tesalonika, tapi ketegasan untuk harus dilakukan. Saat ini banyak orang Kristen yang hidup dalam penjara dosa dan tidak berdaya. Banyak anak muda yang menolak didikan ajaran Kudus :

  1. Perbaiki relasi hidup antara manusia, kita dituntut untuk memiliki martabat hidup yang lebih tinggi. Tidak berlaku sama dengan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan.
  2. Perbaiki relasi hidup dengan Allah, dan sadar bahwa dalam situasi apapun Allah selalu melihat dan memperhatikan hidup kita, benar atau salah.
  3. Kekudusan menuntun kita pada berkat Allah, orangtua adalah patokan hidup bagi anak-anaknya. Saat ini banyak anak muda yang tidak suka firman dan tidak suka berkomunikasi dengan orangtua. Mazmur 128 “setiap orang yang hidup dihadapan Tuhan, pasti keturunannya terus diberkati”.

Mari kita belajar mengubah keluarga, mulai dari kita sebagi suami, istri atau anak. Dosa percabulan dapat menyerang dan menjerat siapapun. Bagaimana respon kita ?. Seberapa besar benteng pertahanan yang kita bangun untuk melindungi keluarga kita. Sejauh mana kekudusan yang telah kita jalani. Kekudusan harus dijadikan benteng yang kokoh dalam menjaga keutuhan keluarga lebih kokoh dari tembok besar Cina.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Deasy Tatengkeng, S.Th

Comments

comments