Renungan Minggu Ketiga Maret 2016

Hidup yang bermakna bagi Tuhan

(Kisah para Rasul 2: 1-13)

            Sesuatu yang baik menurut kita belum tentu baik dalam pandangan orang lain. Murid-murid yang berbuat baik memuliakan Tuhan malah dikatakan mabuk anggur oleh orang lain. Kalau kita berbuat baik kemudian disalah mengerti oleh orang lain tidak apa-apa teruslah berbuat baik.

            Hari Pentakosta adalah hari pencurahan Roh Kudus, lahirnya gereja. Ada 3 hari raya penting bagi orang Yahudi yaitu:

  1. Hari Raya Paskah memperingati pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir
  2. Hari Raya Tabernakel
  3. Hari Raya Pentakosta memperingati pemberian Taurat Musa, Pesta Panen Gandum, membawa hasil panen mereka yang mereka dapatkan dari Tuhan dan dikembalikan kepada Tuhan.

            Pada hari Pentakosta, murid-murid menerima Kuasa Roh Kudus untuk memberitakan karya-karya besar Allah, bukan dipenuhi Roh Kudus untuk menceritakan kehebatannya. Murid-murid dapat berbicara dalam bahasa lain untuk meyakinkan orang dari bangsa lain untuk percaya. Lewat peristiwa Pentakosta Allah menunjukkan bahwa yang tidak mungkin menjadi mungkin. Bahasa Roh adalah karya Roh kudus.Pentakosta adalah karya Allah untuk membuat orang mengerti dan percaya karna itu tidak dapat disangkali bahwa karya Roh kudus bagi tiap-tiap pribadi berbeda-beda, tidak sama.

            Pentakosta harusnya menjadi kesempatan periksa diri, apakah kita sedang mempercayakan kuasa Allah untuk memberitakan perbuatan-perbuatan baik Allah bagi kita. Mari kita meletakkan cermin kehendak Allah didepan kita untuk melihat diri kita dan memperbaiki apa yang salah, yang masih kurang atau yang tidak benar. Dengan demikian kita dapat melakukan pesan Firman Tuhan bagi kita yakni hidup yang bermakna bagi Tuhan. Amin

 

Ringkasan Khotbah Pdt. Laaser De Haan, Sm.Th

KU Agape 08 JUni 2014

Comments

comments