Renungan Minggu Kedua Maret 2016

“DIMANAKAH AKU MENEMUKAN KELEGAAN”

(MATIUS 21 : 12-17)

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi, kalau minggu lalu kita berbicara tentang “Berbahagialah Orang Yang Membawa Damai” itu berarti bahwa orang yang membawa damai itu yang bahagia, bukan cari damai, mencari damai hanya pada Yesus, setelah mendapatkan damai bawalah damai itu kemana-mana. Sedangkan minggu ini kita berbicara tentang “Dimanakah Aku Menemukan Kelegaan”orang yang sudah membawa damai apakah dia bisa membawa kelegaan / tidak bagi orang lain.

Kita masuk dalam teks dan konteks dari bacaan ini, pembacaan ini mengatakan kepada kita bahwa hukum pada saat itu mengatakan kalau orang Israel berbuat salah, ia harus mengadakan korban persembahan kepada Allah, Sebab itu orang Israel membutuhkan binatang darat dan burung untuk dikorbankan kepada Allah, beberapa orang menyediakan bagi kaum ziarah baik berupa uang maupun binatang yang perlu untuk persembahan. Catatan dalam Alkitab mengatakan bahwa di Bait Allah orang-orang menyediakan hewan-hewan ini untuk dipakai sebagai korban kepada Allah. Separuh orang Israel tidak mempunyai binatang dan para pedagang dipelataran Bait Allah itu menolong orang yang datang dari jauh dengan menyediakan hewan yang akan dipersembahkan sebagai korban kepada Allah.

Pelataran Bait Allah ada kandang tempat hewan yang akan dipersembahkan dapat dibeli dan meja tempat mata uang asing dapat ditukarkan dengan mata uang syikal untuk dipersembahkan. Yesus dengan tegas menyucikan Bait Allah yang membuat anak-anak kembali menyuarakan Hosana di dalam Bait Allah ketika menanggapi para imam yang tidak menyetujui peristiwa itu.

Saudara-saudara yang Tuhan Yesus kasihi, kita masuk dalam perenungan Firman Tuhan ini dan kita akan mulai perenungan Firman Tuhan dengan :

1). Para Pedagang : Adat yang sesuai dengan hukum itu banyak disalah-gunakan oleh para pedagang, pertanyaannya adalah bagaimana kita memperoleh kelegaan itu kalau orang-orang menyalah-gunakan setiap adat istiadat atau tata cara ibadat untuk sesuatu yang tidak berkenan bagi Dia. Waspadalah pada semangat dan bentuk ibadah yang berpusat pada keinginan manusia dan bukan kehendak Allah.

2). Para Imam dan Ahli Taurat memberikan ijin bagi para pedagang. Para Imam dan Ahli Taurat jengkel dengan Mujizat yang Yesus buat dan seruan Hosana dari anak-anak. Mereka iri pada Yesus karena Yesus bisa membuat Mujizat dan Yesus dipuji. Apa gunanya nampak saleh jikalau rohaninya mati? Kekristenan yang tidak memprioritaskan persekutuan dengan Tuhan akan mengalami kegagalan Rohani, walaupun nampaknya hidup,tetapi pada hakikatnya mati.

3). Bait Allah : dengan mencemarkan Bait Allah sama juga mereka merendahkan Allah Bapa sendiri. Bait Allah adalah tempat umat-Nya berdoa dan bertemu dengan Allah, Bait Allah adalah rumah yang disediakan bagi umat untuk memprioritaskan Allah, tetapi mereka telah menjadikan Bait Allah untuk memprioritaskan materi. Persoalannya adalah kejahatan dan penyelewengan besar-besaran menyusup ke dalam Bait Allah melalui perbuatan orang-orang yang mengambil untung melalui ibadah sehingga tempat ibadah menjadi tercemar akibat terjadinya jual beli dan tukar-menukar uang di Bait Allah. Bait Allah adalah Rumah Doa ( tempat penyembahan dan memberikan persembahan dan tempat berdoa serta mendengarkan firman Tuhan).

4). Yesus mengasihi orang lemah dan tak berdaya, Tuhan Yesus tidak hanya menentang penyalahgunaan Bait Allah seperti ini, Ia ingin mengembalikan fungsi Bait Allah sebagai Rumah Doa. Dia mengusir semua orang yang berjual beli keluar dari Bait Allah, Dia lalu mengundang mereka yang buta dan timpang untuk masuk. Yesus menyembuhkan orang-orang buta dan timpang, orang-orang buta dan orang-orang timpang tidak boleh masuk ke dalam istana Daud (2samuel 5 : 6-8) tetapi mereka diizinkan masuk ke rumah Bait Allah, sebab kehormatan dan keagungan Bait-Nya tidak terletak pada segala kemegahan yang bisa ditemui dalam istana para raja.

5). Orang Buta dan Timpang dan Anak-anak adalah sekelompok orang yang tidak diperhitungkan dan sekarang mereka beroleh kelegaan. Kristus lebih memilih orang-orang buta dan timpang dari pada orang-orang yang berjual beli, Kristus melawan parah Imam yang salah dan memihak pada anak-anak karena anak-anak itu ada di Bait Allah, anak-anak itu bersorak, Hosana Bagi Anak Daud dan Tuhan Yesus mau mendengarkan seruan mereka. Amin

Ringkasan Khotbah Pdt. Anthonetha Manobe,S.Th

Comments

comments