Renungan Minggu Kelima Januari 2016

“PENGAMPUNAN”

(MATIUS 18: 21-35)

Mengampuni, mengampuni lebih sungguh, karna Tuhan yang lebih dulu mengampuni kita. Ketika kita melihat teks bacaan firman Tuhan ini hal mengenai pengampuan sangat penting. Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang hal pengampunan ini kepada Petrus, ketika Petrus dengan sangat bangga menanyakan kepada Tuhan, Tuhan saya harus mengampuni saudara saya yang bersalah kepada saya itu berapa kali, 7 kali kah? Tetapi Yesus menjawab Petrus bukan 7 kali tetapi 70 X 7 kali. Tetapi bukan soal angka 490 kali, tetapi menyangkut sebuah kesempurnaan bahwa pengampunan itu harus mengampuni sampai sempurna secara terus menerus. Ada utang yang harus dilunasi, tetapi bukan soal utang uang, melainkan utang dosa, karna pengampunan berkaitan dengan kerajaan sorga. Jadi siapa yang tidak bisa mengampuni, maka ia tidak akan masuk dalam kerjaan sorga.

Apa pentingnya mengampuni

  1. kenapa harus mengampuni, karna ketika kita tidak mengampuni kita berdoa maka kita berdosa kepada Tuhan (matius 5:23-24).
  2. ketika kita tidak mengampuni maka kita tidak akan memahami karya penebusan kristus di atas kayu salib (paskah tanda kemenangan).
  3. kenapa kita harus mengampuni dan berdamai? karna kalau kita tidak berdamai dan mengampuni maka merusak kesatuan Tubuh Kristus (bait Allah).
  4. Ketika kita tidak mengampuni maka kita memberi kesempatan kepada iblis untuk menguasai kita untuk melakukan hal yang tidak

Apa hasil dari pengampunan: hasil dari pengampunan itu adalah kita dibebaskan dari kemarahan, kebencian, kepahitan, dan keinginan untuk membalas dendam. Hati kita dipulihkan oleh Roh Kudus maka berkat Tuhan akan mengalir kedalam hidup kita karena kita sedang hidup dalam ketaatan dan kedamaian. Setelah kita mengetahui hasil dari pengampunan maka ada beberapa catatan mengenai Prinsip dari pengampunan yaitu:

  1. Prinsip dari Pengampunan itu adalah: pengampunan membuat orang hidup dalam perdamain, sedapat-dapatnya kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang (roma 12: 18-19). Prinsip utama ketika kita mengampuni, kita harus melangkah secepat mungkin dan sejauh mungkin menuju perdamaian dengan orang yang bersalah pada kita. prinsip ini tidak berarti kita tidak boleh menetapkan batas-batas untuk melindungi diri sendiri atau orang lain dari terluka atau merasa dilecehkan.
  2. Prinsip pengampunan itu melepaskan kita dari Kepahitan karna kepahitan menghasilkan penghakiman: kepahitan, kemarahan dan sakit hati bukan hanya untuk merusak hati kita, namun juga akan memberikan kesempatan bagi kita untuk melakukan penghakiman kepada orang lain. Jika sudah masuk kedalam penghakiman akan kembali lagi kepada kepahitan dan kemudian kepahitan kembali lagi kemarahan dan seterusnya.

Bagaimana kita dapat melakukan Proses dari mengampuni, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam proses mengampuni:

  1. Persiapan : kita perlu menghadapi kenyataan bahwa orang lain bersalah, dan hati kita sangat terluka karena kesalahannya (sadar hal ini). Kita perlu datang kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya supaya Tuhan mempersiapkan hati kita untuk mengampuni (jadi kalau bisa mengampuni itu karena Tuhan yang berkerja dalam Hati kita).
  2. Pengampunan sebagai pelepasan: kita harus melepaskan perasaan negatif terhadap orang lain (kemarahan, kebencian, kepahitan, dsd). Kita harus melepaskan hak untuk membalas dendam tetapi kita berdo’a untuk Tuhan yang membalas, kita harus melepaskan sikap menghakimi yang telah kita lakukan terhadap orang lain.
  3. Pengampunan sebagai pertukaran kado antara manusia dengan Tuhan: kita membuka hati kita dan menyerahkan perasaan negatif dari hati kita kepada Allah. Kita mengundang Roh Kudus untuk memenuhi hati kita dengan sukacita, damai sejahtera, dan kasih.

Penting sikap dari orang yang diampuni adalah :ayat 31-34. Perubahan sikap mengoreksi diri, apa yang membuat orang marah kepada kita atau kita marah kepada orang lain, hargai pengampunan dan Hidup dengan lebih baik supaya hidup kita menjadi suka cita bagi keluarga kita, orang lain, dan terutama bagi nama Tuhan. Amin

Ringkasan Kotbah : Anthonetha Manobe, S.Th

Comments

comments