Renungan Harian 22 September 2015

Menjadi Anak-anak Yang Taat

1 Petrus 1 : 14a

“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat…”

Syalom Sahabat Agape…

Dalam hidup ini,kita semua terlahir sebagai anak.Bahkan kakek dan nenek yang sudah renta sekalipun berasal dari anak-anak.Orangtua yang bersikap keras dan cenderung overprotektif pun sudah melewati masa kanak-kanak mereka.Para pemimpin negara,pengusaha,tukang kayu atau apa pun profesi yang di geluti saat ini,mungkin sebagian besar berasal dari cita-cita di masa kanak-kanak.

Banyak hal yang harus dilewati seorang anak untuk mencapai kedewasaan nya,baik kedewasaan mental,rohani mau pun fisik.Percayalah…itu tidak mudah.Anak-anak cenderung mengalami masa-masa yang sulit dalam pertumbuhannya,karena sering diabaikan,disepelekan,dianggap mahluk lemah dan tidak mempunyai hak apa pun untuk mengambil keputusan bagi dirinya sendiri.Semua ditentukan oleh orang dewasa disekitar mereka.

Sahabat Agape,sebagian besar dari kita tentu pernah merasakan hal-hal diatas,baik sahabat kanak-kanak,sahabat remaja dan pemuda,maupun sahabat yang telah menjadi orangtua sampai lanjut usia.Bagi Sahabat Agape kanak-kanak dan masih dalam perlindungan orangtua,mungkin sahabat merasa tertekan karena terlalu dikekang dan tidak diberi kesempatan untuk berpendapat dalam lingkungan keluarga,tidak diijinkan membuat pilihan-pilihan dan memiliki orang tua yang selalu bersikap keras seperti sipir penjara.:) Tetapi satu hal yang bisa sahabat lakukan,adalah menjadi taat sesuai firman Tuhan.

Kita semua adalah anak-anak Allah,yang berada dibawah pengawasan mata Allah.Pandangan-Nya tidak pernah lepas daripada kita,karena Ia begitu mengasihi kita.Ia bukan Bapa yang bersikap keras dan tidak memberi kita pilihan dalam hidup ini,melainkan Ia adalah Bapa yang Mahapengasih,lemah lembut dan berlimpah kasih setia.Ia memberi kebebasan bagi kita anak-anak Nya untuk membuat pilihan-pilihan yang kita anggap baik dalam hidup ini.Jika sesekali Ia “menghajar” kita,maka itu bukan lah dimaksudkan untuk membinasakan kita,melainkan untuk menyadarkan kita dan membawa kita kembali dekat pada-Nya.

Saya tidak akan pernah lupa perumpamaan tentang domba yang hilang.Bagaimana Yesus meninggalkan 99 ekor domba lainnya,dan mencari domba tersebut.Tentunya domba itu adalah domba yang nakal,kerasa kepala,pemberontak dan tentu saja Tidak Taat.Tetapi karena Yesus begitu mengasihi domba tersebut,maka Ia bersedia mencari dan menemukannya kembali,sekalipun hanya seekor domba kecil,dan Ia masih memiliki banyak domba lainnya.Domba itu adalah kita,anak-anak yang tidak taat.Jangan kita sia-siakan kasih dan kemurahan Allah dalam hidup kita,dalam menjalani fungsi dan tugas sebagai anak,sebagai orangtua,dalam dunia kerja,apa pun itu,selalu jadilah anak-anak yang taat sesuai firman Tuhan.Amin.

 

Sebagai domba yang tidak taat,kita semua tentu pernah jatuh tergelincir dan menggantung dipinggir jurang,tetapi ingat..jika kita masih bisa hidup sampai saat ini,itu karena Allah bersedia membahayakan diri-Nya sendiri untuk menyelamatkan kita,bahkan sampai ke jurang maut sekalipun.

Oleh Admin Sekretariat

Comments

comments