Renungan Harian 11 September 2015

ADAKAH ILAH-ILAH LAIN DIDUNIA ?

 

Keluaran 12:12 “Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.”

Hal pertama yang harus dimengerti adalah Allah tidak mengakui keberadaan adanya ilah-ilah lain. Adanya ilah-ilah tidak pernah diakui oleh Allah, tetapi manusia. Manusia yang menciptakan bagi dirinya semacam ilah-ilah lain. Menurut Calvin, hal ini terjadi oleh karena pada dasarnya manusia memiliki seed of religion atau benih-benih ilahi di dalam dirinya. Ia membutuhkan suatu rasa ilahi bagi dirinya.

Akibat kejatuhan dalam dosa, seed of religion ini menjadi rusak. Ditunggangi oleh dosa, seed of religion melahirkan rupa-rupa allah yang coba dibentuk oleh manusia berdosa. Menurut tradisi Yahudi, kepercayaan terhadap ilah-ilah ini juga merupakan penyembahan terhadap malaikat-malaikat yang memberontak terhadap Allah disurga yang akhirnya dibuang oleh Allah. Namun tetap saja malaikat-malaikat itu bukanlah allah.

Munculnya ilah-ilah lain ini ditentang oleh Allah. Maka itu, di dalam Perjanjian Lama, untuk menyatakan kehadiranNya, Allah juga menyatakan namaNya untuk dapat membedakan diriNya dengan kepercayaan kepada ilah-ilah buatan manusia itu. Tujuan lain penyataan nama Allah adalah agar : 1) umatnya dapat mengenal diriNya dan 2) berelasi denganNya. Berelasi dengan Allah melalui nama yang spesifik itu penting bagi umat Israel pada waktu itu. Kepercayaan agama-agama kafir (pagan religion) meyakini bahwa penggunaan nama seorang dewa dapat membuka akses untuk dimanipulasikan kekuatannya.

Penyataan Allah untuk menentang ilah-ilah pada waktu itu bukan untuk menentang mereka, melainkan menentang keyakinan dari manusia berdosa dan menyatakan kebenaran tentang Allah yang sejati dan Esa (Monotheism). Maka itu, membaca Keluaran 12:12, bukan memaksudkan Allah yang mengakui keberadaan ilah-ilah lain, melainkan untuk membuktikan kuasa Allah yang melebihi kepercayaan-kepercayaan mereka yang salah dan seharusnya berbalik kepada Allah.

Penciptaan akan allah oleh manusia akibat seed of religion di dalam diri manusia tidak hanya menjangkiti bangsa-bangsa sekitar Israel atau dunia timur dekat kuno (Ancient Near East) pada waktu itu. Hingga hari ini, penyakit itu terus menggerogoti umat manusia. Tanpa sadar, seringkali kita menciptakan ilah-ilah kita sendiri dan menggantungkan hati kita kepada ilah tersebut. Tanpa sadar, seringkali hati kita masih terpaut dengan ilah-ilah lain buatan sesama kita dan lebih percaya kepada patung daripada Allah yang telah menyatakan diriNya langsung di dalam Alkitab. Pertanyaannya adalah dimanakah saat ini hatimu berada? (Josua J. Sengge)

 

Comments

comments