Renungan Harian 2 September 2015

SIAPAKAH AKU INI ?

Baca Firman Tuhan | 1 Korintus 6 : 19 – 20

Sebagai orang percaya, kita harus menemukan jawaban yang benar untuk menjawab pertanyaan di atas yaitu; “Siapakah aku ini . . ?”. Sebab bila kita tidak mengerti siapakah diri kita yang sesungguhnya, maka hidup yang kita jalani saat ini akan menjadi sia-sia.Firman Tuhan dalam 1Korintus 6: 19 – 20, memberi jawaban atas pertanyaan ini,yang membuat kita menyadari saat ini bahwa ternyata hidup kita sudah bukan milik kita lagi, tetapi kita adalah milik Kristus Yesus Tuhan sepenuhnya, karena kita telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.

Jadi apabila saat ini kalau kita masih merasa memiliki diri kita sendiri, maka kita telah berbuat kesalahan yang fatal, apalagi kalau kita mengaku sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, namun tidak menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Dia yang telah membeli dan membayar dengan lunas seluruh hidup kita, supaya kita menjadi milik-Nya.

Dengan menyadari siapakah diri kita ini maka;

1.  Hidup yang kita jalani saat ini harus seturut dengan kehendak Tuhan dan tidak lagi hidup dalam keinginan diri sendiri.

2.  Menjaga hidup ini supaya tetap tinggal dalam kesucian dan kekudusan Allah, dan menanggalkan semua hal  yang cemar, yang hanya penuh dengan hawa nafsu dunia, karena tubuh kita adalah bait Roh Kudus.

3.  Kita harus tunduk sepenuhnya dalam pengaturan Tuhan, sebagai seorang hamba yang taat dan setia.

4. Tidak lagi hidup untuk kepentingan diri sendiri, tetapi hidup untuk kepentingan Kerajaan Tuhan, yaitu menjadi berkat bagi banyak orang.

Sekarang yang menjadi pertanyaan penting yang harus kita sadari adalah; “Apakah untungnya bagi Tuhan sehingga Ia mau membeli dan membayar hidup kita dengan memberikan nyawa-Nya supaya kita bisa menjadi milik-Nya ?”.

Sesungguhnya tidak ada keuntungan sesuatu apapun bagi Tuhan saat Ia mau membeli hidup kita dengan sebuah harga yang sangat mahal, yaitu dengan darah-Nya yang kudus yang tak bercacat dan tak bernoda, bahkan Ia rela memberikan nyawa-Nya, hanya dengan satu tujuan yaitu supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan memperoleh hidup yang kekal.

Ini adalah sebuah kasih karunia yang tak ternilai harganya, sebab ternyata Tuhan mau membeli hidup kita bukan untuk kepentingan dirinya, tetapi karena belas kasihan Tuhan atas kita. Tuhan tidak ingin melihat manusia yang adalah ciptaan-Nya pada akhirnya harus binasa dalam api neraka yang kekal.

Lalu kalau Tuhan saja berpikir untuk kepentingan hidup kita dalam kekekalan, bagaimana mungkin kita saat ini masih hidup dalam dosa dan kecemaran, dan tidak merasa takut dan gentar dihadapan Tuhan ?.

Padahal dengan menyadari siapakah kita ini, maka seharusnya kita hidup hanya untuk memuliakan Tuhan dalam seluruh hidup kita. Bahkan dengan tubuh yang kita diami saat ini semuanya harus hanya untuk hormat dan kemuliaan Tuhan.

Satu hal yang tidak dapat kita pungkiri bahwa sampai detik ini seringkali kita masih hidup mengikuti keinginan hati kita sendiri. Seringkali kita masih ingin memiliki hidup kita sendiri dan belum mau sepenuhnya memberikan hidup ini kepada Tuhan. Padahal yang sesungguhnya hidup kita bukanlah milik kita lagi tetapi telah menjadi milik Kristus Yesus Tuhan.

Kalau kita masih ingin memiliki diri kita sendiri, sebenarnya kita telah mencuri apa yang bukan menjadi hak milik kita. Dengan mencuri kehidupan yang seharusnya menjadi milik Tuhan, dan tetap hidup menurut keinginan hawa nafsu dunia ini, maka sebenarnya tanpa sadar kita sedang mengarahkan diri kita berjalan menuju kegelapan abadi dimana pada akhirnya akan terbuang dari hadapan Tuhan kedalam api neraka.

Sebenarnya kita bukan saja tidak lagi memiliki diri ini, tetapi selama kita hidup di dunia ini-pun, tidak ada seorang manusiapun yang tahu, kapan waktu Tuhan akan tiba atas hidupnya. Ini artinya kematian dapat menjemput setiap orang kapan saja dan dimana saja. Lalu bagaimana bila waktu Tuhan tiba detik ini juga atas diri kita, sementara kita masih tinggal didalam kecemaran dosa, dan tidak sempat untuk bertobat ?

Satu hal yang harus terus kita ingat bahwa, upah dosa adalah maut. Jadi selama kita masih bernafas saat ini, jangan pernah menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan yang telah diberikan kepada kita. Belas kasihan Tuhan yang telah dinyatakan kepada kita haruslah kita terima dengan ucapan syukur yang tiada henti-hentinya.

Dunia hanya menawarkan apa yang menjadi kesenangan sesaat saja, tetapi pada akhirnya semua akan sia-sia. Untuk apa semua kesenangan dunia ini kalau akhirnya sia-sia. Bahkan apabila kita bisa memiliki dunia ini dengan segala kesenangannya, dan mungkin kita masih ingin hidup seribu tahun lagi, tetapi pada akhirnya binasa, apakah kita harus menjadi orang yang sebodoh itu ?.

Masa hidup kita hanya 70 tahun itu yang Firman sudah katakan ( Mazmur 90:10), bahkan kalau kita masih bisa hidup lebih dari 70 tahun, kesukaannya adalah kesukaran dan penderitaan, lalu semuanya berlalu dan hilang lenyap.

Masih maukah kita menyia-nyiakan hidup kita hari ini ? Keputusannya ada pada diri kita pribadi lepas pribadi. Menyia-nyiakan hidup hari ini berarti akan masuk kepada kebinasaan kekal, tetapi meresponi kasih karunia yang telah Tuhan berikan maka pada akhirnya akan membawa kita masuk dalam kerajaan Bapa di Sorga dan mengecap sukacita Sorgawi yang kekal. Amin.

 

Disadur Dari Renungan Harian Pelita Hidup

Comments

comments