Iman Seperti Anak Kecil
Matius 18:10
Seringkali iman anak kecil adalah harta yang “seolah” kita tinggalkan saat kita makin dewasa, saat karir kita makin hebat dan kita dipenuhi dengan segala metode manajemen dan analisa ekonomi yang rumit.
Krisis ekonomi akibat kredit macet perumahan di Amerika, mengguncang sendi-sendi perekonomian dunia. Perusahaan – perusahaan besar yang mungkin tidak pernah terbayangkan akan goyah, ternyata goyah juga. Orang yang kita kira pintar ternyata gagal juga. Banyak orang mulai kuatir, memikirkan pekerjaan mereka, investasi mereka, masa depan mereka, dan lain-lain. Kekuatiran kita menggunung dan menghalangi mata iman kita untuk melihat bagaimana Allah memelihara kita seperti Dia memlihara burung pipit. Iman yang mungkin rasanya mudah kita peroleh waktu kita kanak-kanak.
Terkadang pengetahuan kita yang tingi dan rumit menambah rasa kuatir kita, gantinya percaya pada Tuhan, kita menerima tekanan kekuatiran dan kegelisahan dari dunia. Tentu baik untuk belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan setinggi mungkin, akan tetapi biarlah kita bisa selalu percaya kepada-Nya, dengan iman yang sederhana, teguh, dan tidak tergoncangkan keadaan dunia. Iman yang sederhana itu, iman seorang anak kecil.
Rahasia terdalam tidak akan gagal dipahami oleh iman sederhana seorang anak kecil.
Disadur dari Renungan Harian Kristen