JIKA ORANG MATI TIDAK DIBANGKITKAN
Apa yang ditawarkan terlihat seperti sebuah realitas hidup yang wajar, dan itulah yang menjadi perangkap bagi banyak orang sehingga hidup mereka terjebak untuk menikmati tawaran tersebut, dan lupa bahwa sebenarnya apa yang dunia tawarkan saat ini adalah sebuah kehidupan yang tak memiliki nilai kekal.
Gaya hidup manusia saat ini menunjukan bahwa ada sebuah pemikiran yang dianut oleh mereka yaitu, “hidup ini untuk dinikmati, jadi buat apa dibuat sulit” tetapi mereka lupa satu hal bahwa setelah kematian masih ada kebangkitan, dan semua orang akan mempertanggugjawabkan hidupnya dihdapan Tuhan.
Itulah yang membuat Paulus mau mempertaruhkan hidupnya, bahkan ia rela berjuang melawan binatang buas sekalipun, dan baginya kalau perjuangannya itu hanya untuk sesuatu yang tidak berguna maka untuk apa semuanya itu, tetapi ia sungguh menyadari bahwa perjuangannya itu akan memiliki dampak kekal, yaitu memasuki kehidupan yang sesungguhnya.
Firman Tuhan katakan didalam I Korintus 15:32 Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati”.
Disini kita bisa melihat bahwa ada sebuah pemikiran yang berbeda dari Paulus, dengan manusia dunia pada umumnya, dimana manusia dunia memikirkan apa yang bisa ia nikmati saat ini, tetapi Paulus memiliki pandangan dan pola pikir sangat jauh berbeda, dimana yang ia persoalkan bukan soal makan dan minum hari ini, tetapi ia mempersiapkan sebuah pertanggungjawaban hidup supaya nanti dibalik kematian yaitu ketika orang mati dibangkitkan Tuhan menemukan dia sebagai hamba yang berkenan.
Sesungguhnya setiap orang percaya harus memiliki pola pikir seperti ini, yaitu mempersiapkan sebuah kehidupan yang bernilai tinggi, bernilai kekal, yang akan membawa setiap orang percaya kepada sebuah kesenangan hidup yang tiada berujung, dan untuk mendapatkan hidup yang bernilai tinggi dan bernilai kekal tersebut, kita harus mau mematikan segala bentuk keinginan hati untuk kenikmatan hidup dunia saat ini yang hanya bersifat sementara.
Disinilah setiap orang percaya harus memiliki kepekaan roh untuk membedakan mana kehidupan yang bernilai tinggi atau benilai kekal, dan mana kehidupan yang tidak memiliki nilai kekal atau yang sia-sia.
Setiap orang percaya harus berani mengambil resiko untuk tidak menikmati hidup yang ditawarkan dunia saat ini, sebab apa yang dunia tawarkan saat ini tidak benilai apa-apa, sebaliknya akan membuat kita meluncur menuju kebinasaan, setelah berada dibalik kematian.
Firman Tuhan katakan didalam I Korintus 15:33 Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Pergaulan yang buruk disini artinya pergaulan dengan dunia, pergaulan yang hanya membuat kita tidak lagi memiliki waktu untuk membangun persekutuan dengan Tuhan. Padahal membangun persekutuan dengan Tuhan yang intim setiap hari, harus menjadi gaya hidup atau warna hidup orang percaya.
Kalau orang percaya hanya berpikir jika hari ini kita masih hidup maka nikmatilah hidup ini, maka ia telah menyamakan kehidupannya sama dengan hewan yang hari ini hidup dan besok mati tanpa ada sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. Itulah kenapa Paulus katakan “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” artinya nikmati hidup saja karena setelah mati tidak ada lagi kehidupan.
Yang menjadi persoalannya sekarang adalah masih ada kebangkitan orang mati, artinya masih ada kehidupan baru dibalik kematian itu, bahkan seperti yang sudah seringkali saya katakan, inilah kehidupan yang sesungguhnya.
Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita harus benar-benar serius mulai mengubah arah hidup kita, jika yang kita inginkan adalah menikmti hidup di kekekalan. Tutuplah mata dan hati kita untuk kesenangan dunia saat ini, dan bukalah mata dan hati kita untuk berjalan dalam kebenaran Tuhan, dan mulai membangun persekutuan dengan Tuhan di sisa umur kita yang masih ada.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin.
Disadur dari Renungan Kristen Hari Ini