Renungan Harian 17 April 2015

Sebuah Alasan untuk Tersenyum

Sukacita, itu membuat orang-orang ingin tahu apa rahasia Anda. Namun, sukacita bukanlah merupakan rahasia bagi orang Kristen yang percaya. Ketika kita memilih untuk bertumbuh lebih dekat kepada Allah, tinggal dalam karakter dan ketetapan-Nya, sukacita akan ditumpahkan ke dalam hidup kita sehingga orang lain tidak dapat berbuat apa-apa selain memperhatikannya.

Apakah Anda ingin menjadi seseorang yang penuh dengan sukacita? Pertanyaan yang konyol, bukan? Kita ingin hidup di atas semua persoalan-persoalan kita. Atau, memiliki sikap yang sangat baik. Atau, banyak tertawa. Namun, sukacita melampaui semua hal itu. Mari kita belajar dari firman Tuhan mengenai aspek-aspek yang menarik dari sukacita:

  1. Sukacita adalah buah-buah dari Roh Kudus. Lebih dari sekadar perilaku yang hebat atau semangat pantang menyerah, sukacita berasal dari Allah (Galatia 5:22). Sukacita kita bertambah seiring kedekatan kita dengan Kristus. Dan ketika dosa menjauhkan kita dari hubungan tersebut, dosa juga merampas sukacita kita (Mazmur 51:8,12).
  2. Sukacita tidak bergantung pada keadaan. Paulus menulis surat yang sering kali disebut orang-orang Filipi sebagai “buku sukacita”, dari sel penjara. Ia dikritik, dibuat lelah, dan tidak dimengerti. Namun, dibanding membiarkan keadaannya yang mengerikan itu menghambat firman Tuhan dan Roh Kudus (seperti yang sering disebutkan dalam Markus 4:19), Paulus memilih untuk berfokus pada sukacita akan pengenalan Kristus (Filipi 2:17). Suatu saat jika Anda membaca Filipi, gambarkan sel penjara Paulus … dan wajahnya.
  3. Sukacita adalah sebuah pilihan. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan.” (Yakobus 1:2) Beginilah kenyataannya, bacalah dengan hati-hati. Pencobaan-pencobaan yang menyakitkan dalam hidup memang tidak menggembirakan, namun ketika kita berjalan melaluinya, kita seharusnya dipenuhi dengan sukacita. Mengapa? Karena Allah yang baik sedang bertumbuh di dalam kita dan dalam situasi tersebut. Kita dapat mengalami sukacita yang sejati ketika kita berada dalam badai yang paling menakutkan, ketika kita mengisi hati dan pikiran kita dengan kebenaran tentang Allah.

Sukacita menjadi transaksi antara Anda dan Allah sehingga orang lain tidak dapat berbuat apa-apa selain melihatnya. Ini adalah kehidupan Allah yang meluap melebihi batas kehidupan Anda dan mengalir kepada kehidupan orang lain. Ketika Anda memercayai Kristus dengan segenap hidup Anda, Anda akan mengalami hidup-Nya dalam kelimpahan besar, dan hal itu tidak dapat berbuat apa-apa selain memberi Anda alasan untuk tersenyum.

 

Disadur dari Renungan Wanita Kristen

Comments

comments