Renungan Harian 9 April 2015

BIARLAH TUHAN YANG MENGEMUDIKAN HIDUP KITA…
Kita tidak pernah mempertanyakan ke mana sopir bus kota yang kita tumpangi akan membawa busnya. Tetapi kita sering mempertanyakan Tuhan, kemana Dia akan membawa hidup kita ?

Seorang ayah mengajak puterinya, Asa, 6 tahun, mengendarai mobil menuju ke sebuah museum. Sudah lama Asa menginginkannya. Si Ayah kebetulan hari itu mengambil cuti dan sengaja mengantar anaknya ke tempat yang sudah lama diimpikan Asa itu tanpa didampingi Bunda.

Di perjalanan, tak hentinya Asa bertanya kepada si Ayah, “Ayah tahu tempatnya?”, tanya Asa yang duduk di samping kemudi Ayah.

“Tahu, jangan kuatir …, ” jawab Ayah sembari tersenyum.
“Emang Ayah tahu jalan-jalannya ?”
“Tahu, jangan kuatir …”
“Benar, tidak kesasar Ayah ?”
“Benar, jangan kuatir …,” jawab Ayah tetap dengan sabar.
“Nanti kalau Asa haus, bagaimana ?”
“Tenang, nanti Ayah beli air mineral …”
“Terus kalau lapar?”
“Tenang, Ayah ajak mampir Asa ke restoran …”
“Emang ayah tahu tempat restorannya ?”

“Tahu, sayang …”

“Emang ayah bawa cukup uang ?”

“Cukup, sayang …”

“Kalau Asa pengin ke kamar kecil ?”

“Ayah antar sampai depan pintu toilet wanita …”

“Emang di musium ada toiletnya ?”

” Ada , jangan kuatir …”

“Ayah bawa tissue juga ?”

“Bawa, jangan kuatir …,” kata ayah sembari membelokkan mobilnya masuk jalan tikus, karena macet.

“Kok Ayah belok ke jalan jelek dan sempit begini ?”

“Ayah cari jalan yang lebih cepat … supaya Asa bisa menikmati museum lebih lama nanti …”

Tidak berapa lama, Asa kemudian tidak bertanya-tanya lagi. Giliran sang Ayah yang bingung,
“Kenapa Asa diam, sayang?”

“Ya, Asa percaya Ayah deh! Ayah pasti tahu, akan antar dan bantu Asa nanti!”

Kita ini seperti Asa si anak kecil ini. Kita bertanya banyak hal mengenai apa yang kita hadapi dan terjadi dalam hidup kita. Terlalu banyak khawatir apa yang akan kita hadapi. Padahal sesungguhnya Tuhan “sedang mengemudi” buat kita semua.

Kadang Ia membawa ke “gang sempit” yang barangkali tidak enak, tetapi itu semua untuk menghindari “kemacetan” di jalan yang lain. Kadang Ia memperlambat “kendaraan-Nya”, kadang mempercepat. Semuanya ada maksudnya.

Ada baiknya kalau kita menyerahkan hal-hal yang di luar jangkauan kita kepada-Nya. Biarkan Dia berkarya atas hidup Anda, biarkan Dia mengemudikan hidup Anda, sebaliknya fokuskan hidup Anda kepada hal-hal yang Anda bisa kerjakan di depan mata, dengan berkat kemampuan yang Anda sudah miliki.

Comments

comments