Renungan Harian 19 Januari 2015

Hati-Hati Dengan PHP (Pemberi Harapan Palsu) !

(Bacaan :Yeremia 28 : 5-9)

Anak-anak muda yang dikasihi Tuhan, setiap kita pasti memiliki pengalaman hidup masing-masing.Tentunya pengalaman hidup Si A tidak akan pernah sama dengan pengalaman hidup Si B,karena ada satu kalimat yang pernah saya dengar yaitu “beda orang beda pengalaman” danTuhan sudah mempunyai rencana yang indah bagi setiap masing-masing kehidupan kita serta Tuhan juga mengijinkan pengalaman-pengalaman hidup yang yang terjadi entah itu baik maupun buruk agar kita sebagai orang muda selalu bersyukur dan menaruh harapan hanya kepadaTuhan.

Secara sadar maupun tidak sadar,pasti kita pernah mengucapkan suatu janji kepada orang-orang yang kita kasihi,mungkin dalam kehidupan sehari-hari sebagai orang muda,kita pernah berjanji kepada orangtua agar ingin membanggakan mereka melalui pendidikan yang kita jalani, atau mungkin kita pernah berjanji kepada diri kita sendiri dalam artian berkomitmen untuk mencapai segala cita-cita atau impian kita dan menjadi orang yang berhasil,atau mungkin kita pernah berjanji denganTuhan? Kita pernah meminta “sesuatu hal” kepadaTuhan didalam doa kita. Lantas kira-kira apa yang kita pahami tentang hakikat dari “Janji” itu? Secara umum, janji itu adalah suatu kesepakatan antara kita dengan pihak lain, dan janji kita terhadap diri kita sendiri yang pada dasarnya harus ditepati.Selanjutnya,untuk lebih mengenal janji yang sesungguhnya maka mari kita belajar dari Firman Tuhan saat ini yang berkaitan dengan janji,dimanaTuhan menjanjikan pembebasan bagi umat Israel melalui tutur kata para Nabi.Salah satunya adalah Nabi Hananya dan juga NabiYeremia, didalam nats perenungan yang dapat di lihat didalamYeremia 28 : 5-9 ,yang berbicara mengenai Janji Tuhan.

Janji Tuhan kepada bangsa Israel di sampaikan melalui para nabi yang di utus oleh Tuhan pada saat itu. Janji itu dimulai dari kehidupan bangsa Israel yang pada saat itu berada dalam masa pembuangan di Babel, mereka mengalami tekanan, ditindas, dianiaya,sehingga mereka memberontak kepada penguasa Babel untuk segera melepaskan diri dari tekanan-tekanan dan berharap kepadaTuhan untuk membawa mereka keluar dari Babel.Dan didalam nats ini nampak seorang nabi bernama Nabi Hananya hadir ditengah-tengah umat Israel dan menyampaikan janji Tuhan bahwa sesegera mungkin mereka akan dibebaskan tepatnya pada tahun yang kedua. Akan tetapi perlu kita pahami bersama bahwa memang bangsa Israel ini akan segera dibebaskan, namun janji yang diucapkan oleh Nabi Hananya itu tanpa pimpinan dari Roh Tuhan. Mengapa demikian? Karena janji yang diucapkan itu berdasarkan pemahaman manusia,bukan berasal dari Tuhan. Tafsiran dari Nabi Hananya itu belum sepenuhnya memahami maksud Tuhan.Berbeda dengan janji yang di ungkapkan oleh Nabi Yeremia kepada Umat Israel yang akan dibebaskan sesuaidenganwaktu yang telah ditetapkan genap 70 tahun (Yeremia pasal 29 : 10).

Cerita dalam nats ini juga tidak berbeda jauh dengan kehidupan kita sebagai anak muda. Kehidupan kita saat ini juga dipenuhi dengan janji-janji. Janji Tuhan kepada kita selalu tepat pada waktunya dengan cara-cara yang tepat pula diluar dugaan pemahaman manusia. Kita adalah manusia berdosa yang lemah dan bahkan sepintar-pintar atau sehebat-hebatnya seseorang menyelami lautan luas, seseorang itu tidak akan mampu untuk menyelami pekerjaan Tuhan.Untuk itulah Janji yang telah diungkapkan oleh Hananya itu sama seperti orang yang memberikan harapan palsu (PHP) yang berdasarkan pemahaman manusia yang sangat menggoda kita untuk cepat-cepat keluar dari masalah,.Untuk itu kita sebagai orang muda Kristen juga dibutuhkan kepekaan hidup terutama terhadap maksud dan kehendak Tuhan, dan nikmati serta syukuri saja apa yang telah Tuhan berikan. Mari kita belajar dari Nabi Yeremia, walaupun secara logis menimbulkan beban bagi Bangsa Israel, karena mereka harus setia menunggu janji Tuhan itu selama tujuh puluh tahun ,(Yeremia 29:10) karena Yeremia adalah perantara yang hidup sesuai dengan perkataan Tuhan.. Janji yang ditawarkan Nabi Hananya adalah janji manusia. Sedangkan janji yang diungkapkan oleh Yeremia itu semata-mata berasal dari Tuhan. Kita sebagai manusia khususnya anak muda mungkin pernah berjanji kepada seseorang dan kemudian tidak menepatinya, kita merasa kecewa dengan hal itu, akan tetapi dalam renungan kita belajar bahwa apabila manusia melupakan janjinya, jangan pernah kecewa akan hal itu. Kecewalah apabila kita tidak setia pada janji Tuhan karena janji Tuhan selalu senantiasa setia dan tidak pernah mengecewakan kita. Amin.

Oleh Nuke Angelya

 

Comments

comments