header image
 

All posts in June, 2019

Bacaan:  Habakuk 3:1-19

 

Dalam hidup ini ketika menghadapi tantangan, ada dua respon yakni kemungkinan dia semakin dekat dengan Tuhan dan kemungkinan dia akan jauh dari Tuhan. Ketika Habakuk melihat bangsa Yehuda di jajah oleh Bangsa Babel yang kehilangan segala sesuatu dan semakin hari semakin miskin. Situasi ini sulit bagi mereka, maka nabi Habakuk berdoa kepada Tuhan. Habakuk tidak menyalahkan Tuhan, dia justru mempermuliakan Tuhan.

 

  1. Ayat 2 dan 3 Habakuk hidup dalam persoalan orang Yehuda tetapi dia datang kepada Tuhan. Habakuk ingin bahwa Allah yang telah membawa mereka dari Mesir akan terus menyertai mereka.
  2. Habakuk mulai menguraikan kekagumannya kepada Tuhan. Doa ratapan Habakuk dalam kesusahan ini dia tetap mengagungkan dan mempermuliakan Tuhan yang termulia. Ayat 16-19 Habakuk mengatakan bahwa semua yang Tuhan buat itu jelas untuk membawa manusia dekat kepada Tuhan. Nama Habakuk berarti merangkul atau memeluk dengan kasih. Sebagai nabi, dalam situasi sulit ini, dia menunjukkan sikap yang baik bahwa benar ada kesulitan dan tantangan, tetapi penyertaan Tuhan jelas ada bagi kita. Yehuda mendapat murka Allah? Karena mereka mengandalkan bangsa Asyur dan Babel, bangsa yang mereka andalkan, jsutru datang menyerang dan menjajah mereka dan membuat mereka semakin menderita. Karena itu Habakuk ajak mereka ujntuk tidak mengandalkan manusia, tetapi andalkan Tuhan dalam hidup ini.

 

Kita mungkin tidak mengalami kenyataan seperti yang dialami Bangsa Yehuda. Kita mungkin dalam keadaan baik-baik saja, tapi ingat, siap tidak siap, selama di dunia ini kita pasti akan menghadapi masalah, karena itu mari belajar dari bacaan ini:

  • Setiap orang percaya harus sadar bahwa ketika datang kepada Tuhan tidak dengan kesombongan, pengakuan akan Tuhan harus lebih besar dan penuh kerendahan hati. Kalau kita dapat kesempatan untuk naik (sukses) itu kesempatan untuk memuliakan Tuhan, sebaliknya kalau kita gagal dan turun (jatuh) itupun adalah kehidupan bersama Tuhan dan kita tidak protes kepada Tuhan.
  • Tuhan mengerjakan kebaikan bagi orang percaya sekalipun kita mengalami kegagalan. Kehidupan bersama Tuhan tidak selalu sukes, supaya kita tidak datang kepada Tuhan hanya untuk mendapatkan rejeki dan kesuksesan. Tuhan mau kita dekat dengan Tuhan supaya kita sadar bahwa kalau ada berkat itu cukup bagi kita.
  • Ibrani 12:5–8, Kalau kita ada dalam persoalan, mungkin kita sedang salah jalan dan Tuhan mau kita kembali ke jalan yang benar. Tuhan memperlakukan kita sebagai anak yang harus mendapat didikan supaya semakin hari semakin baik dan bukan anak-anak gampangan. Jangan anggap didikan Tuhan itu sebagai cambuk yang membuat kita jauh dari Tuhan. Tongkat dari Allah itu sebagai penuntun bagi kita untuk kembali kepada jalan Allah. Supaya jangan sampai kita menyebut nama Tuhan tetapi sikap dan tindakan kita jauh daripada Tuhan. Amin.

 

Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

images

 

*CLICK PADA TANGGAL UNTUK DAPAT MENDOWNLOAD WARTA JEMAAT

2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
6 3 3 7 5 2
13 10 10 14 12 9
20 17 17 21 19 16
27 24 24 28 26 23
 31  30
Jul Agt Sep Okt Nov Des
7 4 1 6 3 1
14 11 8 13 10 8
21 18 15 20 17 15
28 25 22 27 24 22
 29 29

 

Bacaan:  Matius 5 : 38 – 48

 

Semua orang punya visi besar untuk mengubah dunia tapi terkadang dia lupa bahwa untuk mengubah dunia harus dimulai dengan mengubah diri sendiri.

 

Ada 4 kebiasaan dunia yang di sorot oleh Yesus :

  1. Kebiasaan dunia suka membenci dan membalas dendam (ay. 38), mata diganti mata, gigi ganti gigi (hukum pembalasan). Mungkin hari ini kita tidak ada dalam situasi perang fisik yang saling membalas. Namun semangat pembalasannya mungkin masih terus dilakukan. Ketika kita menebar ujaran kebencian, bergosip tentang orang lain dan menjatuhkan orang lain. Yesus ingin kita memahami bahwa kejahatan yang dibalas dengan kejahatan hanya akan mendatangkan kejahatan yang tiada habisnya. Maka itu kejahatan hanya bisa berhenti dengan membalas kejahatan dengan mengasihi sesama.
  2. Kebiasaan dunia yang sering disorot juga adalah kebiasaan dunia yang kehilangan empati (ay. 41), Dunia hari ini mengajari kita untuk menjadi hakim bagi orang lain. Kita suka menilai orang dari luar tanpa mengenal atau mendengar tentang orang itu. sudah saatnya kita berhenti menjadi hakim dan lebih berempati dengan orang lain.
  3. Kebiasaan dunia yang hidup individualistis (ay.42). Semakin hari kita melihat orang–orang semakin individualistis, memikirkan dirinya sendiri. Egois dan tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain. Artinya tidak menutup mata bagi keadaan orang lain. Sebagaimana kehidupan jemaat mula-mula yang hidup saling berbagi (Kis. 2:44–47). Kehangatan kasih itu harus kita rindukan hadir dalam kehidupan berkeluarga dan gereja kita.
  4. Kebiasaan dunia yang tidak suka mengampuni (ay. 43), mengasihi orang yang mengasihi kita itu mudah, tapi biasa. Yesus mengajari orang percaya untuk mau mengasihi dan mengampuni orang yang bersalah pada kita. Hal ini dimulai dengan mendoakan orang yang kita benci.Berdoa adalah cara menyirnakan kebencian.

 

Dunia ini suka membenci, dunia ini sudah kehilangan empati, dunia ini individualistis, dunia ini tidak mengampuni. Untuk itu kita harus mengubah dunia dari 4 point tersebut karena :

  • Dunia ini tidak waras, untuk itu kita harus terus memberitakan Firman Tuhan agar dunia ini kembali waras.
  • Kita menjadi kesaksian bagi dunia ini. Tuhan mau kita hidup berbeda dari dunia ini, kita harus menjadi solusi Kristus di tengah–tengah dunia.

 

Mari kita sama-sama memiliki kehidupan yang mengasihi, menghibur, memberi dan menunjukkan kasih Kristus dimanapun kita berada. Amin.

 

Sdr. Jevin Sengge, S.Th