header image
 

All posts in May, 2019

Bacaan:  Efesus 5:1-21

 

Setelah kita percaya kepada Yesus, kita mempunyai status yang baru yakni sebagai anak-anak Allah. Sebelum kita percaya kepada Yesus, kita menjadi keluarga kerajaan dunia ini, tetapi setelah percaya kita menjadi keluarga kerajaan Allah. Orang yang percaya sudah dilahirkan baru dan memiliki status yang baru, maka kita harus tunduk dan taat pada kehendak Allah. Maka Paulus katakan jadilah penurut-penurut terhadap Allah… tunduk yang dimaksudkan adalah  sebagai Anak Allah kita harus meneladani Allah sebagai bapa kita. Hidup dalam kasih yakni menjadikan kasih sebagai yang utama, sebagai pola hidup. Kasih yang dimaksud adalah kasih Agape, kasih Allah yang di dalam Yesus Kristus. Kita biasa mengasihi karena ada alasan tertentu sehingga kita mengasihi seseorang, kasih Agape menunjukkan kasih yang tanpa banyak alasan.

Kita sudah hidup di dalam terang, kita sudah menjadi orang yang baru, kita memiliki status yang baru. Semestinya ketikka kita sudah melepaskan kehidupan yang lama, berpaling dari kehidupan lama, kita senang dengan kehidupan kita yang baru. Suatu tantangan bagi kita orang kristen yang turun temurun yakni kita tidak merasakan sesuatu yang baru di dalam hal-hal rohani sebagai rutinitas belaka. Hal-hal yang baru yang Tuhan mau kita buat karena keberadaan kita sebagai anak terang. Kita tidak menghargai hal-hal yang baru, kita masih sering-sering bermain dengan hal-hal yang lama. Kita tahu apa yang benar tapi kita tidak melakukan apa yang benar. Karena itu kita harus arif dalam melakukan segala sesuatu.

Kita harus mendoakan anak-anak Tuhan yang dipercayakan dalam pemerintahan, agar mereka memiliki integritas dan menunjukkan sikap sebagai anak Tuhan yang melakukan hal benar. Walaupun kita ada di tengah-tengah bangsa dan negara kita yang situasinya tidak menentu, bahkan terkadang kita takut menghadapi berbagai hal yang terjadi. Kita tidak pernah tahu akhir hidup kita. Waktu hidup kita ini singkat. Kalau kita tahu hal itu, kita harus bijak dalam hidup ini. Amin.

 

Pdt. Johari Yohanis, M.Th

Bacaan:  Ulangan 1 : 1 – 8

 

Tema ini menjadi penting oleh karena dunia sekarang berada dalam peralihan peradaban. Ada dua hal yang penting dalam peralihan peradaban dunia ini yaitu: Internet of things (semua hal berbasis internet), orang bisa menikah dengan robot yang menuruti kemauannya,  dan semua orang terhubung dengan internet. Bagaimana perkembangan peradaban ini kita semua dituntun oleh Firman Tuhan agar kita tidak saja berkembang secara intelektual, tetapi kita juga berkembang secara spiritual. Ketika dunia memasuki dunia memasuki pekembangan yang begitu canggih ini, Tuhan masih berada pada posisi yang tertinggi ataukah teknologi atau internet yang tertinggi.

 

Janji Tuhan kepada Abraham: Dudukilah negeri itu, engkau akan menjadi bangsa yang besar di tnanah itu, engakau akan memiliki keturunan seperti bintang di langit dan pasir di laut. Benar, 500 tahun kemudia, janji itu terwujud dalam diri bangsa Israel. Kepada semua orang percaya yang sakita Allah menjanjikan dua mujisat yakni Allah akan membangkitkan dia dari sakitnya, Tuhan sembuhkan dan mujisat yang kedua Tuhan mengampuni dosa-dosanya. Kita sebagai orang percaya meminta kedua-duanya tetapi kalau Tuhan hanya memberikan salah satu diantaranya kita harus tetap menerima dan tetap mengucapsyukur atas semuanya.

 

Orang Israel belum memasuki negeri Kanaan tetapi Allah sudah berjanji bahwa Dia akan memberikan tanah itu kepada mereka. Kita hidup berdasarkan janji Allah bukan berdasarkan situasinya yang ada karena itu jadilah kuat karena janji Allah akan tergenapi dalam diri kita. Allah melihat jauh ke depan dan memberikan jaminan kepada kita.

 

Tuhan yang adalah tuan atas hidup kita dia yang berjanji akan menyertai, akan menolong, akan memberikan tempat tinggal kepada kita, bukan kita yang harus melakukan perjanjian kepada Tuhan. Tuhan berjanji kepada Israel sekalipun Israel tegar tengkuk, janji Allah disampaikan dengan sumpah kepada Israel, sekalipun mereka keras kepala, mereka tidak mau mendengar tetapi Allah bersumpah akan menolong menyertai mereka. Sumpah itu telah disampaikan kepada nenek moyang kita sejak dahulu, kalau hari ini apapun terjadi dalam hidup kita, semua boleh terjadi, kita boleh sakit tapi ada janji bahwa kita akan dipulihkan, kita boleh rugi tetapi ada janji bahwa Allah akan menolong. Ites 5:16 Paulus katakan: Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa, mengucapsyukurlah dalam segala hal”, bukan setelah segala hal, tetapi dalam segala hal, dala suka bersyukur, dalam duka bersyukur, dalam untung, dan rugi juga bersyukur.

 

Ketika kita memasuki sesuatu hal, kita sedang memasuki janji Allah dalam hidup kita, kalau kita menikah, kita sedang masuk kedalam janji Allah bagi sebuah keluarga, kalau kita sakit kita sedang memasuki janji Allah bahwa dia akan menyembuhkan dan memulihkan. Pernikahan adalah pernikahan karena janji, situasi hidupmu adalah situasi perjanjian Allah kepada manusia. Mari kita mengutamakan Tuhan diatas segala sesuatu. Amin.

 

Pdt. Yahya Millu, S.Th

Bacaan:  Keluaran 3 : 13 – 18

 

Teks kita berbicara bahwa orang Israel diperlakukan sangat menderita oleh Firaun.  Dua undang-undang dari Firaun yaitu: Harus ada perbudakan bagi orang Israel dan Pembasmian etnis Israel yakni membunuh semua anak laki-laki Israel yang lahir. Tujuan undang-undang ini adalah supaya Israel tidak menjadi bangsa yang besar.

Dalam semua penderitaan mereka, Israel berseru kepada Tuhan. Allah melihat penderitaan Israel dan memilih Musa untuk memimpin Israel keluar dari Mesir. Tetapi masalahnya orang Israel telah mengenal Musa sebagai seorang pembunuh, bagaimana Musa yang adalah seorang pembunuh menyampaikan berita pembebasan?. Sulit bagi Musa untuk menghadap seorang Firaun yang secara emosial mereka cukup dekat dan kenal. Musa ingin mengetahui dengan jelas siapa Allah bagi dirinya dan Israel, supaya Israel mau mendengarkan dia dan mengikuti kehendak Allah, karena Israel telah hidup dalam kuasa Firaun dan juga percaya kepada allah orang Mesir.

Ketika Allah mengutus Musa untuk melakukan beberapa hal yaitu:

  1. Musa harus melawan Firaun yang bekerja untuk membusukkan nama bangsa Israel. Dia harus menunjukkan bahwa Israel adalah bangsa pilihan Allah, dan Allahnya Israel harus dipermuliakan. Allah memperkenalkan dirinya dengan mengatakan “Aku adalah Aku” nama ini menunjuk bahwa Allah ada dalam diriNya adalah sebuah pribadi yang konsisten untuk menunjukkan kebenaran. Karena itu Israel yang adalah bangsa pilihan Allah yang tidak boleh rusak. Allah juga mau menunjukkan bahwa Dia adalah Allah Abraham, Ishak dan Yakub yang telah bekerja dari keturunan ke keturunan untuk menyelamatkan Israel dan itu telah terbukti. Jelas bahwa Allah Allah yang konsisten yang tidak pernah berubah, yang adil, benar dan tidak akan mengecewakan orang yang berharap kepada-Nya.
  2. Allah menujukkan diriNya dalam bahasa yang dikenal oleh manusia. Karena itu setiap bahwasa yang keluar dari mulut Allah adalah Firman, tetapi bahasa yang keluar dari mulut manusia adalah kesaksian (Yoh.1:1). Otoritas Allah ada dalam diri manusia, karena itu manusia harus bersaksi yang benar rtentang Allah. Kalau hari ini kita telah berjumpa dengan Allah maka Allah mau kita memberikan kesaksian yang benar tentang Allah, bersaksi dalam kebenaran supaya dalam kesaksian kita nama Allah dimuliakan dan kita diberkati.
  3. Ketika Allahmemperkenalkan diriNya dan Allah yang telah menunjukkan diriNya maka siapapun yang mau dipakai oleh Allah, harus hidup seturut dengan kehendak Allah yang telah ditunjukkan. Musa sadar bahwa dia lemah dan terbatas, karena itu Allah memberi dia teman.
  4. Siapapun yang mau dipakai sebagai alat kesaksian, harus ikut aturanAllah, bukan kehendak diri sendiri. Tuhan menerima kita untuk bersaksi, mari sadar bahwa Tuhan mau kita melakukan apa yang Tuhan mau bukan yang kita mau, supaya hidup kita menjadi kesaksian bagi banyak orang. Bersaksilah karena kita telah berjumpa dengan Tuhan, kita juga harus diubah oleh Tuhan supaya kesaksian kita menjadi kesaksian yang dapat dipertanggungjawabkan. Pakailah bahasa yang Allah beri untuk menjadi berkat. Amin

 

Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

Bacaan:  Yohanes 21: 20-23

 

Menjadi Kristen yang sejati harus mengalami 4 hal yaitu :

  • Berjumpa secara pribadi dengan Yesus;
  • Pemulihan hubungan antara manusia dengan Yesus;
  • Janji dan komitmen kepada Yesus;
  • Bagaimana pelaksanaan janji itu sendiri.

Peristiwa kebangkitan adalah peristiwa yang paling menggemparkan seluruh dunia, karena bagi semua orang, tidak mungkin ada orang mati yang bangkit. Peristiwa ini membuat semua pengikut Yesus semakin percaya kepada Yesus dan setia kepadaNya. Selama kita tidak menerima pemulihan dari Yesus, kita tidak akan melihat jalan yang Yesus buat bagi kita. Seperti Petrus yang pernah gagal tetapi pemulihan hubungannya dengan Yesus membuat dia menjaga pemulihan yang Yesus lakukan dalam hidupnya. Teguran yang tegas dan keras kepada Petrus karena dia mau mengurus orang lain. Kata Yesus Yesus, Tugasmu adalah ikut aku dan gembalakan domba-domba Allah, bukan mengurus orang lain. Pemulihan itu tidak mudah, tetapi harus serius dilakukan, karena itu proses penyerahan diri yang seutuhnya kepada Yesus, setelah pemulihan kekal itu dilakukan baru bisa kita buat komitmen kepada Yesus.

Janji orang Kristen kepada Yesus banyak yang gagal dilakukan. Yesus Yesus tidak mau kita gagal pada komitmen kita, selalu Yesus ingatkan kita sebagaimana Yesus mengingatkan Petrus. Kedekatan kita dengan Yesus itu penting, itu suatu kebanggaan kita karena dekat dengan Yesus membuat kita melakukan kehendak Allah bukan untuk kepentingan diri sendiri. Kalau kita punya komitemen maka kita akan sungguh-sungguh berdiri dihadapan Yesus dengan penuh keberanian. Dan komitmen panggilan kita itu sampai akhir hayat kita. tidak peduli orang lain lurus atau bengkok, yang penting kita sendiri jalan terus, berkomitmen pada kehendak Yesus. Komitmen kita tidak boleh terganggu dnegan apapun yang ada. Jika kita sungguh-sungguh maka kita akan menikmati buah yang manis dari komitmen kesetiaan kita kepada Yesus.

Kita sudah terima pemulihan dari Yesus, maka kita harus setia pada komitmen kita kepada Yesus, komitmen itu harus kita tunjukkan dengan cara hidup, cara berpikir dan cara bertindak. Berilah dirimu bertemu Yesus tiap-tiap hari,berilah drimu untuk menerima pemulihan dari Yesus. Pegang teguh janji dan komitmenmu kepada Yesus. Berdirilah teguh pada janji dan komitmenmu  kepada Yesus. Allah dekat dengan hati kita, Dia akan kontrol hati kita, Dia akan tolong kita, mengapa kita takut, mengapa kita ragu pada komitmen kita kepada Yesus. Penting ada pemulihan dengan Yesus supaya kita jernih berpikir tentang hidup yang sekarang dan hidup yang akan datang. Mari kita serahkan diri pada Yesus, kita sudah berjumpa dengan Yesus, mari kita saling menolong dalam keluarga kita.

Jika mau diberkati Yesus, berusahalah berjumpa dengan Yesus, dapatkan hati Allah agar kita kuat berdiri menatap masa depan. Biarlah kita mempersiapkan diri menatap hari depan yang disediakan Yesus bagi kita. Amin

 

Emr. Pdt. S. B. A. Meza Tauk, S.Th