header image
 

All posts in April, 2019

Bacaan:  Yohanes 20 : 1 – 18

 

Bacaan ini bercerita bahwa Maria Magdalena yang pertama ke kubur Yesus bersama murid yang lain, mereka melihat bahwa kubur itu kosong, ketika itu Maria menangis sendiri di kubur.Lalu datanglah dua orang malaikat memberitahu Maria bahwa Yesus telah bangkit,Maria pun menoleh ke belakang danmelihat Yesus berdiri disitu, tetapi Maria tidak tahu kalau itu adalah Yesus, dari cara Yesus memanggil Maria malah Maria menyangka kalau Yesus adalah penunggu taman. Hal yang perlu dipahami adalah orang tidak akan mengerti tentang kebangkitan kalau tidak mengerti akan Firman Allah.Dalam ayat ke-9, jika kita fokus pada penderitaan, sakit hati dan air mata maka kita tidak pernah mengenal Yesus, kita harus menoleh ke arah yang berbalik kepada Yesus.Untuk menjadi  manusia baru, harus ada pembalikkan total kepada Yesus, dalam     Roma 6:3 ketika kita dibaptis dalam Kristus, maka kita mengalami kuasa kebangkitan-Nya.

Saat ini kita hidup dalam hidup yang lama (Bios), tetapi makin lama hidup, kekal  itu akan menekan hidup yang lama dan kita akan hidup dalam kehidupan yang kekal (zoe), jadi ciri manusia baru adalah Roma 6 : 11. Kita ini manusia baru yang sekali – kali kita masih bisa berbuat jahat, kita bukan manusia lama yang sekali – kali berbuat baik, setiap orang punya dosa favoritnya tersendiri, yaitu dosa yang sudah tahu salah tapi sering dibuat, untuk itu kendalikanlah dirimu, ingat boleh jatuh tapi tidak boleh sampai tergeletak. Sebuah lagu untuk diingat :

Beta ini sebenarnya orang baik

Tapi dosa bikin beta tidak baik

Hari ini beta baik, besok–besok tidak baik

Sebenarnya beta ini tidak baik

Beta ini sebenarnya tidak baik

Tapi Kristus bikin beta jadi baik

Hari ini beta tidak baik, besok–besok jadi baik

Sebenarnya beta ini orang baik

 

Walaupun orang Kristen di Indonesia sedikit, tapi mari kita tidak boleh berhenti berbuat baik, kita ini orang yang baik karena Yesus, sering juga kita sulit bebuat baik di tengah – tengah orang yang tidak baik, tapi ingat kita ini adalah hamba kebenaran Yesus.

Proses menuju hidup baru itu penting, mati bersama Yesus dan hidup bersama Yesus, itulah cara pandang yang benar, terus meneruslah hidup dalam kebenaran Yesus.

Amin.

Pdt. L. Z. Rap Rap

Bacaan:  Matius 27:27-31

 

Sulit memahami olokan dan hinaan sebagai tujuan pemuliaan. Olokan dan hinaan hanyalah perendahan, yang menyakitkan dan sama sekali tidak membanggakan.Tapi taukah saudara? MENANG atas olokan dan hinaaan itulah kemuliaan.Kalah terhadap olokan dan hinaan akan sangat menyakitkan, hancur, penuh kebencian, meradang dan dendam kesumat. Para tentara yang membawa Yesus ke gedung pengadilan  tempat ini seharusnya menjadi tempat dimana Yesus dapat diadili dengan adili, dia dapat menyatakan pembelaan diri atas dirinya tetapi mereka justru tidak mengadili sesuai dengan peraturan yang berlaku, mereka malah bertindak, mereka memanggil  seluruh pasukan berkumpul, yaitu para tentara yang akan menghadiri pelaksanaan hukuman (sekitarlima ratus orang). Olokan dan hinaan itu dilakukan dalam 8 tahapan seperti yang kita baca yakni: Mereka menanggalkan pakaiannya/ menelanjanginya,  Mengenakan kepadanya jubah ungu, Menganyam mahkota duri dan memakaikan kepadanya, Memberikan sebatang bulu kepadanya sebagai tongkat, Berlutut dihadapanya mengolok-olokan dia, Meludahinya, Memukulkan bulu ke kepalanya, dan Membawanya untuk disalibkan.

Ada perasaan benci, sedih dan begitu menderita, tetapi yang lebih utama dari semua itu adalah agar kasih Allah dinyatakan bagi manusia yang hina dan berdosa, sehingga mereka perlu dibebaskan. Itulah sebabnya Yesus berkata: …. “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yag menganiaya kamu. Karena demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapa mu yang di sorga”. Menjadi anak bapa di sorga adalah status termulia daripada terjebak emosi dan semakin menderita sakit hati. Empat cara Yesus menangkan hinaan dan olokan yaitu:

  1. Mengendalikan emosi.Hinaan itu benar-benar membuat emosi Yesus dipermainkan, hatinya tersayat2 bagaimana tidak, hinaan itu datang dari orang-orang yang tidak bijaksana seperti para serdadu, para penyamun, siapa serdadu? Ditelanjangi di depan umum.
  2. Menahan sakit fisik. Mahkota duri yang ditancapkan ke kepala itu sangat menusuk dan menyakitkan, Yesus tahan Mahkota itu diayam dengan diameter kecil untuk menekan kepala Yesus sehinga ketika terpaksa dipakai maka darah akan mengalir dan tusukan duri itu semakin dalam dan menyakitkan sekali.
  3. Merendahkan diri, Jubah ungu yang dikenakan hanya untu mengolok-olok dan dilepaskan. Berapa kali otoritas dan kewibawaan Yesus direndahkan. mereka melucuti segala wewenang seorang raja yang telah mereka berikan kepada-Nya sewaktu mereka memakaikan jubah itu pada tubuh-Nya.
  4. IPetrus 2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Kristus memilih memperlihatkan kesabaran, walupun ia harus menderita. Ia memilih mengampuni, meskipun ia harus mengorbankan hidupnya sendiri.

Saudara, apakah yang paling saudara pertahankan dalam hidup sehingga saudara berhak untuk membalas kejahatan dengan kejahatan? Menangkan olokan dan hinaan yang saudara terima dengan menahan emosi, tahan sakit fisik, rendahkan diri dan mengampuni. Itulah kebanggaan kita, itulah kemuliaan kita, sebagaimana yang Yesus tunjukkan kepada kita. Amin

Ev. Elen Amalo, M.Th

Bacaan:  Lukas 22 :7 – 13

 

Berikut ini merupakan cara Yesus mempersiapkan para murid – murid-Nya :

  • Yesus mengajarkan para murid – murid-Nya (Luk. 12)
  • Yesus menggunakan pengalaman bersama para murid diaman ada kesaksian – kesaksian iman yang dialami dan ada ikatan emosional yang terjalin diantara mereka.
  • Melalui tradisi – tradisi yang ada dalam kehidupan orang Israel untuk megajarkan para murid,.
  • Yesus mengajarkan mereka lewat spiritualitas yang dibangun melalui kehidupan Yesus.

Mengapa Yesus harus mempersiapkan para murid?, itu karena ada banyak peristiwa –peristiwa yang akan mengguncang iman mereka, karena itu Yesus mempersiapkan mereka sebaik mungkin sebelum Yesus meninggalkan para murid-Nya dan sementara pelayanan harus terus dilanjutkan didunia ini.

Yesus mempersiapkan para murid di kataluma (ruang atas sebuah rumah), waktu peristiwa itu terjadi pada hari baik, hari dimana semua murid untuk membuka hati. Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes pergi mempersiapkan tempat, Petrus dan Yohanes memberi diri untuk melakukan tugas ini. Ini merupakan suatu teladan bagi kita bahwa orang yang melayani dengan sungguh maka harus memberi diri bagi pelayanan tersebut. Murid – murid itu mengikuti petunjuk dari Yesus.

Yesus mulai mengajar para murid, diawali dengan nubuat yang disampaikan, Yesus juga makan bersama dengan para murid yang dimana merupakan sebuah tanda kebersemaan yang sangat indah saudara – bersaudara dalam Yesus. Ditengah – tengah makan bersama tersebut Yesus mengatakan hal yang sangat mengejutkan para murid, bahwa ada seorang dari antara kalian yang bersama – sama dengan Aku di meja ini akan menyerahkan Aku. Untuk itu       murid – murid dipersiapkan untuk masuk dalam perjamua kudus, dalam perjamuan tersebut Yesus mau katakan bahwa dalam penderitaan itu kebersamaan itu akan hilang karena penderitaan itu sendiri, diambang kematian tidak ada satupun kemuliaan manusia, manusia hidup sperti uap. Untuk itu ketika masih hidup pergunakanlah kesempatan yang ada, ini waktu yang indah untuk sebuah kebersamaan, kalau boleh tinggalkanlah hal – hal yang lama dan mulailah dengan yang baru.

Apa persiapan kita dalam Paskah  kali ini ? Yesus marah jika kita menyelewengkan makna yang sesungguhnya dari Paskah, untuk itu siapkanlah hati bersama – sama dengan Yesus dalam penderitaan. Apakah hanya perayaan yang kita pentingkan ? Ingatlah yang lebih penting, yaitu pertobatan, sadarlah kita mungkin berada pada jalan kita sendiri bukan jalan Yesus.Amin.

 

Pdt. Yandi Manobe, S.Th

Bacaan:  Yohanes 16 : 16 – 28

 

Apa yang membuat manusia berdukacita? Yakni ketika kita kehilangan orang yang kita kasihi atau ketika penderitaan fisik dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Tetapi caa pandang kita terhadap dukacita itu membuat kita mengalami perjumpaan dengan Yesus.

Yesus mengingatkan murid-muridNya bahwa mereka akan berpisah, tetapi perpisahan itu hanya sesaat, Yesus mengingatkan mereka agar mereka tidak berduka. Bagi orang Yahudi, zaman sekarang adalah zaman penderitaan, tetapi zaman yang akan datang adalah zaman kemenangan dan pembebasan. Bagi Yesus waktu-waktu bersama murid-murid melalui penderitaan untuk memasuki masa pembebasan dan kemenangan.

Kehidupan orang percaya terletak pada kualitas hidup. Karena penderitaan orang percaya ada dua hal yaitu memikul salib karena percaya kepada kirstus dan yang kedua adalah kesiapan kita untuk menjadi milik Kristus sepenuhnya. Seorang pengemar Yesus akan senang kepada Yesus yang dia idolakan tapi belum tentu seorang penggemar menjadi pengikut Kristus. Mari kita koreksi diri, apakah kita pengikut ataukah penggemar. Jika kita adalah pengikut maka kita siap untuk menderita bersama Krtistus karena ikut Yesus harus pikul salib dan menyangkal diri. Orang percaya kepada Kristus tidak akan diterima oleh dunia ini, oleh karena itu tantangan bagi kita untuk tetap beriman kepada Yesus ditengah-tengah penderitaan yang ada ditengah-tengah dunia ini.

Hari hidup kita bukan hanya hari ini, tetapi untuk hari yang akan datang. Jika hari ini ada penderitaan –penedritaan maka ingat bahwa kita yang percaya akan ada kemenangan di hari yang akan datang. Iman bertumbuh di tengah-tengah badai hidup.

Mari masing-masing kita membuat sebuah grafik tentang naik turunnya hubungan kita dengan Yesus, apakah kita mengalami perubahan yang baik? Hubungan kita dengan Yesus terjalin sebagaimana hubungan kita dengan sesma kita dan orangtua kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin

Pdt. Anthoneta Manobe – Radja Kana, S.Th