header image
 

All posts in July, 2018

Dalam rangka ulang tahun GMIT Agape yang ke-49 tahun,salah satu kegiatan yang di adakan  adalah kerja bhakti pada hari Sabtu 21 Juli 2018 mulai pukul 15.00 Wita-selesai.Kerja bhakti membersihkan gereja dan lingkungan sekitar menjadi tanggungjawab bersama yang wilayah kerjanya ( lorong samping dan toilet pria/wanita,kaca samping kiri kanan dan gudang,balkon lt.2,kursi-kursi/mimbar-mimbar dan karpet-karpet,ruang sekretariat,halaman dan got) di bagi berdasarkan tiap-tiap UPP dan seluruh pekerja gereja.

 

 

 

Ibadah bulanan UPP.Lansia yang berlangsung pada hari Jumat,20 Juli 2018 mengusung tema ” Tetap Berbuah Di Masa Tua” dengan pembicara Pdt.Emr.Mes Beeh,M.Si.Ibadah mulai pukul 16.00 Wita dan berakhir pada pukul 17.30 Wita.

Bacaan Alkitab : Mazmur 92

Pengkhotbah : Pdt.Emr.Mes Beeh,M.Si

20180720_165725

Usia lanjut bagi seseorang seharusnya bukan menjadi kendala untuk menghasilkan buah-buah kehidupan.Justru semakin tua harus menghasilkan buah berlapis-lapis.Artinya menghasilkan buah yang kemudian menjadi benih dan berbuah-buah semakin banyak.

Generasi tua harus dapat menghasilkan buah-buah kehidupan yang baik dan menjadi warisan yang tidak lekang oleh ruang dan waktu.Buah berarti hasil dari pohon yang dapat di petik dan di makan.Menurut  Mazmur ini,buah yang di maksud adalah puji-pujian yang menjadi kesaksian tentang kasih Tuhan.Inilah buah-buah yang sehat bagi kehidupan.Walaupun memasuki usia lansia banyak terjadi perubahan secara fisik  (penurunan ketahanan tubuh),mental / emosional dan ekonomi tetapi hendaknya dalam sisi kerentanan dan kefanaan manusia ini terkandung hikmat untuk menghitung hari-hari kehidupan untuk menjadi bijaksana.Karena itu semakin kita menghormati,menyegani Tuhan Allah dalam menjalani kefanaan dan kerentanan sebagai manusia,semakin kita sadar bahwa Tuhan lah yang empunya hidup kita dan kita tetap mewariskan nilai-nilai kehidupan yang baik anak cucu kita lewat puji-pujian dan kesaksian hidup kita.

Bagi seorang lansia,rambut yang memutih adalah mahkota yang di hadiahkan.Mengapa ? karena mencapai usia lanjut adalah anugerah dalam pengetahuan  (istilahnya sudah banyak makan asam garam),berkat istimewa dari Allah dari segi usia.Pemenuhan kehidupan yang di berikan oleh Tuhan Allah juga dapat di anugerahkan dalam bentuk perawatan melalui anak cucu dsb nya.Tuhan merawat kita para lansia lebih dari kesangggupan manusia dan tak pernah kurang perawatan-Nya bagi kita.

Karena itu hidup ini harus di jalani dengan ucan syukur.Bagi anak cucu,merawat para lansia juga adalah berkat yang istimewa dari Tuhan.Ingatlah janji Tuhan : “ Sampai masa tuamu aku menggendong kamu…”

Tetaplah menjalani hidup dengan memuji Tuhan,karena lansia adalah kesempatan hidup yang luar biasa.Amin

Khotbah pada ibadah bulanan UPP.Lansia (kehadiran : L/P : 11/29 or

Mazmur 128:1-4

Setelah kejatuhan manusia dalam dosa maka dosa tersebut terus menjalar kepada manusia berikutnya sampai kepada saat ini. Dalam peristiwa Adam dan Hawa, wanitalah manusia yang pertama kali jatuh dalam dosa, baru kemudian pria ikut jatuh dalam dosa. Tetapi dalam dunia sekarang  ini justru sebaliknya kaum prialah yang paling banyak jatuh dalam dosa. Godaan harta, takhta dan wanita, seringkali menyerang kaum pria. Demikiam juga dengan kehadiran di gereja banyak di dominasi kaum wanita.

Dengan melihat kenyataan tersebut, maka saya memandang perikop ini sangat penting kita renungkan kembali. Dari perikop ini kita akan belajar berkat-berkat yang dijanjikan Tuhan kepada orang yang melakukan dua hal:

  1. Takut akan Tuhan

Rasa takut akan Tuhan harus ada di dalam rumah tangga khususnya untuk seorang bapak karena bapak adalah kepala keluarga/pengambil keputusan/pemimpin yang memimpin istri dan anaknya.

Dalam ayat yang ke-4 :”Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan.”

Pemazmur juga menjelaskan bahwa berkat ditujukan hanya kepada orang yang saleh/ orang yang kehidupannya benar dihadapan Tuhan. Meskipun mazmur ditujukan kepada seorang suami dan ayah terutama, penting untuk melihat bahwa berkat yang dijanjikan dalam ayat 1 adalah untuk “semua orang.” Yaitu, bagi siapa saja yang hidup takut akan Tuhan.

  • “Takut” disini tidak seperti takut terhadap hantu yang seram dan lain sebagainya tetapi takut dalam arti rasa hormat/segan/kagum dan hidup seturut dengan perintah/arahan Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai prioritas yang utama di dalam keluarga dan hidup kita.
  • Kata “takut” juga merupakan istilah lain untuk menggambarkan kenyataan persekutuan kita dengan Tuhan. Jika persekutuan atau hubungan kita dengan Tuhan baik maka Tuhan akan memberkati jerih payah kita. Seperti yang dikatakan di dalam 1 Kor. 15:58 “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-si”.
  • Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang beritegritas orang yang bisa dipercaya.
  • Orang yang takut akan Tuhan adalah orang yang memiliki ciri ketaatan kesetiaan kasih dan kejujuran. Karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang kudus Allah yang adil dan Allah yang benar.
  1. Berjalan di jalan Tuhan (ayat 1b).

Hidup menurut jalan yang ditunjukkanNya berarti kehidupan kita yang mau dituntun dan mau taat kepada kehendak Tuhan. Jika kita hanya Berpikir tentang takut akan Tuhan saja tidak cukup. Pemikiran yang benar mengarah pada tindakan yang benar, itulah sebabnya mazmur melanjutkan dengan mengatakan bahwa mereka yang diberkati bukan hanya mereka yang “takut akan Tuhan” tetapi juga mereka yang “berjalan di jalanNya.” Yang berarti hidup seperti yang ditunjukkan Allah melalui hukum-hukumnya. Hidup sesuai dengan apa yang Tuhan perintahkan apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan.

Jalan/ kehendak/kemauan Tuhan seringkali berbeda dengan kemauan kita. Kita seringkali mau jalan yang enak mau jalan yang spontan kita mau jalan yang lurus dsb. Kita mau sukses dengan instan. Mau sembuh dengan instan. Mau pintar secara instan dsb. Apa yang kita dapat dengan instan bukanlah suatu hal yang baik. Seperti mie instan kopi instan dst semua hal yang instan membawa kebinasaan.

Hidup di jalan Tuhan berarti harus mau ikut proses Tuhan. Untuk menjadi sukses harus bekerja dengan keras dan membutuhkan waktu yang lama. Kesuskesan bukan di dapat dengan instan. Ingin memiliki uang banyak ikut maen togel atau kalau di jawa pergi ke gunung kawi atau mungkin ikut taruhan sepak bola dsb.

Proses kesukesan itu seperti orangtua yang memelihara anaknya. Seorang anak yang dilahirkan mulai dari kandungan seorang ibu. Ketika dia lahir dia tidak langsung tumbuh menjadi dewasa tetapi melalui proses bertahun-tahun. Mulai belajar ngomong makan jalan dsb.

Ada juga kisah inspirasi yaitu Thomas Alfa Edison kita semua tahu kisahnya. Sebelum dia menjadi orang yang sukses menemukan bola lampu. masa kecilnya guru yang mendidiknya bilang bahwa Thomas ini anak bodoh dan juga tuli sang guru tidak sanggup mendidiknya dan akhirnya sang guru memberikan surat kepada ibunya Thomas supaya anaknya di ambil dari sekolah. Maka sang ibu mendidik Thomas dengan tekun sampai Thomas menjadi orang yang sukses.

Melalui kisah ini kita di ingatkan kembali bahwa proses untuk menjadi orang sukses tidak mudah. harus bekerja keras dan juga melibatkan Tuhan dalam setiap pekerjaan kita. Di dalam proses untuk menjadi berhasil dalam segala hal yang kita kerjakan pasti ada jatuh bangun air mata ada harga yang harus kita bayar. Bapak2 di tempat ini yang sudah banyak pengalaman pasti lebih tahu proses bagaimana menjadi orang yang sukses.

Dan ada beberapa upah bagi orang yang hidup takut akan Tuhan Berkat apa yang akan diperoleh ?

a.Berbahagia/beruntung/diberkatilah

Ayat pertama: “Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” setiap kita pasti mengharapkan kehidupan kita dari awal sampai akhir nanti akan berbahagia. Tidak ada susah tidak ada sakit penyakit dsb. Tetapi yang dimaksud berbahagia disini adalah segala sesuatu yang kita kerjakan tidak menjadi sia-sia. Mazmur 127 mengatakan bahwa segala yang kita lakukan akan sia-sia/ tidak berarti kecuali Tuhan ada di dalamnya kecuali kita melibatkan Tuhan dalam segala yang kita lakukan.

Orang yang hidup takut akan Tuhan ia akan menerima berkat dari semua hasil pekerjaannya. Dua ayat pertama dimulai dan diakhiri dengan pernyataan berkat untuk menekankan kebahagiaan karena takut akan Tuhan.

Di ayatnya yang ke-2 dikatakan : “apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu.” Yang berarti bahwa semua yang kita kerjakan akan membuahkan hasil. Kata “engkau memakan hasil jerih payah tanganmu” ini juga merujuk kepada doa yang diajarkan Yesus kepada kita melalui doa Bapa kami. “berilah kami pada hari ini makanan yang secukupnya”. Yang berarti Tuhan selalu menyediakan berkat yang cukup setiap harinya melalui setiap pekerjaan yang kita lakukan. Berkat Tuhan memang tidak selalu berupa materi yang melimpah berkat bisa berupa kesehatan damai sejahtera. Berkat adalah suatu hal yang bisa membawa kita semakin dekat dengan Tuhan. Berkat bisa berupa dengan dukacita karena melalui semua itu Tuhan mau kita di proses dan mengalami akan pemeliharaan Tuhan yang nyata.

b.Keadaan yang baik “istri seperti pohon anggur yang subur”

Selain kita kaum bapak berhasil dalam segala yang kita kerjakan karena hidup takut akan Tuhan maka berkat Tuhan juga berdampak kepada seorang istri. Gambaran “istri seperti pohon anggur yang subur”. Pohon anggur di dalam PL melambangkan akan kelimpahan/ kemakmuran/ kesenangan/ kegembiraan dan damai sejahtera bagi orang pada saat itu. Yang berarti istri dapat menjadi membawa damai dalam keluarga oleh karena sang suami yang memiliki hati yang takut akan Tuhan.

c.Berbahagia karena anak seperti tunas pohon zaitun.

Gambaran pohon zaitun ini ingin mengungkapkan bahwa melambangkan akan kemakmuran karena pohon zaitun dapat hidup lama akar yang panjang yang menjalar kekanan dan ke kiri dan dapat bertahan di musim kering. Pohon zaitun sangat dibanggakan oleh orang Israel pada saat itu karena menghasilkan minyak yang berharga. Minyak bis dipakai untuk bahan bakar dan juga untuk memasak. Minyak zaitun juga bagus untuk melindungi kulit dari matahari. Dapat juga digunakan sebagai sabun. Untuk mengobati luka. Jadi banyak maanfaat dari pohon zaitun ini.

Khotbah oleh Dsri.Lianingrum pada Ibadah UPP.Kaum Bapak 16 Juli 2018

Lomba masak antar UPP dengan menu utama nasi goreng di adakan pada hari Minggu 15 Juli 2018 pukul 16.00 Wita bertempat di halaman GMIT Agape berlangsung meriah.Kegiatan yang di adakan dalam rangka ulang tahun GMIT Agape Kupang yang ke-49 tahun ini di ikuti oleh seluruh UPP dan di selingi dengan penarikan undian berhadiah yaitu voucher makan,tongsis,kabel data,uang tunai,handphone dan dispenser.UPP Lansia menempati posisi pertama sebagai pemenang lomba,di ikuti UPP.Wanita,UPP.Paduan Suara,UPP.Pasutri,UPP.Kaum Bapak,UPP.Anak,UPP.Pemuda dan UPP.Remaja.Pemenang lomba 1,2, dan 3 mendapat hadiah uang tunai yang di pakai kembali untuk pelayanan masing-masing UPP.Kegiatan ini di tutup dengan acara makan bersama nasi goreng hasil racikan dari masing-masing UPP.

UPP.Wanita bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT (yang di wakili oleh Bp.Adi Nexon Tomyan Langga,S.Pi,M.Si,M.Sc dan Bp.Yohanis Pandie,M.Si ) mengadakan Pelatihan Makanan Serba Ikan bertempat di GMIT Agape pukul 16.00-20.00 Wita.Kegiatan di awali dengan seminar singkat mengenai manfaat ikan di lanjutkan dengan tanya jawab dan praktek mengolah beberapa makanan berbahan utama ikan (bakso ikan dan rumput laut,stik ikan,kaki naga ikan,sate ikan tuna panggang dan abon ikan).Peserta pelatihan selain dari UPP.Wanita,juga dari jemaat dan simpatisan yang berjumlah kurang lebih 60 orang.

 

Tanya Jawab

Praktek mengolah makanan serba  ikan

Pelayanan Perjamuan Kudus bagi seluruh jemaat GMIT Agape berlangsung pada hari Minggu pukul 17.00 Wita di pimpin oleh Pdt.Yandi Manobe,S.Th, dengan berpedoman pada Kitab 1 Petrus 1 : 13-25 sebagai petunjuk hidup baru.Usai pelayanan Perjamuan Kudus di gereja,dilanjutkan dengan pelayanan Perjamuan Kudus bagi jemaat yang dalam kondisi tidak memungkinkan untuk datang ke gereja dan para lansia.

Yakobus 1:26-27

 

Bukanlah sebuah kebetulan jika sampai hari ini orang-orang percaya masih diperkenankan beribadah kepada Tuhan di dalam rumah-Nya. Sesungguhnya, dalam Perjanjian Lama TUHAN sengaja merancang Bait Suci agar orang asing dapat mendengar dan mengenal jati diri TUHAN Allah Israel. Hal ini nampak dalam doa yang pernah dinaikkan Salomo sesaat setelah pembangunan Bait Suci selesai (1Raj. 8:41-42). Namun sejarah menunjukkan hal yang sebaliknya, kehadiran Bait Suci dan segala ritual peribadahan yang dilakukan orang Israel hanya membuat mereka menjadi umat TUHAN yang ekslusif. Terhadap kenyataan tersebut, gereja masa kini perlu sekali untuk waspada. Dalam bukunya Christ the Controversialist, John Stott pernah menulis, “Gereja yang hidup bagi dirinya sendiri harus mati!” Ini artinya, kehadiran gereja Tuhan di tengah-tengah dunia tidak dapat dipisahkan. Demikian pula terhadap isu kelas sosial yang ada di tengah dunia, gereja harus berani turun tangan! Maka Yakobus mengajak pembacanya – 12 suku di perantauan – untuk memperhatikan kelas-kelas sosial yang lemah, yakni yatim piatu dan janda-janda. Lantas, bagaimana agar aktivitas peribadahan yang dilakukan gereja masa kini dapat meniadakan kelas-kelas tertentu?

  1. Mewaspadai hal terkecil dalam diri.

Dalam ayat 26, Yakobus mengajak pembacanya untuk mengekang lidah. Mengapa harus lidah? Lidah adalah anggota kecil dari tubuh yang dapat memegahkan hal-hal besar (Yak. 3:5). Bahkan, lidah digambarkan seperti sebuah kemudi kecil yang dapat mengendalikan kapal yang besar (Yak. 3:4), api kecil yang dapat membakar hutan (Yak. 3:5), dan sesuatu yang buas, tidak terkuasai, serta penuh racun (Yak. 3:8). Ini artinya untuk mulai meniadakan kelas-kelas tertentu, gereja masa kini harus mewaspadai hal-hal terkecil dalam dirinya. Sebab, hal terkecil bisa menjadi hal terbesar bagi orang lain. Untuk itu, Yakobus meminta pembacanya untuk mengekang lidah. Perlu dipahami bahwa mengekang lidah yang dimaksud Yakobus tidak sama dengan sikap diam dan pasif. Mengekang berarti mengontrol, bukan terdiam (silent) dan passive. Sehingga, sikap terdiam dan pasif bukanlah satu sikap yang tepat dalam merespons isu kelas-kelas sosial. Untuk mulai mewaspadai hal terkecil dalam diri, gereja masa kini harus mengontrol budaya-budaya tertentu dalam jemaatnya, seperti: discrimination (budaya memperlakukan orang lain dengan tidak seimbang); gossiping (budaya membicarakan orang lain secara negatif); labelling (budaya menempelkan identitas tertentu ke orang lain); dan stereotype (budaya mengkategorikan orang lain ke dalam kelompok-kelompok tertentu berdasarkan persepsi).

  1. Membagi yang berharga bagi orang lain.

Dalam ayat 27, Yakobus mengajak pembacanya untuk memperhatikan yatim piatu dan janda-janda. Mengapa harus mereka? Pertama, harus dipahami bahwa pada abad pertama jaminan sosial belum ada, sehingga mereka benar-benar hidup susah. Kedua, hak mereka sering dirampas dengan mudah oleh orang yang lebih kuat (Luk. 20:47). Maka, merekalah orang-orang yang paling layak menerima perhatian. Hal yang harus diwaspadai selanjutnya adalah bahwa perintah untuk mengunjungi yatim piatu dan janda-janda bukanlah perintah baru dalam surat Yakobus. Perintah ini sudah hadir dalam Perjanjian Lama (Ul. 24:14; Zak. 7:10). Sehingga, perintah ini adalah hal yang sangat familiar bagi pembaca surat Yakobus. Tetapi, kenyataan justru mengungkapkan sebuah keironisan, bahwa umat Tuhanlah yang paling sering mengeksplotasi mereka (Yes. 1:16-17; Mik. 6:6-8). Lantas, apa yang menjadi masalah sebenarnya? Masalah sebenarnya adalah tentang sebuah kekosongan religiusitas! Banyak orang percaya yang sudah mengenal siapa Yesus Kristus, mereka tahu bahwa Yesus datang untuk mengampuni dosa manusia, mereka paham bahwa Yesus memerintahkan untuk mengasihi sesama,  mereka beriman bahwa Yesus akan segera datang kembali untuk menjemput orang-orang percaya. Tetapi, mereka tidak pernah memperhatikan kehidupan keagamaan mereka. Pemikiran mereka mungkin kritis, tetapi mereka sangat tumpul dalam hal menghidupi. Terhadap keironisan tersebut, Tuhan Yesus dengan keras mengatakan, “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat. 5:20). Jadi, bagaimana menyelesaikan kelas-kelas sosial yang ada? Hal yang harus kembali diwaspadai adalah bahwa gap dalam kelas sosial akan selalu ada: atas-bawah; kaya-miskin; suku A-suku B; agama A-agama B. Maka, tugas gereja masa kini adalah untuk menyelesaikan gap itu. Bagaimana? Berani mengosongkan diri sama seperti Allah yang mengosongkan diri-Nya (Flp. 2:5-8). Prinsipnya adalah emptying is giving (mengosongkan berarti memberi). Gereja masa kini perlu belajar mengosongkan dirinya melalui pengosongan ambisi pribadi, kredit diri/signifikansi diri, waktu, tenaga, uang, dsb.

Kesimpulannya, Allah menghadirkan gereja di tengah dunia untuk berpartisipasi aktif menyingkapi isu-isu sosial. Ibadah yang dilakukan dalam gereja harus membuat lingkungan sekitarnya mengenal siapa Tuhan yang disembah. Miroslav Volf pernah berkata, “Authentic Christian worship takes place in a rhythm of adoration and action.” Artinya, ibadah Kristen yang otentik terjadi dalam irama penyembahan dan tindakan.

Oleh: Calvin Wu – Khotbah pada ibadah UPP.Pemuda,Kamis 12 Juli 2018

Jalan Santai dan Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang di laksanakan dalam rangka HUT GMIT Agape ke-49 tahun.Kegiatan ini dimulai pada pukul 06.00 Wita,dengan start di gereja Agape,melewati Terminal Kota Kupang-Kota lama-Jl.Kartini-Jl.M.Hatta-Jl.Soekarno dan kembali ke gereja Agape di Jl.Pattimura.Selain jalan santai dan olahraga,juga diselingi dengan games dan door prize dengan berbagai macam hadiah seperti uang tunai,berbagai voucher menarik,Hand Phone,dll.

 

Jalan Santai

Olahraga

 

Games dan Door Prize

Doa Penutup Kegiatan Oleh Sdra.Jevin.J.Sengge,S.Th

20180707_093249

 

 

 

Usai ibadah Minggu 1 Juli 2018 berlangsung kegiatan donor darah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan menyongsong HUT GMIT Agape yang ke-49 tahun.Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 11.00 Wita di ruang kelas sekolah Minggu.

 

Pendaftaran dan Pemeriksaan Kesehatan

Donor Darah

« Older Entries