header image
 

All posts in May 24th, 2018

The Power Of Forgiveness merupakan tema yang di angkat pada ibadah UPP.Pasutri,Rabu 23 Mei 2018.Ibadah yang berlangsung mulai pukul 19.00 Wita bertempat di lt.2 GMIT Agape Kupang ini membahas tentang bagaimana pasangan suami isteri belajar untuk  saling mengampuni kesalahan pasangannya seperti teladan Kristus.

Pdt.Deaszy Liu-Tatengkeng,MA

Bacaan Alkitab : Matius 18 : 21-35

Hal yang paling sulit di lakukan oleh manusia adalah mengampuni sesamanya (Aristoteles).Kecenderungan manusia adalah sulit memaafkan orang lain,apalagi orang yang berbuat jahat kepadanya di karenakan kebencian dan luka hati.Kita lebih suka mempertahankan ego dan harga diri (apalagi jika kita tidak salah),semua terjadi karena kita sulit mengasihi dan mengampuni.

Tuhan menginginkan kita untuk mengampuni,karena Ia sudah mengampuni kita manusia berdosa terlebih dahulu,bahkan Ia mengampuni musuh-musuh-Nya sekalipun.Pengampunan itu :

1.Tanpa batas

Pengampunan merupakan senjata ampuh untuk meredakan permusuhan dan Yesus Kristus sudah melakukannya dengan sempurna di atas kayu salib.

2.Tanpa syarat

Dalam bahasa Aram,pengampunan berarti membuka ikatan.Seringkali orang yang sulit mengampuni terikat dengan amarah,kebencian dan sakit hati.Dengan mengampuni maka seseorang bisa terbebas dari ikatan-ikatan seperti di atas.Dengan mengampuni juga hati menjadi lapang dan hubungan dengan orang lain tidak lagi menjadi beban.Tetapi seringkali manusia mengampuni dengan syarat tertentu.Mengampuni itu tergantung dari hati kita dan bukan dari orang lain.

3.Sampai tuntas

Pengampunan itu haruslah total sampai tuntas,bukan ada tapi nya atau ada apanya.Sesudah mengampuni dengan tuntas,maka janganlah mengingat-ingat kesalahan orang lain lagi.

 

Kasih menutupi banyak kesalah dan dosa.Semakin kita menutup diri untuk mengampuni,maka semakin menambah beban bagi diri sendiri.Karena itu,marilah kita belajar untuk mengampuni,terutama mengampuni pasangan kita sampai total dan sampai tuntas.Amin.

 

Khotbah pada ibadah rutin UPP.Pasutri,Rabu 23 Mei 2018

20180523_162236

Pembicara : Pdt.Emr.Mesakh Tauk,S.Th

Nats Pembimbing : Kejadian 2 : 18

Bacaan Alkitab : Daniel 1

Perempuan di ciptakan sebagai penolong bagi suaminya.Karena itu menjadi seorang penolong berarti harus kuat,harus menjadi berkat dalam keluarga.Dalam kitab Daniel dapat kita lihat bahwa Daniel dkk,sekalipun tinggal di dalam istana raja tetapi mereka tidak lupa jati diri mereka.Mereka tidak hidup sesuai aturan raja,bahkan untuk urusan makan dan minum pun mereka minta hidangan sederhana yaitu sayur dan air saja.Mereka tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitar,karena mereka memandang kepada Tuhan dan memiliki hubungan yang akrab dengan-Nya (tidak pernah putus).

Sebagai seorang penolong,kita dapat belajar dari Daniel dkk.Tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar,tetapi dapat mengontrol diri dengan baik.Seorang penolong juga harus dapat mendatangkan berkat bagi keluarga,memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan dan menjadi pendoa bagi setiap anggota keluarga.Selain itu seorang penolong haruslah meminta hikmat daripada Tuhan agar dapat “mendidik” setiap anggota keluarga untuk mandiri.Dengan demikian,ia dapat mengerjakan tugas-tugas lainnya dengan maksimal sehingga ia sendiri tidak menjadi kewalahan dan kelelahan.Karena jika demikian,maka hilanglah sukacita nya dalam melayani suami dan keluarga nya.Mari mintalah hikmat Tuhan agar kita dapat menjadi penolong yang baik untuk keluarga kita.Amin.

Khotbah pada ibdah rutin UPP.Wanita,Rabu 23 Mei 2018 (kehadiran 44 orang)