header image
 

All posts in October 28th, 2017

TEMA IBADAH UMUM GMIT AGAPE

BULAN “LINGKUNGAN HIDUP”

TANGGAL TEMA PEMBICARA
05 Nov. 2017 Alam Sebagai Pentas Karya Allah. Pdt. Drs. Hari Sudjatmiko, M.Div
12 Nov. 2017 Manusia : Penguasa atau Penatalayanan. Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th
19 Nov. 2017 - Tukar Mimbar
26 Nov. 2017 Sabat Untuk Tanahku. Pdt. Tamu

“KELUARGA YANG BERIMAN”

Yohanes 12:1-8

Iman adalah kepercayaan atau keyakinan. Tidak ada hidup tanpa kepercayaan dan keyakinan. Sebuah rumah tangga, badan usaha atau perusahaan, kalau tidak percaya satu sama lain didalamnya maka tidak akan berjalan dengan baik. Matius 17:20, iman sebesar biji sesawi saja dapat memindahkan gunung. Tanpa iman, tidak akan ada, semua pasif, karena semua tidak saling mempercayaai, kalau ada iman yang kecil sekalipun, di situ ada semangat, ada kepercayaan. Ibrani 11:18, Iman adalah dasar dari segala sesuatu. Karena iman maka gereja ada sampai sekarang ini.

Keberadaan Yesus di Betania, direncanakan, diniati oleh keluarga ini. Mereka mengadakan perjamuan menyambut Yesus. Ada dua hal yang perlu kita contohi dari keluarga beriman dalam bacaan ini:

 

  1. Keluarga ini adalah keluarga yang menempatkan Yesus sebagai pusat di dalam keluarga, Lukas 18:8b. Setiap keluarga dihargai oleh Yesus. Penghargaan Yesus dibuktikan dengan kehadiranNya karena mereka tahu dengan jelas siapa Yesus. Allah kita adalah yang mulia dan agung tetapi Ia merendahkan diri datang ke dalam dunia dan hidup sama seperti kita. Itulah yang disadari oleh keluarga Lazarus. Tempat Yesus di dalam hidup kita tidak dapat digantikan oleh apapun juga.
  2. Keluarga ini adalah keluarga yang punya orientasi memberi. Kita sering kali terpengaruhi untuk berorientasi pada mempunyai bukan memberi. Ingin punya uang, rumah, anak, harta kekayaan, nama besar, mobil dan sebagainya, itu yang kita pakai sebagai ukuran dalam hidup. Manusia tidak pernah puas dalam hidupnya. Yang Maria lakukan justru terbalik, dia berorientasi pada memberi, seperti Yesus yang memberi sampai memberikan hidupNya sendiri. Memberilah seperti Simon si Kusta yang telah memberikan rumahnya, tenaganya, waktunya untuk Tuhan. Memberilah seperti Maria, yang memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Bagi Maria, Yesus adalah Raja diatas segala raja. Dan Ia berhak menerima yang paling baik dalam pemberian Maria.

Kiranya kita menjadi keluarga yang menempatkan Yesus sebagai pusat di dalam keluarga kita dan hidup berorientasi pada memberi dengan setulus hati bukan hanya ingin memiliki, dan memiliki. Amin

 

                                                                                                                                              Pdt. Iyes Djo Naga, M.Th

 

Yakobus 3 : 1-12

Oleh : Sdra.Eka.P.Hia

 

Hidup kita seringkali dikuasai oleh lidah,yang sekalipun dipakai untuk bersyukur tetapi sekaligus juga di pakai untuk mendatangkan kutuk.Dosa karena lidah begitu mematikan.Kita harus waspada dalam menggunakan lidah kita karena dapat mencelakai orang lain,memfitnah,menipu,dan sebagainya.

Jika lidah dapat mendatangkan dosa yang mematikan,maka apa yang dapat kita lakukan adalah :

1.Waspadai lidah kita (gunakan untuk memuji Tuhan),nyatakanlah hal-hal yang baik lewat lidah kita.Lidah adalah alat,tetapi semua berasal dari hati seseorang (band: Filipi 4 : 8 ).

2.Gunakan lidah untuk menolong sesama.Pakailah hikmat dari Tuhan melalui lidah kita.

 

Hati kita menjadi sumber dari apa yang kita keluarkan lewat perkataan lidah kita.Dari hati muncul semua yang baik dan yang buruk.Untuk itu bangunlah hubungan dengan Tuhan,melekatlah pada-Nya,renungkanlah firman-Nya sehingga hati kita selalu diperbaharui sesuai kehendak-Nya dan dapat mengekang lidah kita,sehingga apa yang keluar lewat perkataan kita adalah hal-hal yang baik.Bicaralah sesuai realita dan fakta.Jangan ditambah dan dikurangi apalagi bergosip,sehingga lidah kita dapat dipakai untuk kemuliaan Tuhan.Amin.

RUMAH DOA

Matius 6 : 5-14

 

Saudara,ketika berdoa hendaknya doa yang kita sampaikan kepada Tuhan tidaklah bertele-tele,sebab yang Tuhan inginkan dalam orang percaya ketika berdoa ialah hati,yakni perjumpaan dengan Tuhan.Dalam Mazmur 61 : 4 mengatakan “sungguh Engkau tempat perlindunganku,menara yang kuat terhadap musuh” mengingatkan kepada kita bahwa betul-betul yang kita serahkan kepada Tuhan adalah hati kita dan juga ketika kita berdoa hendaknya doa yang kita sampaikan kepada Tuhan betul-betul fokus yang dapat mendatangkan berkat bagi sesama kita.Ketika kita berdoa bukanlah sebuah adegan sandiwara yang dapat dimanipulasi atau dengan merangkai kata-kata yang indah,tetapi sekali lagi doa yang kita panjatkan kepada Tuhan ialah merupakan perjumpaan dengan Tuhan.

Dalam hal doa Bapa Kami juga mengajarkan supaya doa yang kita sampaikan kepada Tuhan Allah sungguh-sungguh fokus disertai dengan iman yang kokoh dan yakin kepada Dia.Oleh sebab itu doa yang kita panjatkan kepada Tuhan harus benar-benar jujur dan tidak mengada-ada dan meminta sesuatu yang telah ada.Sebab doa yang tidak disertai dengan kejujuran ialah doa yang munafik dan bahkan mendatangkan malapetaka.Doa merupakan sebuah ruang pertemuan dengan Tuhan dengan penuh keseriusan.Ketika kita juga berdoa bukan hanya untuk diri kita sendiritetapi kita juga dapat berdoa untuk sesama kita yakni untuk mendatangkan kerajaan Allah dalam dunia ini yaitu terwujudnya kedamaian dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa ini.

 

Pdt.Yandi Manobe,S.Th

 

 

Pada hari Minggu 22 Oktober 2017 telah di perhadapkan di hadapan Tuhan dan jemaat,Badan Formatur Pemilihan Majelis dan BP3J Periode 2017-2021 sbb :

Adapun Tugas Badan Formatur Sbb :

1.Melaksanakan penjaringan dan penyaringan Calon Majelis dan BP3J

2.Melakukan pendekatan terhadapan calon Majelis dan BP3J

3.Badan Formatur bertanggungjawab terhadap Majelis Periode 2013-2017

4.Memberikan laporan kegiatan pemilihan Majelis dan BP3J sesuai anggaran yang sudah disediakan.

Berikut susunan Badan Formatur Pemilihan Majelis dan BP3J :

1.Penasehat :

a.Pdt.Anthonetha Manbe,S.Th

b.Ev.Elen Amalo,S.Pd.K

2.Ketua (merangkap anggota ) :

-Majelis :

a.Bp.Laurensius Lulu

b.Bp.Nelson Tali

c.Sdri.Prisilia Daud

3.Anggota :

a.Komisi Lansia                  : Ibu Lili Leonora

b.Komisi Paduan Suara  : Bp.Niti Sumarno

c.Komisi Kaum Bapak     : Bp.Henoch Bire

d.Komisi Pemuda             : Sdri.Laura Guinta

e.Komisi Remaja              : Sdra.Leonard Rohimone

f.Komisi  Anak                   : Ibu Lili Boesday

Surat Keputusan ini di buat di Kupang,pada tanggal 16 Oktober 2017,dan dengan  demikian maka Surat Keputusan no. 038/SK/MJ AGAPE 2017 tanggal 13 September 2017 dinyatakan tidak berlaku.