header image
 

All posts in August, 2017

PENDIDIKAN IMAN DAN KELUARGA

Ulangan 6:1-9

 

Dalam bagian kitab ini, Musa sebagai seorang pemimpin bangsa Israel mengulangi akan perintah yang disampaikan Tuhan kepada mereka. Musa mengingatkan mereka untuk tetap hidup di dalam ketetapan yang Tuhan telah buat. Dalam kaitan yang pasal yang ke enam, menjelaskan bagaimana umat Israel untuk tetap menceritakan kepada anak-anak mereka tentang kebaikan yang Tuhan telah perbuat selama perjalanan hidup mereka terutama ketika Tuhan membebaskan mereka keluar dari tanah perbudakan. Selain itu dalam pasal enam ini juga mengingatkan kepada bangsa Israel supaya mereka tidak melupkan Tuhan dan kebaikan-Nya, yaitu mereka tetap mengingatnya dalam kehidupan mereka. Isi pasal yang ke enam juga dikenal sebagai SYEMA YITSRAEL yaitu suatu penggilan bagi Israel dalam mendengarkan Firman Tuhan, selain itu ini juga berisikan tentang Allah yang secara total berbeda dengan ilah yang lain. Sehingga dalam tradisi orang Israel SYEMA harus diwujudkan dalam bentuk: menanamkan dihati anak-anak Israel Firman Allah tersebut, menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari bangsa Israel, dan harus menjadi identitas daripada anak-anak Israel baik dalam keluarga maupun di dalam masyarakat yang lebih luas.

 

Berkaitan dengan bulan pendidikan iman dalam keluarga, mengajak kita (orang tua) untuk untuk senantiasa mendidik anak-anak dan mengajarkan mereka untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan segenap kekuatan mereka, dalam kata yang sederhana ialah mereka harus diajarkan takut akan Tuhan. Dalam hal mengajar tidak harus dituntut kepada anak yang masil, tetapi juga kepada anak yang telah dewasa, sehingga dalam kehidupan mereka sungguh memuliakan Allah dalam kehidupan mereka. Dalam mengajarkan anak, maka harus dilakukan berulang-ulang sehingga hal tersebut dapat tertanam dalam kehidupan mereka. Sepasang keluarga di Jakarta yang anak-anaknya semua telah sukses, ketika saya bertanya apa yang menjadi kunci kesuksesan bapak dalam mendidik anak, bapak itu menjawab saya bahwa kunci kesuksesan dalam mendidik ialah mendidik mereka untuk takut akan Tuhan. Sehingga kita sebagai orang tua tidak hanya mendidik secara moral supaya berkelakukan baik, tetapi kita sebagai harus mendidik anak-anak supaya memiliki pertumbuhan iman kepada Yesus Kristus. Amin !

 

                                                                                                                      Pdt. Lori Lena Foeh, Sm.Th

 

Pemilihan Majelis dan BP3J Agape Periode 2017-2021, semulanya direncanakan pada hari ini Minggu, 27 Agustus 2017, namun karena ada beberapa tahapan yang perlu diselesaikan, maka ditunda untuk sementara waktu. Mohon pengertian dari segenap jemaat. Tuhan Yesus memberkati !

KASIH YANG MENGUBAHKAN

Kolose 3 : 5-17

 

Paulus menyampaikan pesan kepada jemaat di Kolose oleh karena mereka mulai melenceng dari apa yang seharusnya Tuhan inginkan.Sebagian jemaat di Kolose memercayai akan roh-roh dunia dan juga memercayai terhadap malaikat,tetapi mereka tidak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.Didalam jemaat Kolose merka juga hidup dalam keberdosaan yang Tuhan sangat benci di dalam kehidupan mereka,seperti misalnya percabulan,kenajisan,hawa nafsu,nafsu jahat dan juga keserakahan,penyembahan berhala,meskipun mereka sudah mengenal Yesus,namun hidup mereka masih belum berubah total dihadapan Allah.Melalui surat Kolose,Paulus meminta orang percaya untuk :

1.Mereka harus mematikan segala sesuatu yang duniawi,artinya bahwa ketika orang telah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka ia wajib untuk menyelesaikan dan mematikan keinginan dunia dan segala dosa seperti misalnya percabulan,kanajisan, hawa nafsu,nafsu jahat dan juga keserakahan,penyembahan berhala.

2.Orang percaya harus membuang semua kemarahan,geram,kejahatan,fitnah dan kata-kata kotor,dusta oleh karena Yesus telah mati bagi kita,maka kita harus membuang segala hal yang Tuhan tidak senang yaitu kejahatan itu sendiri.Tidak hidup dalam dusta oleh karena kita sudah menanggalkan manusia yang lama dan sekarang kita sudah mengenakan manusia yang baru.

3.Orang yang telah percaya harus mengenakan manusia baru dalam pengertian kita harus memiliki dan mengenakan kasih dan damai sejahtera Kristus yang telah mempersatukan dan menyempurnakan kita,harus sabar terhadap yang lain,mau mengampuni dan menerima orang lain dan tidak dendam.Hidup dalam kelemahlembutan,kerendahatian,belas kasihan,kemurahan dan penguasaan diri.Perkataan Kristus hadir didalam diri kita,dan juga kita dipanggil untuk menjadi satu tubuh dengan Kristus.Sehingga dengan mengenakan manusia baru,maka kita mencerminkan terang Kristus yang membawa berkat bagi banyak orang.

Kesimpulan akhir :

1.Tidak ada lagi orang Yahudi dan Yunani,tidak lagi membeda-bedakan,tidak memandang rendah orang lain sekalipun berasal dari status sosial yang rendah.

2.Kekristenan merobohkan tembok pemisah antara suku dan etnis.

3.Kekristenan merobohkan tembok pemisah antara budak dan majikan,orang dengan status sosial tertentu.

Pdt.Yandi Manobe,S.Th

 

KASIH YANG MEMERDEKAKAN

Galatia 4:1-11

Orang-orang Yahudi sangat taat kepada hukum taurat. Mereka sangat menghormati hukum taurat. Paulus melihat jemaat hidup dalam ketakutan. Mereka berbuat baik karena takut hukum taurat. Paulus mulai dengan mengatakan bahwa beriman kepada Allah karena ketakutan maka sama seperti anak kecil. Di dalam Kristus kita bukan lagi anak-anak kecil, kita sudah dewasa. Kita tidak lagi diperhamba karena Kristus sudah memerdekakan kita. taat kepada Allah karena kasih karuniaNya bukan dalam ketakutan tapi ada sebuah tanggungjawab. Kita melakukan semua kebaikan bukan karena takut tekanan tapi karena kasih karunia Allah. Perbuatan baik adalah tanggungjawab atas kasih karunia yang diperoleh. Kasih harus mendidik, itulah yang memerdekakkan. Manusia tidak dibenarkan karena melakukan hukum taurat tapi karena iman. Karena itu lekatkan diri kepada Kristrus supaya keyakinan akan keselamatan membaut kita berbuah. Beberapa hal penting perlu kita catat mengenai firman Tuhan ini:

  1. orang yang dewasa di dalam iman, harus mendapat makanan keras. Sekarang kita adalah ahli waris, telah dewasa, tahu melakukan apa yang harus dilakukan.
  2. Hukum Taurat menunjukkan dosa manusia tap9i tidak memberikan jalan keluar. Yang memberi jalan keluar adalah anugerah. Anugerah yang diteriman harus memerdekakan.
  3. anugerah adalah lawan kata dari dosa. Dengan anugerah Allah maka tidak ada lagi perhambaan dosa. Anugerah membawa orang hidup dalam kekudusan. Ada beberapa ciri orang Kristen saat ini:
  4. merasa merdeka padahal sebenarnya tidak/belum merdeka. Karena merasa diri bauik padahal masih hidup dalam dosa, ayat 10. Orang ini tidak sadar bahwa dirinya dibelenggu oleh dosa.
  5. orang yang merdeka tapi diperbudak oleh kemarahan, kedengkian, kebencian, sakit hati. Diperbudak oleh keingin an daginng.
  6. orang merdeka yang kurang hati-hati dalam mempergunakan kemerdekaan. Melakukan sesuatu suka-suka hatinya sendiri.
  7. orang yang menunjukkan kesan merdeka. Kesannya saja mkerdeka, kesannya positif kepada orang lain tapi dalam kesan itu dia berbuat jahat. Orang ini menyepelkan anugerah dari Tuhan.
  8. orang yang sudah merdeka dari Tuhan. Melakukan semua hal untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.

Selalu melihat Tuhan dalam kehidupannya. Itulah semua perbuatan baik yang dilakukan dengan ucapan syukur.

Tiga sikap ornag yang telah merdeka adalah:

  1. tidak buat hal-hal yang berkaitan dengan dosa. Hubungan dengan Tuhan baik, demikian juga hubungan dengan sesama.
  2. kasih yang memerdekakan kita membuat kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
  3. tidak melakukan hal yang tidka berguna. Perbuatlah hal-hal yang berguna IKor 6:12, 10:23.

 

                                                                                                                 Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th

 

Jadwal dan Tema Khotbah Bulan Agustus 2017 :

“KASIH YANG MEMERDEKAKAN DAN MENGUBAHKAN”

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
06 Agustus 2017 Kasih Yang Memerdekakan Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th
13 Agustus 2017 Kasih Yang Mengubahkan Pembicara Tamu
20 Agustus 2017 Tukar Mimbar Pembicara Tamu
27 Agustus 2017 Kasih Yang Menyatukan Pdt.Yandi Manobe,S.Th

HATIKU RUMAH KRISTUS

Kisah 27 : 13-36

 

GMIT Agape di hari ini,hari jadinya yang ke-48.Sejarahnya dimulai dari sebuah keluarga dan kelas sekolah Minggu menjadi sebuah gereja.Ef 2 : 15,kehadiran gereja merubuhkan tembok kesukuan gereja,GMIT Agape yang berawal dari Jemaat Homogen (salah satu suku saja) harus menjadi gereja yang heterogen (berbagai suku) menjadi satu.Realitanya kehidupan gereja yang terdiri dari berbagai suku sering mengalami konflik,karena gereja yang seperti bahtera ditengah lautan,penuh dengan penumpang yang berbeda karakter.Bagaimana kita  menyikapi badai  yang ada agar kita tetap  bersatu ? Tema “Hatiku Rumah Kristus” sangat baik,belajar dari Paulus yang menjadikan hatinya rumah Kristus.Ada 4 sikap Paulus yang dapat kita teladani yaitu :

1.Siap mengingatkan dan menguatkan orang lain,ay 21-22.Dapatkah kita menguatkan orang lain sementara kita sendiri dalam krisis? Ketidakbenaran yang dilihat oleh Paulus tidak membuat di bungkam.Paulus mengingatkan tetapi tidak menyalahkan.Dengan mengingatkan,dia menguatkan.Dengan tujuan bahwa yang diingatkan memiliki harapan untuk berubah.Hari jadi gereja adalah untuk jemaat memeriksa diri.

2.Tidak sungkan menyampaikan siapa Allah yang dia sembah.Ay 23,34,35 ditengah badai,Paulus menyatakan keyakinan imannya kepada Tuhan.Bagaimana dengan kita ? Ada dua macam orang dalam gereja,(a).rajin gereja tapi tidak benar-benar yakin dia milik Kristus.Sering kuatir,tidak ada sejahtera dan syukur.Iman orang ini,iman tradisi karena sudah lahir sebagai orang Kristen. (b).rajin gereja,rajin pelayanan tapi sungkan menyampaikan tentang Tuhan yang dia percayai kepada orang lain.Selalu takut menginjili,minta ditemani Pendeta,kalau sendiri takut.Termasuk golongan yang manakah kita ?

3.Mengusulkan solusi,ay.26 beriman dan bijaksana,menemukan solusi.Paulus mendorong semua penumpang untuk makan.Tidak apa-apa kita menjadi gereja kecil dikota ini asalkan kita berdampak bagi kota ini.Bantu orang supaya kuat,jadilah gereja yang memberi solusi bagi isu-isu sosial dalam masyarakat.Solusi harus berdasarkan firman Tuhan.

4.Bersyukur dalam kekurangan maupun dalam kelebihan.Dapatkah kita bersyukur atas kekurangan dan kelebihan gereja ini ? Bayangkan hanya menjadi pihak oposisi yang terus memberikan kritik terhadap gereja.Ucapan syukur Paulus membuat semua orang selamat.Ucapan syukur ditandai dengan kesiapan melayani.

Di usia gereja yangke-48 tahun ini kiranya Tuhan menolong kita menjadi gereja Tuhan yang menjadikan hati kita sebagai tempat kediaman Kristus.Amin !

 

Pdt.Budianto Lim,S.Kom.,D.W.S

AKU DAN PERTEMUAN IBADAT

Ibrani 10 : 19-25

 

Yesus adalah kepala gereja,jika kita mencintai Yesus berarti kita juga menyambut tubuh Kristus yaitu gereja.Pada waktu seseorang menyembah,dia didorong oleh Roh Allah untuk menyatukan hati dengan Tuhan.Karena itu ibadah dulu baru bekerja.Gerja adalah “ibu” dari orang percaya.Karena itu jika mau tahu tentang “Bapa”,datanglah kepada ibu.Ibadah bukan hanya hari Minggu.Ibadah adalah perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari dengan ketaatan menjalankan ajaran dan perintah.Dalam bahasa aslinya kata ibadah menunjuk pada pelayan/budak atau orang upahan yang menjalankan tugas kepada majikan.Pada saat itu budak harus hormat tunduk,membungkuk dan merayap.Ingat,kita adalah budak yang telah di merdekakan dari dosa untuk menyatakan hormat kepada Tuhan.Jalan masuk kepada ibadah adalah melalui Yesus Kristus.Dalam hal ini harus diingat bahwa :

1.Keberanian kita karena darah Yesus Kristus.Yang belum di tebus,tidak punya keberanian untuk masuk.Tidak ada alasan lain dari darah Kristus yang membuka pintu masuk dalam ibadah.

2.Persekutuan orang tertebus berbeda dengan arisan.Ibadah tidak bisa pilih-pilih orang karena semua di tebus.

3.Kristus adalah imam besar dalam rumah Allah.Imam besar adalah perantara/mediator antara Allah dan umat-Nya.Kedekatan hubungan dengan Yesus sebagai imam besar membuat kita mengkomunikasikan permasalahan dan pergumulan hidup kita kepada imam besar ( Yesus).”Apakah yang kita persembahkan kepada Tuhan saat ibadah ini ?”Uang bukan satu-satu nya persembahan,melainkan salah satunya yang di persembahkan kepada Tuhan.

Tiga hal yang penting juga yaitu :

1.Imam Besar Yesus Kristus yang menyelenggarakan ibadah ini sehingga para budak yang tertebus tidak bisa berbuat sesuka hati.Budak tunduk kepada apa yang imam besar kehendaki.

2.Imam Besar Yesus,memimpin kita menghadap Allah dengan tulus dan iklas.Umat berkumpul dan berdoa,bukan main game,facebook atau bercerita.

3.Masuk dalam ibadah itu berpegang teguh pada pengharapan kita.”Dalam ibadah ini apa yang saya imani saat ini kepada Tuhan ?Soal-soal yang kita alami,apa yang kita imani kepada Tuhan untuk penyelesaian masalah-masalah ini ?” Masalah berpakaian dalam ibadah perlu diingat bahwa Tuhan melihat hati dan bukan pakaian,tetapi Pendeta melihat pakaian dan bukan hati.Ibadah adalah perjumpaan antara mempelai laki-laki (Kristus) dan mempelai perempuan (umatnya).Jadikanlah setiap ibadah menjadi ibadah yang berarti bagimu.Amin !

 

Pdt.Yandi Manobe,S.Th

 

HATIKU RUMAH KRISTUS

(Efesus 3 : 14-21)

 

Hati manusia adalah tempat segala pengertian,kehendak,keinginan,dan pusat kehidupan.Memang benar bahwa manusia bisa memikirkan hal yang jahat dan baik,tetapi hati yang menentukan.Oleh karena itu,mengundang Tuhan Yesus untuk masuk kedalam hati kita dalah sebuah keputusan yang harus diambil oleh orang percaya.

Jikalau Tuhan Yesus diundang masuk dalam hati kita,maka kita  mengundang-Nya sebagai apa? Dan diruangan mana kita mengijinkan Tuhan Yesus masuk ?

1.Kalau kita mengundang Tuhan Yesus hanya sebagai tamu,maka Dia hanya akan sampai diruang tamu saja.Sebagai tamu,tentu Tuhan Yesus tidak memiliki kuasa apa-apa dihati kita.Dan dengan demikian kita tidak akan berakar didalam Dia.

2.Kalau kita mengundang Tuhan Yesus hanya sebagai keluarga,maka tetap saja ada wilayah-wilayah privasi yang tidak boleh dimasuki oelh Tuhan Yesus.Tetap saja Dia tidak memiliki kuasa apa-apa didalam hati kita.Jadi akan sama saja dengan kita mengundang Tuhan Yesus sebagai tamu.Kita tidak akan diubahkan oleh pengenalan kita akan Tuhan Yesus.

3.Kita mengundang Tuhan Yesus sebagai tuan rumah.Kita menyerahkan kunci rumah hati kita kepada Tuhan Yesus.Membiarkan Tuhan Yesus masuk kedalam seluruh ruangan hati kita dan menjadi penguasa akan hati kita.Dengan demikian kita akan berakar didalam Dia.

Dengan memberikan kunci rumah hati kita kepada Tuhan Yesus,maka Tuhan Yesus akan mengubahkan kita.Kita akan dimampukan untuk melayani orang lain yang butuh pertologan,mengampuni,mengasihi dan memberi.Karena Dia mempunyai kuasa untuk mengatur secara leluasa kehidupan kita.Maukah kita memberi kepada Tuhan Yesus kunci rumah kita ?

Hati kita adalah rumah Kristus.Maka jangan kotori hati kita dengan berbagai hal.Jangan takut berkekurangan karena ketika Tuhan Yesus tinggal bersama dengan kita,maka Dia yang akan senantiasa mencukupkan.

Pdt.E.V.Manu-Nale,S.Th

 

PERANKU DALAM PELAYANAN

(Lukas 10 :25-37)

 

Mengapa Yesus memilih untuk melayani ? Bukankah Dia seorang Raja terkenal? Alasannya Dia ingin melakukan kehendak Bapa.Ahli Taurat,seorang yang sangat ahli dalam kitab suci,Dia ingin menguji tentang Yesus.Dia ingin tahu siapa lebih hebat,Yesus atau dia.Ahli taurat bertanya apa yang harus aku buat supaya aku hidup (Zoe) ,hidup selamanya.Orang Yahudi sangat egois,yang disebut saudara adalah sesama Yahudi.Diluar orang Yahudi bukan saudara mereka.Orang Samaria tidak cocok dengan orang Yahudi karena kawin campur yang dilakukan oleh orang Samaria.

Jalan dari Yerusalem ke Yerikho memang  sangat curam.Jalan itu sering disebut jalan darah.Selalu ada orang yang dirampok dijalan itu.Pada saat orang itu dirampok,lewatlah seorang Imam,orang Lewi dan Samaria.Mereka bertiga sama-sama melihat ; Blepo (melihat sepintas).Mereka oida : melihat dan memperhatikan bahkan mengerti apa yang dilihat namun belum tentu mengalami.Imam dan Lewi melihat tetapi tidak merasa mengalami.Orang Lewi dan Imam tidak bersimpati.Orang Samaria peduli,simpati dan empati.

Menaruh hati pada Gereja,pasti kita tergerak untuk melayani bagaimana hati kita tetap pada Tuhan ?Peran kita dalam Gereja berbeda tetapi sikap yang dimiliki harus satu,yakni miliki “kepedulian”jangan sampai :

1.Kita jadi penonton dalam gereja.Sebaliknya :

2.Kita harus jadai penolong di Gereja

3.Kita harus jadi pemberi di Gereja

 

Orang Samaria dan orang yang dirampok bukan saudara,bukan kenalan/utang jasa apapun.Dia sungguh-sungguh jadi pemberi walaupun tidak ada hubungan apa-apa.Memiliki jiwa pemberi,memberi seperti yang Yesus telah tunjukkan.Bagaimana peranan kita dalam pelayanan ?Siapa saja yang merampok kita ?

Kita Imam : berdiri sebagai pemimpin

Kita Lewi : Juga melayani

Kita Ahli Taurat : Tes Tuhan dengan apa yang terjadi

Kita Samaria : Yang prihatin dengan serius dan dengan siapapun walaupun dia bukan siapa-siapa.Amin !

 

Ev.Rocky Guinta,S.Th

Tanggung Jawab Dalam ibadat/Persekutuan

Yohanes 2 : 13-25

 

Bait Allah pada jaman Tuhan Yesus merupakan pusat peribadatan,dan pusat kehidupan orang Yahudi.Karena orang Yahudi percaya bahwa Allah berada didalam Bait Allah,karena ada Tabut Perjanjian Allah di Ruang Maha Kudus.Oleh karena itu peranan Bait Allah dalam hal ini sangatlah penting.

Peristiwa dalam Yohanes 2 : 13-25 terjadi di Bait Allah dalam konteks perayaan Paskah orang Yhudi.Tuhan Yesus menjumpai ada banyak pedagang dan penukar uang.Dan oleh karena itu adalh perayaan Paskah,maka pasti banyak sekali yang berdagang dan yang menukarkan uangnya.Kemudian Tuhan Yesus sangatlah marah,Dia mengusir para pedagang,membalikkan meja dan sebagainya.

Namun mengapa Tuhan Yesus marah ? Bukankah ini merupakan suatu kebiasaan yang sudah berlaku.Dan bukankah para pedagang dan penukar uang ini justru menolong para umat yang mau beribadat dan mempersembahkan korban.Ada beberapa jawaban,namun jawaban yang paling tepat adalah bahwa terjadi konspirasi yang dilakukan oleh para imam dan para pedagang.Ditempat Allah yang kudus,mereka melakukan tindakan kejahatan.Ibadah dan perayaan Paskah yang begitu kudus dicemari oleh kejahatan para imam dan pedagang.Dan untuk alasan itulah Tuhan Yesus marah.

Yang kemudian menarik adalah Tuhan Yesus mengatakan bahwa Dia akan merombak Bait Allah dan membangunnya kembali.Yang dimaksud oleh Tuhan Yesus adalah tubuh-Nya sendiri.Dengan demikian sebetulnya setelah kebangkitan Tuhan Yesus,Bait Allah secara fisik sudah tidak dibutuhkan lagi.Allah dapat kita jumpai dalam persekutuan Tubuh Kristus.

Melalui kematian dan kebangkitan Kristus,Allah “keluar” dari Bait-Nya untuk menjumpai kita.Kristus “membawa” Allah itu kepada kita,persekutuan Tubuh Kristus.Maka makna ibadah kita adalah : (1) Perjumpaan kita dengan Tuhan. (2) Perjumpaan kita dengan sesama.(3) Ucapan syukur kepada Tuhan.Dan (4) Bersaksi dan melayani Tuhan.Amin !

Pdt.Robert St.Litelnoni,S.Th

 

« Older Entries