By
Categories: Renungan Mingguan
By
MENJADI PERINGATAN AKAN AKU (Lukas 22:7-23)
Hari raya roti tidak beragi adalah saat dimana orang Israel makan domba Paskah bersama. Yesus dan para muridNya akan mengikuti perayaan itu. Paskah orang Yahudi adalah merayakan hari pembebasan mereka dari tanah Mesir. Mereka mengingat saat mereka makan roti tidak beragi dan daging domba yang disembelih, setelah itu mereka keluar dari tanah perbudakan di Mesir. Berbeda dengan perayaan paskah bagi kita saat ini yaitu perayaan kemenangan atau kebangkitan Kristus atas kuasa maut. Kita mengingat Kristus anak Domba Allah yang menderita untuk membebaskan kita.
Pada waktu Yesus duduk dan makan bersama murid-muridNya, mereka makan roti dan minum anggur. Roti tidak beragi menandakan tidak ada kebusukan, tidak ada kejahatan, kepalsuan yang tersembunyi. Yesus sebagai kepala setelah mengucap syukur atas roti perjamuan, menambahkan kata-kata yang memberikan makna pada roti itu: “inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Sebuah peringatan baru didirikan oleh Yesus; mengingat akan pelepasan baru yang lebih agung yang akan dilaksanakan Yesus. Ketika ucapan syukur penutup perjamuan telah dinaikan, sebuah cawan berisi anggur diminum bergantian oleh semua yang duduk. Cawan ini, yang disebut ‘cawan berkat’, ketika Tuhan Yesus telah mengucapkan berkatNya dan memberikan cawan itu kepada murid-muridNya dan berkata: “cawan ini adalah perjanjian baru oleh darahKu, yang ditumpahkan bagi kamu” Rasul Paulus mengatakan: “perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku”. Kata-kata Yesus berarti bahwa akan didirikan sebuah perjanjian baru sebagai pengganti dari perjanjian yang didirikan oleh nenek moyang mereka pada zaman Musa. Dan perjanjian baru ituakan didirikan melalui kematian Tuhan Yesus. Kalau kemudian mereka makan roti peringatan itu, dalam iman mereka mengambil bagian dalam kehidupan Dia yang mati dan bangkit kembali.
Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku, Injil Lukas dan Paulus menekankan bahwa perjamuan malam itu bukan sekedar makan dan minum untuk saat itu saja. Pertemuan itu akan menjadi berarti bahwa makan dan minum itu dimaksudkan supaya diulang-ulang. Sampai saat ini kita mengingat pengorbanan Kristus bagi kita, pembebasan yang Allah kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kita ada dalam perjamuan kudus. Dalam perjamuan itu kita makan roti dan minum anggur bersama. Roti sebagai lambang tubuh Kristus dan anggur sebagai lambang darah Kristus yang murni. Kita benar-benar menyadari bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah kita dan kita sedang menantikan saat penyempurnaan-Nya pada masa yang akan datang. Sebelum sampai masa itu kita akan terus melakukannya sebagai peringatan akan Dia.
Amin !
Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th
Categories: Renungan Mingguan
By
SECEPAT ITUKAH ENGKAU BERUBAH ? (Matius 21:1-11)
Satu Minggu sebelum peristiwa Yesus ditangkap :
– Enam hari sebelum Paskah Yahudi : Yesus kembali ke Betania, mengunjungi Maria dan Marta.
– Selama 4 hari terakhir hidup-Nya Yesus berada di Yerusalem dan bermalam di Bukit Zaitun.
– Yesus memasuki Yerusalem dalam suasana meriah.
– Yesus mengutuk pohon ara.
– Farisi menanyakan dari mana Yesus peroleh kuasa Yesus mengajar di Bait Allah.
– Yesus diurapi dengan minyak wangi.
– Orang Farisi mulai menyusun rencana penangkapan Yesus.
Paskah Yahudi :
Paskah di zaman Tuhan Yesus : Ada banyak pesiarah ke Yerusalem, dan ada peraturan paskah bahwa kelompok yang terdiri paling sedikit 10 orang harus menyembelih seekor anak domba. Hukum Yahudi mengatur bahwa setiap laki-laki Yahudi dewasa yang tinggal dalam jarak 20 mil (40 km) dari Yerusalem harus datang ke perayaan paskah itu. Karena ini ada siarah, amankan orang Yahudi yang ke Yerusalem bukan saja yang ada disekitar Palestina saja tetapi juga dari seluruh penjuru dunia, berarti ada jutaan orang Yahudi di Yerusalem. Seorang gubernur Romawi menghitung jumlah anak domba yang disembelih pada saat perayaan paskah ada sekitar 250 ribu ekor. Setiap kelompok 10 orang membunuh 1 ekor domba, maka ada 2.500.000 orang pada acara perayaan paskah itu.
Yesus menyuruh para murid mengambil keledai di Betfage dan Betania adalah tempat dimana banyak orang turut menyaksikan Kebangkitan Lazarus (Yoh. 12:17-18). Berarti di daerah itu banyak sekali orang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Yesus mengendarai keledai ke Yerusalem. Simbol pentahiran atau penyucian (Bil. 19:2). Inilah ketetapan hukum yang diperintahkan Tuhan dengan berfirman : Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu seekor lembu betina merah yang tidak bercela, yang tidak ada cacatnya dan yang belum pernah kena kuk. Simbol penebus kesalahan (Ul. 21:3): kota yang ternyata paling dekat dengan tempat orang yang terbunuh itu, para tua-tua kota itulah harus mengambil seekor lembu betina yang muda, yang belum pernah dipakai dan menghela dengan kuk. Simbol pembawa barang kudus (I Sam. 9:13). Apabila kamu masuk ke kota , kamu harus segera menjumpainya, sebelum ia naik ke bukit untuk makan. Sebab orang banyak tidak akan makan, sebelum ia datang, karena dialah yang memberkati korban. Kemudian barulah para undangan makan. Pergilah sekarang sebab kamu akan menjumpainya dengan segera. Penggenapan nubuat (Zak. 9:9): Bersorak-sorailah dengan nyaring hai putri Sion, bersorak-sorailah hai putri Yerusalem ! Lihat, rajamu datang kepadamu. Ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai. Orang-orang yang menerima Yesus dengan gegap gempita. Mereka pernah mengalami sesuatu bersama Yesus. Tradisi penyambutan terhadap raja (2 Raj.9:13).
Secepat itukah engkau berubah. Hasutan Imam-imam kepala dan tua-tua (Mat. 27:29). Imam dan tua-tua tapi tidak bijaksana. Kesempatan balas dendam kepada Yesus yang telah mengobrak-abrik jualan mereka di halaman Bait Allah (Mat. 21:12-17). Pernah merasa kalah atau dirugikan. Mereka kecewa kepada Yesus yang ternyata dielukan sebagai raja dan pahlawan tapi baru saja berhadapan dengan penghakiman penguasa agama dan pemerintah, sepertinya Yesus sudah tidak berdaya (Yes. 45:1). Hanya memikirkan perkara-perkara duniawi, jengkel karena merasa tersaingi. Takut dikucilkan dan cari aman saja atau memilih diam (yoh. 12:42-43). Tidak mau berkorban, cari aman, cari kesempatan, cari untung dengan tetap dalam jabatan penting Yahudi. Ada yang mencuci tangan (Mat. 27P:24). Tidak mau ambil resiko.
Amin !
Ringkasan Kotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th
Categories: Renungan Mingguan