header image
 

All posts in January 18th, 2017

Baca: Matius 1:18-25

Dalam sebuah kesempatan, Paus Yohanes Paulus II berkata “The truth is not always the same as the majority decision” (kebenaran tidak selalu sama dengan suara mayoritas). Tindakan memilih berbeda dari opini masyarakat inilah yang diambil oleh Yusuf dalam menyikapi kehamilan Maria, tunangannya.

Dunia serasa runtuh! Maria hamil! Padahal Yusuf dan Maria belum hidup sebagai suami istri (ayat 18). Lalu harus bagaimana? Kalau Yusuf mengumumkan ketidaksetiaan Maria, Maria bisa terkena sanksi dilempari batu hingga mati (Ul. 22:23-24). Di sisi lain ia tidak bisa meneruskan pertunangan karena Maria telah mengkhianati dia. Karena tak ingin mempermalukan Maria, maka Yusuf hanya ingin menceraikan Maria diam-diam (ayat 19). Namun di tengah kegelisan hati Yusuf, Tuhan hadir dan memberikan opsi ketiga yaitu menikahi Maria sebab anak yang ada di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus (ayat 20-23). Bahkan Tuhan secara langsung menginstruksikan agar Yusuf memberi nama Yesus untuk anak yang akan dilahirkan Maria, sebab Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Konfirmasi dari malaikat dan kepatuhan pada kehendak Tuhan meneguhkan Yusuf untuk mengambil keputusan yang tepat. Saat Tuhan menyatakan kebenaran, Yusuf percaya kepada Allah dan taat. Meski tidak mudah dan harus bayar harga, Yusuf sadar bahwa kehendak Allah harus digenapi di dalam dan melalui hidupnya.

Apakah saat menyambut Natal ini, Anda diperhadapkan pada pilihan atau masalah yang sangat sulit seperti yang dihadapi oleh Yusuf? Atau Anda sedang didesak untuk membuat keputusan berdasarkan pilihan-pilihan yang kelihatannya bijak dan baik? Temukanlah firman-Nya bagi hidup Anda sebab Dia adalah Allah Imanuel, Allah yang selalu ada bagi hidup Anda. Izinkanlah Yesus mengajukan opsi-Nya bagi hidup Anda. Putuskanlah untuk menaati Yesus dengan segenap hati sebagai kado terindah bagi Dia di malam peringatan kelahiran-Nya.

Sumber Title:
e-SH – Kamis, 24 Desember 2009
Sumber URL:

http://sabda.org/publikasi/sh/2009/12/24

“MAKNA KELAHIRAN YESUS”

(Lukas 2: 1-7)

 

Kita merayakan kelahiran Tuhan Yesus karena Dia hidup bukan mati. Lilin terus menyala, tidak boleh dipadamkan supaya cahaya-Nya menerangi kehidupan kita, itulah makna kelahiran Yesus. Perjalanan Yusuf & Maria ke Betlehem 96 Km. Kendaraan yang dipakai bukan mobil melainkan unta. Perjalanan itu tidak mudah, terburu-buru karena ada konsekwensi pajak supaya yang dicatat hanya 2 jiwa.

Betlehem (tempat Yesus lahir) ada beberapa hal penting tentang tempat ini:

  1. Betlehem tempat Yakub menguburkan Rahel, orang yang Yakub cintai dan bekerja selama 14 Tahun. (inilah kisah yang tidak boleh dipisahkan dari rencana keselamatan Allah).
  2. Di Betlehem ini juga tempat Ruth menikah dengan Boas. Ada pengangkatan kembali harkat manusia.
  3. Betlehem juga sering di sebut dengan kota Daud/rumah Daud (I Samuel:20)
  4. Betlehem juga tempat Daud merindukan air sumur (2 Samuel 23:14-15)
  5. Betlehem juga mempunyai beberapa terjemahan dalam bahasa Arab: “Rumah Daging”, Yunani “Rumah Roti”. Disini kita dapat pahami bahwa tubuh Yesus dipecahkan dan darahNya dicurahkan untuk memberi makan manusia, untuk mereka yang lapar dan haus akan dipuaskan.

Semuanya akan menjadi sia-sia jika kita tidak memberi makna pada kelahiran-Nya. Perayaan ini bukan berarti serta merta Yesus lahir dalam hidup kita, renungkanlah! Kapan Yesus lahir dalam hidupmu?

Imamat 12: 2 dan Imamat 15: 18-27 mencatat kekerabatan keluarga di Israel sangat tinggi. Peraturan mereka pegang teguh, budaya dan adat sangat tinggi. Yesus ditolak karena alasan adat, karena Maria akan menajiskan tempat yang dianggap najis oleh adat. Oleh karena adat itu maka Yesus disingkirkan, dan inilah yang membuat natal tanpa makna. Tidak ada penyambutan dan syukuran bagi Maria dan bagi Yesus, justru palunganlah tempat bagi Yesus. Kelahiran Yesus hanya bermakna kalau kita  tidak diikat oleh adat istiadat di dunia ini. Bertahun-tahun kita rayakan natal semua menjadi seremonial belaka karena kita tetap berkelahi, tetap hidup tanpa kasih, kalau yang kelihatan sangat tidak kita hargai maka bagaimana dengan yang tidak kelihatan.

Natal dalam bahasa Portugis artinya “Kelahiran” pertanda kehidupan. Sikap tutur kata dari orang yang rayakan natal adalah sikap yang menghidupkan seperti kalimat ini “Jangan Takut” bukan kalimat mematikan. Kita sudah lama hidup tapi Natal harus membuat kita hidup baru. Natal berarti sebuah tanggungjawab yang di mulai dari dalam keluarga, natal dimulai dari perhimpuan keluarga, karena itu perbaikilah hubungan dengan keluarga, persaudaraan itu indah. Mari kita satu kasih, satu hati, satu tujuan, nama Kristus dimuliakan.

Ringkasan Khotbah Pdt. Yandi Manobe, S.Th