By
Categories: Renungan Harian
By
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Bacaan : Lukas 5 : 1-14
Pembicara : Ev.Ellen Amallo,S.Pdk
Dalam kitab ini,Mikha ingin berbicara tentang pemerintahan yang tidak mengayomi dan mensejahterkan semua orang,khususnya petani-petani kecil dilingkungan tempat tinggalnya ( Moresyet- Pasal 1 : 1).Ia mengkritik dosa-dosa bangsanya (Pasal 1 : 5-7 ).Ia melihat banyak ketimpangan-ketimpangan dan juga pemberhalaan berbagai hal yang merusak kehidupan bangsanya (Pasal 1-3).
Dalam pasal 4-5 menunjukkan janji Tuhan akan raja dan pemerintahan yang baik,yang hadir lewat kota / tempat yang kecil.Pasal 6-7 berbicara tentang pengadilan dan pengampunan Tuhan pada orang-orang yang mau berbalik dari jalan-jalannya yang salah.Dia menunjukkan beberapa hal dari pasal 5 : 1-5 :
1.Betlehem (rumah roti),kota kecil tempat lahirnya Sang Juruselamat.Mikha menunjukkan bahwa pemerintahan yang kekal,yang sudah ada sejak zaman dahulu.Bukan pemerintahan manusia yang sementara.Tuhan hadir untuk menggembalakan,mengayomi dan memberi damai bagi semua orang.
2.Orang-orang yang hidup dalam pengharapan,yang tertindas,dipandang sebelah mata akan mendapat kekuatan baru.
3.Berhala-berhala akan dihancurkan.Saatnya akan tiba,orang-orang yang benar tetap tinggal dihadapan Tuhan,dan yang palsu akan dilenyapkan.
Dalam kehidupan kita,lewat kitab Mikha ini (6 : 8 ),Ia Tuhan tidak menuntut hal-hal yang berat dari kita.Mari,persiapkan diri kita untuk menyambut kedatangan Tuhan.Kita siapkan hati kita dengan kerendahan hati,memperlakukan orang-orang disekitar kita (terutama orang-orang kecil dan lemah) dengan baik sesuai firman Tuhan.Bagaimana kita menunjukkan kasih Tuhan dalam hidup kita setiap hari.Amin.
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
Seorang laki-laki sedang tidur di pondoknya ketika kamarnya tiba-tiba menjadi terang, dan nampaklah Sang Juruselamat.
Tuhan berkata padanya bahwa ada pekerjaan yang harus dilakukannya. Lalu Tuhan menunjukkan padanya sebuah batu besar di depan pondoknya. Tuhan menjelaskan bahwa ia harus mendorong batu itu dengan seluruh kekuatannya.
Hal ini dikerjakan laki-laki itu setiap hari. Bertahun- tahun ia bekerja sejak matahari terbit sampai terbenam, pundaknya sering menjadi kaku menahan dingin, ia kelelahan karena mendorong dengan seluruh kemampuannya. Setiap malam laki-laki itu kembali ke kamarnya dengan sedih dan cemas, merasa bahwa sepanjang harinya kosong dan tersia-sia.
Ketika laki-laki itu mulai putus asa, si iblis pun mulai mengambil bagian untuk mengacaukan pikirannya “Sekian lama kau telah mendorong batu itu tetapi batu itu tidak bergeming. Apa kau ingin bunuh diri? Kau tidak akan pernah bisa memindahkannnya.”
Lalu, ditunjukkannya pada laki-laki itu bahwa tugas itu sangat tidak masuk akal dan salah. Pikiran tersebut kemudian membuat laki-laki itu putus asa dan patah semangat.
“Mengapa aku harus bunuh diri seperti ini?” pikirnya.
“Aku akan menyisihkan waktuku, dengan sedikit usaha, dan itu akan cukup baik.”
Dan itulah yang direncanakan, sampai suatu hari diputuskannya untuk berdoa dan membawa pikiran yang mengganggu itu kepada Tuhan.
“Tuhan,” katanya “Aku telah bekerja keras sekian lama dan melayaniMu, dengan segenap kekuatanku melakukan apa yang Kau inginkan. Tetapi sampai sekarang aku tidak dapat menggerakkan batu itu setengah milimeterpun. Mengapa? Mengapa aku gagal?’
Tuhan mendengarnya dengan penuh perhatian,”Sahabatku, ketika aku memintamu untuk melayaniKu dan kau menyanggupi, Aku berkata bahwa tugasmu adalah mendorong batu itu dengan seluruh kekuatanmu seperti yang telah kau lakukan. Tapi tidak sekalipun Aku berkata bahwa kau mesti menggesernya. Tugasmu hanyalah mendorong. Dan kini kau datang padaKu dengan tenaga terkuras, berpikir bahwa kau telah gagal. tetapi apakah benar?
Lihatlah dirimu. Lenganmu kuat dan berotot, punggungmu tegap dan coklat, tanganmu keras karena tekanan terus- menerus, dan kakimu menjadi gempal dan kuat. Sebaliknya kau telah bertumbuh banyak dan kini kemampuanmu melebihi sebelumnya. Meski kau belum menggeser batu itu. Tetapi panggilanmu adalah menurut dan mendorong dan belajar untuk setia dan percaya akan hikmatKu. Ini yang kau telah selesaikan. Aku, sahabatku, sekarang akan memindahkan batu itu.”
Terkadang, ketika kita mendengar suara Tuhan, kita cenderung menggunakan pikiran kita untuk menganalisa keinginanNya, sesungguhnya apa yang Tuhan inginkan adalah hal-hal yang sangat sederhana agar menuruti dan setia kepadaNya….
Dengan kata lain, berlatih menggeser gunung-gunung, tetapi kita tahu bahwa Tuhan selalu ada dan Dialah yang dapat memindahkannya.
Ketika segala sesuatu kelihatan keliru…. lakukan P.U.S.H. (PUSH = dorong)
Ketika pekerjaanmu mulai menurun…. lakukan P.U.S.H.
Ketika orang-orang tidak berlaku seperti yang semestinya mereka lakukan…. lakukan P.U.S.H.
Ketika uangmu seperti “lenyap” dan tagihan-tagihan mulai harus dibayar…. lakukan P.U.S.H.
P. Pray
U. Until
S. Something
H. Happens
PUSH = Pray Until Something HAPPENS!! (Berdoalah sampai sesuatu terjadi)
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Lukas 1 : 26-38 ; Matius 25
Penantian dan berjaga-jaga sangat berkaitan dengan penebusan dan pendamaian.Berdamai dengan Allah dan manusia adalah tanda pertobatan.Tetapi berita pendamaian itu belum tentu dapat diterima dengan baik.Hal ini dialami oleh Maria yang mendapat kabar tentang kehamilannya oleh malaikat Tuhan.
Banyak orang merayakan natal,dengan tertuju pada hal-hal yang tidak semestinya.Kita menjadi sibuk dan dipusingkan dengan hal-hal duniawi Akhirnya natal menjadi momen yang buruk,bukan kabar baik lagi.Mari kita belajar dari Maria agar dapat menerima kabar baik itu :
1.Maria dapat menerima kabar baik itu saat ia berhenti berpikir tentang dirinya sendiri.Ia mau menerima tanggungjawab itu.Marilah kita berhenti berpikir tentang diri sendiri .Berikan diri kita untuk melayani Tuhan,dan menjadi saluran kabar baik itu.Orang yang berpikir tentang diri sendiri hanya :
a.Memikirkan tentang keuntungan diri sendiri
b.Hanya melihat diri sendiri.Tuhan mau kita keluar dari diri sendiri dan jangan hanya fokus melihat orang lain saja,tetapi perlu introspeksi diri.Tuhan mengajak kita untuk mengubah kabar buruk itu menjadi kabar baik.
2.Mengambil keputusan (ayat 38).Jangan kompromi !Keputusan itu penting,karena memilikiefek dalam hidup kita.
3.Mampu untuk merendahkan diri,karena dihadapn Tuhan kita bukan apa-apa.Harus diingat bahwa kita semua memiliki gelar abadi : sth (saya tetap hamba).Merendahkan diri adalah untuk memuliakan Allah.
Mari kita nantikan natal,kabar baik itu dengan cara yang baik dan benar yaitu untuk memuliakan Allah.Amin.
Khotbah oleh Pdt.Yandi Manobe,S.Th bersama Komisi Wanita saat melayani di Jemaat Ebenhezer Oekauna
Categories: Komisi wanita, Renungan Harian
By
“BERDAMAI DENGAN ALAM”
(Kej 2: 15-17 & Kej 3: 8-19)
Persoalan terbesar dalam dunia ini ada pada manusia. kita yang merusak segala sesuatu, kita yang merampas segala sesuatu, sehingga kemudian Tuhan harus datang untuk mengembalikan semua itu pada posisi yang sebelumnya.
Dalam bacaan ini ada 4 hal penting yang disampaikan :
Asal mula dosa dan akibatnya. 1. Pembacaan tadi memberikan pesan yang kuat bahwa asal mula dosa yaitu karena ada rasa penasaran karena manusia tidak dapat menahan diri ingin mencoba dan tidak bisa melawan godaan 2. Dari mana asal mula dosa, dari upaya untuk memuaskan diri mereka sendiri, Tuhan tahu batas kemampuan mereka, tetapi karena rasa ingin tahu sehingga manusia melangkah melewati batas.
Berkaitan dengan tema kita hari ini, ada beberapa catatan penting untuk kita renungkan:
Tuhan Allah memberikan Anak-Nya, karena itu pesan Natal harus sampai ke bumi. Allah mengasihi dunia melalui manusia untuk menyatakan kasih-Nya kepada seluruh dunia termasuk alam. Amin
Ringkasan Khotbah Pdt. Yandi Manobe,S.Th
Categories: Renungan Mingguan
By
Ia merasa lelah. Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya.
Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri karirnya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ” katanya, “hadiah dari kami.”
Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri.
Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik.
Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda. Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu.
Renungkan rumah yang sedang kita bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi.
Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan masuk dalam barisan kemenangan.
(adapted from “The Builder”, Unknown, thanks to Cecilia Attal) “Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri”.
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Sebuah paduan suara ingin mempersembahkan beberapa lagu. Mereka semua sudah berdiri rapi di atas panggung menantikan saat mulai bernyanyi. Namun pemimpin paduan suara tersebut tak bisa memulai karena hampir setiap orang yang ada dalam ruangan tersebut membuka mulut berbicara tanpa rela mendengarkan orang lain. Ruangan penuh dengan kegaduhan.
Pemimpin paduan suara tersebut memegang microphone dan berkata, ”Saudara-saudari hadirin yang terkasih; Seorang pelukis menempatkan indahnya sebuah lukisan pada secarik kertas. Sedangkan musikus menempatkan pesona alunan musik pada keheningan. Sekarang Kami akan mempersembahkan alunan musik buat anda sekalian, namun anda diminta untuk memberikan kami keheningan.”
Sungguh kata-kata yang mujarab. Hadirin semuanya perlahan diam memberikan keheningan yang amat dibutuhkan bagi terciptanya alunan musik.
Bila pelukis menempatkan lukisan pada secarik kertas dan seorang musikus menempatkan alunan musik pada keheningan, maka di manakah harus kita tempatkan iman kita?
Iman tak hanya harus ditempatkan di bibir, tapi lebih dari itu, iman harus ditempatkan dalam hidup kita yang nyata setiap hari.
Tarsis Sigho – Taipei
Categories: Kumpulan Ilustrasi, Renungan Harian
By
Pelayanan Komisi Wanita yang berlangsung di GMIT Ebenhezer Oekauna-Klasis Amarasi Timur disambut dengan sukacita oleh jemaat tersebut.Ibadah berlangsung pukul 08.00 Wita-10.00 Wita,dan di isi dengan pelayanan puji-pujian dan diakonia.
Categories: foto, Komisi wanita
By
Pada hari Minggu 27 November 2016,pemuda GMIT Agape melakukan pelayanan KPI dan diakonia bersama team Unity Kupang.Pelayanan KPI dan diakonia berlangsung di Jemaat Rehobot Fatukanutu-Tilong sejak pukul 14.00-21.00 Wita.Pelayanan KPI dan diakonia di bagi dalam dua sesi,yaitu KPI Anak dan KPI Jemaat Umum.
Pelayanan KPI dan diakonia Anak :
KPI Jemaat Umum :
Categories: foto