header image
 

All posts in November, 2016

Suatu hari, seorang petani tua berniat untuk mencari tanaman langka, perjalanan itu harus ditempuhnya dengan melewati hutan dan jalan setapak yang penuh dengan semak belukar. Di tengah-tengah perjalanan, petani tua ini mendengar suara orang tertawa dan benar saja ketika didekati dia melihat salah seorang anak sedang menggoncang-goncangkan sebuah sangkar yang berisi 3 ekor anak burung. Burung-burung itu kelihatan sangat lemas dan hampir mati. Tak tega melihat keadaan anak burung itu, petani tua itu berkata :
PETANI TUA : “Nak, apa yang kau perbuat terhadap anak burung itu ?

ANAK : “Ha…ha…ha…aku akan mengoncang-goncangkan mereka sehingga mereka mati lemas, bila belum mati juga, aku akan mencabuti semua bulu ditubuh mereka sampai mati kesakitan.”

Bergidik hati petani tua ini, mendengar perkataan anak-anak ini. Dalam hatinya berfikir, “Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan anak-anak burung ini ?” Tiba-tiba petani tua ini berkata :
PETANI TUA : “Nak, bagaimana bila kamu jual saja anak burung ini kepada bapak ?”

ANAK : “Wah, pak, jangan bercanda. Untuk apa, bapak membeli anak burung yang jelek dan tidak berguna ini ?” (menatap seraya tidak percaya)

PETANI TUA : “Bapak serius nak, berapa hendak kamu jual ?”

Anak itu menyebutkan sejumlah uang. Petani tua segera merongoh koceknya dan menyerahkan kepada anak itu serta menerima sangkar beserta 3 ekor anak burung di dalamnya. Anak itu segera berlari meninggalkan petani tua ini seorang diri. Sambil berjalan, petani tua ini berkata anak burung itu :

PETANI TUA : “Hari ini aku telah membebaskan kalian dari kematian, nikmatilah kehidupan kalian yang baru. (tangannya membuka sangkar burung itu dan menerbangkannya satu per satu ke angkasa)

Kita adalah orang yang seharusnya mati karena dosa dan tidak memliki pengharapan. namun ALLAH datang untuk membebaskan kita dan memberikan hidup yang baru kepada kita. Nikmati kemerdekaan yang telah kita dapatkan dengan penuh tanggungjawab dan ucapan syukur.

Yohanes 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah  mengaruniakan anak-Nya yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”

 

Hari itu adalah hari pertama saya masuk SMA, saya melihat seorang anak dari
kelas saya pulang sekolah dengan membawa semua bukunya. Namanya Kyle. Saya
berpikir, “Mengapa dia membawa pulang semua bukunya di hari Jumat? Pasti dia
orang yang aneh.”

Saya sendiri sudah memiliki rencana untuk akhir minggu ini, pesta dan nonton
pertandangan sepakbola. Jadi saya mengangkat bahu saya dan kembali berjalan
pulang.

Dalam perjalanan, saya melihat beberapa anak lain berlari melewati Kyle dan
menyenggolnya. Kyle terjatuh, buku-bukunya berhamburan, kacamatanya terlempar
dan saya berdiri sekitar sepuluh kaki di belakangannya. Saya melihat matanya
terlihat sangat sedih. Hati saya merasa kasihan, jadi saya mendekatinya dan
membantunya bangun.

Saat saya menemukan kaca matanya dan memberikan kepadanya, saya berkata,
“Anak-anak itu pecundang. Mereka harusnya agak menjauh tadi.”

Dia menatap saya dan berkata, “Terima kasih!” Terlihat sebuah senyum yang besar
di wajahnya.

Senyum itu benar-benar tulus yang mengungkapkan rasa terima kasih. Saya
membantunya memunguti bukunya yang berhamburan, dan bertanya dimana dia tinggal.
Ternyata dia tinggal tidak jauh dari saya. Tapi saya belum pernah melihat dia di
lingkungan saya sebelumnya, jadi saya bertanya. Kyle mengatakan dia sebelumnya
mengikuti sekolah khusus.

Sepanjang perjalanan pulang, kami banyak berbincang dan saya membawakan beberapa
bukunya. Ternyata dia anak yang cukup asik. Saya mengajaknya untuk bermain bola
Sabtu besok dengan teman-teman saya, dan dia menjawab, “ya.”

Semakin saya mengenal Kyle, semakin saya suka dengannya. Selama empat tahun
kemudian, kami menjadi teman baik. Hingga hari kelulusan menjelang, Kyle yang
lulus dengan nilai terbaik diminta untuk menyampaikan pidato perpisahan. Saya
sangat bersyukur, bukan saya yang diminta untuk menyampaikan pidato itu.

Pada hari kelulusan saya bertemu dengan Kyle. Dia terlihat sangat hebat. Dia
adalah salah satu dari pria-pria yang favorit semasa SMA. Sangat bersemangat dan
terlihat gagah dengan kacamatanya. Lebih banyak gadis yang menyukai dia dari
pada saya. Terkadang saya iri juga kepadanya.

Saya lihat dia sangat gugup menjelang pidatonya, jadi saya pukul dia dari
belakang, “Hei bung, kamu pasti hebat!” Dia melihat saya dan tersenyum. “Terima
kasih,” ungkapnya.

Ketika dia mulai berpidato, dia menarik nafas panjang dan mulai berkata,
“Kelulusan adalah waktu untuk berterima kasih kepada mereka yang menolong kita
menjalani tahun-tahun yang berat. Orang tua Anda, guru Anda, saudara Anda,
mungkin pelatih.., tetapi yang terutama adalah teman-teman. Saya disini untuk
memberi tahu Anda bahwa menjadi teman seseorang adalah hadiah terindah yang bisa
Anda berikan. Saya akan menceritakan sebuah cerita kepada Anda.”

Saya hanya memandang sahabat saya itu dengan rasa tidak percaya, ketika ia
menceritakan perjumpaan pertama kali kami saat ia jatuh dengan buku-bukunya itu.
Saat itu dia sedang merencanakan untuk bunuh diri di akhir minggu itu. Dia
mengatakan sengaja membawa semua benda miliknya pulang, sehingga ibunya tidak
perlu lagi melakukannya nanti. Dia memandang lurus pada saya dan tersenyum,
“Untunglah saya diselamatkan. Sahabat saya telah melakukan sesuatu yang tidak
terkatakan.”

Saya mendengar tepuk tangan dari kerumunan bagi pria gagah yang menceritakan
masa terlemah dalam hidupnya itu. Saya melihat ayah dan ibunya memandang saya
dengan senyuman penuh terima kasih. Hingga saat ini, saya tidak pernah tahu
bahwa apa yang saya lakukan ternyata berdampak begitu besar.

Jangan pernah menganggap remeh tindakan-tindakan kecil Anda yang Anda lakukan,
karena tanpa Anda sadari hal tersebut mengubah kehidupan orang lain.

Tuhan menaruh dalam hidup setiap orang untuk memberi dampak bagi kehidupan orang
lain dengan berbagai cara yang unik. Jadi setiap kali Anda melihat kesempatan
untuk berbuat baik, lakukanlah dengan sebuah ketulusan dan sukacita. Anda tidak
akan pernah tahu bahwa senyuman Anda atau uluran tangan Anda telah menyelamatkan
jiwa seseorang.

Jadwal & Thema Khotbah Bulan November 2016: “GEREJA &  ALAM CIPTAAN TUHAN”

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
06 Nopember 2016 “Rumah Kita Sendiri ” Pdt. Jahja A. Millu,S.Th
13 Nopember 2016 “Mengusahakan Alam ” Pdt.  Yandi Manobe, S.Th
20 Nopember 2016 “Berdamai dengan Alam ” Pdt.  Yandi Manobe, S.Th
27 Nopember 2016 “…………………………… ” Pdt.  Tamu (Tukar Mimbar)

 

    Newer Entries »