header image
 

All posts in November 26th, 2016

Pada hari Minggu 20 November 2016,Komisi Kaum Bapak berkesempatan melakukan pelayanan KPI dan Diakonia di GMIT Mawar Saron Liliba.Kegiatan ini berlangsung pada pukul 18.00-21.00 Wita.

 

Bulan Oktober 1983, pesawat Korean Airlines dengan nomor penerbangan 007 berangkat dari Alaska menuju Korea. Rupanya ada kesalahan “kecil” pada komputer navigasi yang tidak diketahui oleh para awak. Arah penerbangan bergeser 1.5 derajat saat berangkat. Setelah 100 mil, perbedaan itu masih belum dideteksi. Namun pesawat 747 itu terus melenceng dari jalur yang seharusnya, hingga akhirnya melintasi wilayah udara Uni Soviet. Radar Rusia menangkap kesalahan itu, dan jet Rusia mencegat Korean Airlines 007 dan mengeluarkan tembakan yang menyebabkan semua penumpang Korean Airlines meninggal. Hanya gara-gara selisih 1.5 derajat!
Berapa sering kita membiarkan perbedaan “1.5 derajat” dalam hidup kita? Kita berkompromi dan membiarkan standar moral kita bergeser “sedikit” lebih rendah dari apa yang kita ketahui sebagai kebenaran: sedikit kebohongan, sedikit menurunkan mutu, sedikit selingkuh, sedikit pornografi dan “sedikit” lainnya. Kita berpikir “sedikit” ini tidak akan berpengaruh. Salah besar! Tanpa disadari, kita menurunkan standar dan terseret dalam dosa yang lebih besar.
Orang berharap masuk surga, tetapi masih ingin hidup dalam dosa. Kita pikir, “Ah, Tuhan pasti mengerti…” Sayangnya, tidak demikian. Bagaimana menghindari kompromi? Tidak ada cara lain, selain mendekatkan diri pada-Nya. Mungkin hidup Anda tidak 100% bebas dari dosa, tetapi Anda memiliki kekuatan untuk berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan hati-Nya.
COURAGE, NOT COMPROMISE, BRINGS THE SMILE OF GOD’S APPROVAL (Thomas S. Monson)

Bacaan : Mazmur 128 : 1-6 ; II Tawarikh 9 : 13

Setiap orang pasti mengharapkan rumahtangga yang bahagia.Rumahtangga yang bahagia adalah :

1.Rumahtangga yang takut akan Tuhan

2.Rumahtangga yang makan dari jerih payah tangan sendiri

3.Yang istrinya seperti pohon anggur yang subur di dalam rumah (penuh sukacita kerinduan)

4.Anak-anak seperti tunas pohon zaitun (menyembuhkan luka baik fisik maupun psikis dari orangtua).

Kita juga dapat belajar dari Ayub,bagaimana menciptakan keluarga yang bahagia,yaitu menyediakan waktu bersama keluarga,a.l dengan makan bersama,karena saat makan bersama  kita :

1.Berdoa bersama ; dalam doa ada rasa syukur dan terimakasih serta pengakuan akan berkat Tuhan.

2.Makan bersama

3.Bercerita (belajar berkomunikasi)

4.Belajar untuk mengingat orang lain

5.Belajar etika dan moral

Keluarga itu mahal.Jangan tunggu waktu berlalu membawa mereka meninggalkan kita.Amin.

 

Khotbah Pdt.Yandhi Manobe pada KPI di GMIT Mawar Saron Liliba