header image
 

All posts in November 1st, 2016

Sewaktu telegraph sedang memasuki masa kejayaan, tercatatlah seorang pemuda yang sangat mencintai sandi morse dan bermimpi bahwa suatu hari ia dapat bekerja di perusahaan tersebut.

Hingga suatu hari perusahaan telegraph mengumumkan lowongan pekerjaan untuk posisi itu. Tentu saja, sang pemuda sangat bersemangat dan segera mendatangi perusahaan tersebut untuk memberikan surat lamarannya. Ketika memasuki perusahaan tersebut, ia dibuat terpesona dan terkagum-kagum melihat keadaan di tempat itu, bagaimana setiap orang sangat menikmati pekerjaannya sekalipun terdengar bising suara dari sandi morse.

Begitu memasuki ruang tunggu, sang pemuda terkejut karena ternyata banyak juga orang yang berminat untuk bekerja di tempat itu. Oleh resepsionis ia diminta mengisi formulir dan menunggu antrian untuk test wawancara. Selesai mengisi formulir, sang pemuda segera beranjak dari tempat duduknya dan menyerahkan lembaran itu ke resepsionis dan melenggang masuk ke ruangan wawancara tanpa menunggu antrian lagi. Sikapnya yang seperti ini tentu saja, membuat tanda tanya besar di benak para calon pelamar dan tak sedikit yang merasa gusar, karena merasa telah didahului oleh pemuda ini.

Selang beberapa waktu, dari ruangan wawancara di umumkan bahwa pintu pendaftaran telah ditutup karena karyawan untuk posisi itu telah didapatkan yaitu sang pemuda tadi. Mendengar hal ini tentu saja, orang-orang yang berada di ruang tunggu sangat gusar dan marah-marah, tidak terima dengan keputusan sepihak dari pihak management.

Akhirnya pihak management memberikan penjelasan, “Tenang saudara-saudara, dengankan dulu penjelasan saya. Anak muda ini datang bukan hanya untuk sekedar mencari pekerjaan, namun ia benar benar menguasai dan mencintai sandi morse. Tahukah saudara, di dalam formulir itu ada sebuah tulisan yang ditulis dengan sandi morse yang berbunyi, Jika anda sudah mengisi formulir, silakan masuk untuk wawancara. Anak muda menangkap informasi tersebut dan melakukan apa yang diperintahkannya, sedangkan saudara tidak menangkap pesan ini.”

MORAL: Terkadang kita seperti para pelamar itu, sibuk dengan permintaan dan lupa bahwa sebenarnya TUHAN pun ingin berbicara dengan kita. Akibatnya, apa yang seharusnya kita dapatkan menjadi sia-sia, karena kita tidak sabar untuk menunggu waktu-NYA. Mari, kita belajar dari pemuda ini yang mencari tahu bagaimana menguasai sandi morse dan ketika tiba waktunya, ia bisa menunjukkannya dengan maximal.

KASIH ITU RELA BERKORBAN

(MAT. 18:1-5)

 

Kesibukan adalah salah satu penyebab keluarga kehilangan kasih. Kesibukan dapat membuat orang-orang yang kita kasihi menjadi korban. Banyak orang tua sibuk untuk bekerja. Suami bekerja untuk memenuhi kebutuhan bahkan ada yang berkata bahwa mereka bekerja demi anak-anak. Kesibukan yang seperti ini justru mengorbankan anak-anak dan bukanlah demi mereka. Hal ini membuat anak-anak tidak punya lagi waktu dengan orang tua. Tidak heran justru anak sering kali dibentuk oleh perilaku dan karakter dari pembantu atau opa-oma. Terkadang orang tua juga kerap kali mengeluh karena anak susah diatur, karena mereka sendiri jarang mengatur anak-anak mereka.

Kenakalan remaja pun kita lihat semakin marak. Kalau kita melihat gaya hidup modern, banyak keluhan yang disampaikan baik dari orang tua maupun anak-anak. Ternyata keduanya memiliki kebutuhan yang sama, yaitu KASIH. Pengorbanan yang bermakna dapat dinikmati bersama melalui kasih yang diberikan satu dengan yang lain. Seberapa banyak komunikasi yang terjadi diantara keduanya juga penting. Anak-anak sebenarnya tidak membutuhkan materi, tapi mereka butuh belaian kasih, pelukan cinta dari papa-mama mereka.

Sesuai dengan teks pembacaan kita, hubungan orang tua dan anak adalah menyangkut kerajaan sorga. Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga dikatakan adalah anak-anak. Mengapa demikian? Pemilik Kerajaan Sorga adalah Allah dan anak-anak adalah anugerah. Anak adalah titipan dari Allah yang mulia.  Anak-anak mendapat sajungan dari Allah, sebagai model pribadi yang terbesar dalam kerajaan-Nya. Banyak hal buruk yang dilakukan oleh kita sebagai orang tua, menjadi contoh teladan buruk buat anak-anak. Firman Tuhan berkata kalau kamu tidak bertobat dan menjadi sama seperti anak-anak, maka kamu tidak layak untuk Kerajaan Sorga. Hal ini merujuk kepada iman dan ketulusan dari anak-anak di hadapan Tuhan.

Anak adalah warisan yang Tuhan berikan kepada setiap kita sebagai orang tua. Pertama adalah warisan fisik. Secara fisik akan lebih tampak sama dengan orang tuanya. Kedua, warisan materi. ketiga, warisan rohani. Bagaimana dengan warisan rohani yang kita berikan kepada anak-anak kita? Kembali ke teks pembacaan kita, mengapa di sini Yesus memakai figur anak? Jawabannya adalah karena mereka polos, apa adanya, demikian mereka juga itu pemaaf. Karena itu kita seharusnya komitmen, sebagai orang tua untuk memberi kasih kepada anak-anak, sebagai bentuk dari tanggung jawab kita di hadapan Tuhan.

 

Ringkhasan Khotbah: Pdt. Elsa Maramba-Kebang

Gelombang penganiayaan yang keras terjadi di Jepang pada awal tahun 1600, di mana selama waktu tersebut banyak umat Kristen menjadi martir. Pada tanggal 20 Februari 1627, pemimpin gereja bernama Paulo Uchibori, istrinya dan ketiga anaknya ditahan karena menampung para misionari.
Pada hari itu, Paulo dan 37 orang Kristen lainnya dipukuli, diarak telanjang melalui pusat kota dan dipenjarakan di Istana Shimabara. Pada keesokan harinya, orang-orang Kristen tersebut dianiaya. Pemerintah tidak berkeinginan menjadikan mereka martir, tetapi mereka menggunakan cara-cara terkeji untuk memaksa orang-orang Kristen menyangkal iman mereka.
Salah satu prajurit mengusik Paulo ketika ia memegang sebilah pisau, dengan berkata, “Berapa banyak jari anak-anakmu yang harus kami ambil ?” Paulo menjawab, “Semua terserah padamu.” Para prajurit memotong semua jari anak-anak Paulo kecuali jempol dan kelingking mereka, dengan berkata orang-orang Kristen seharusnya mempunyai jari lebih sedikit dari binatang.
Dua anak tertua Paulo, Antonio dan Barutabazaru merelakan jari-jari mereka kepada para prajurit tersebut, tanpa menangis atau menunjukkan kesakitan. Anak Paulo yang bungsu, Ignatius, berumur lima tahun. Ia juga tidak menunjukkan rasa sakit saat jari-jari tangannya dipotong. Ia mengangkat tangannya yang berlumuran darah ke langit, mempersembahkannya kepada Allah.
Mereka yang melihat hal ini menjadi terkejut dan tersentuh hatinya menyaksikan keberanian anak-anak itu. Lalu para prajurit mengikat tangan dan kaki ke-16 tahanan tersebut termasuk anak-anak Paulo dan melemparkannya berkali-kali ke dalam air es yang sangat dingin di Teluk Shimabara.
Walaupun demikian, orang-orang Kristen tersebut tidak mau menyangkal iman mereka. Kata-kata terakhir Antonio sebelum ia hilang ditelan laut adalah, “Ayah, kita harus bersyukur kepada Allah karena memberikan kita berkat luar biasa seperti ini.” Setelah anak-anaknya ditenggelamkan, wajah Paulo dicap dengan tiga huruf Jepang dari kata “Kristen.” Ia dilemparkan ke jalan-jalan dengan tulisan di baju kimononya yang terbaca, “Dihukum karena menjadi Kristen. Dilarang menolong orang ini atau memberinya perlindungan.”
Seminggu setelah kematian martir anak-anaknya, Paulo dibawa ke atas Gunung Unzen dengan ke 15 orang Kristen lainnya untuk merasakan “siksaan di dalam neraka kawah Unzen.” Paulo digantung terbalik dan diturunkan ke atas permukaan air sulfur yang mendidih berkali-kali. Ia berdoa dengan suara keras setiap kali, menyadari ia adalah bagian dari Tubuh Kristus, “Perjamuan Suci harus disucikan.”
Akhirnya, tubuhnya dilemparkan ke dalam kawah mendidih yang menguap. Kesaksian iman Paulo dan anak-anaknya menguatkan kita. Kita tahu bahwa mereka dan orang-orang KRISTEN lainnya yang menjadi martir telah diterima dalam hadirat YESUS dan sekarang mengenakan jubah putih.
Saudaraku, mari kita belajar dari martir iman PAULO UCHIBORI, bahwa apapun yang terjadi tidak akan sanggup memisahkan dia dengan BAPA, sekalipun ia harus kehilangan nyawa dan keluarganya, imannya tetap teguh.
Bila selama ini, kita masih suka berkeluh kesah akan sulitnya keadaan, marilah berkaca kepada pengalaman iman PAULO UCHIBORI. Bahwa kesulitan hidup kita tidak sesulit apa yang mereka alami dan orang-orang KRISTEN lainnya di muka bumi ini. Mengucap syukurlah senantiasa !!

Dahulu, ada seorang pengusaha yang cukup berhasil di kota ini. Ketika sang suami jatuh sakit, satu per satu pabrik mereka dijual. Harta mereka terkuras untuk berbagai biaya pengobatan. Hingga mereka harus pindah ke pinggiran kota dan membuka rumah makan sederhana. Sang suami pun telah tiada.

Beberapa tahun kemudian, rumah makan itu pun harus berganti rupa menjadi warung makan yang lebih kecil sebelah pasar. Setelah lama tak mendengar kabarnya, kini setiap malam tampak sang istri dibantu oleh anak dan menantunya menggelar tikar berjualan lesehan di alun-alun kota. Cucunya sudah beberapa. Orang-orang pun masih mengenal masa lalunya yang berkelimpahan. Namun, ia tak kehilangan senyumnya yang tegar saat meladeni para pembeli.

Wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat?

“Harapan nak! Jangan kehilangan harapan. Bukankah seorang guru dunia pernah berujar, karena harapanlah seorang ibu menyusui anaknya. Karena harapanlah kita menanam pohon meski kita tahu kita tak kan sempat memetik buahnya yang ranum bertahun-tahun kemudian. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia”.

Roma 5:2-6 mengatakan,” Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak menjadi seorang pianis yang terkenal.

Selang beberapa waktu kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal. Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan anaknya.

Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak betah duduk diam terlalu lama, tanpa sepengetahuan ayahnya, ia menyelinap pergi.

Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis tersebut.

Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang sederhana, twinkle2 little star.

Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara piano mengirabahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung. Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut, dan bergegas naik ke atas panggung. Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia tersenyum dan berkata, “Teruslah bermain” dan sang anak yang mendapat ijin, meneruskan permainannya.

Sang pianis lalu duduk, di samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu, ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.

Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang anak jadi besar kepala, pikirnya, “Gila, baru belajar piano sebulan saja sudah hebat!” Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya dan menjadikan permainannya sempurna.

Demikian juga di dalam kehidupan kita, kita sering merasa bahwa keberhasilan yang kita raih , semua itu hanya karena usaha dan kerja keras kita. Kita lupa bahwa semua itu terjadi karena Tuhan yang menolong kita dan tanpa Dia apapun yang kita kerjakan tidak akan berhasil. Tapi bila Tuhan ada disamping kita, kita akan mampu melakukan hal -hal yang sederhana menjadi luar biasa.

Suatu hari, seorang petani tua berniat untuk mencari tanaman langka, perjalanan itu harus ditempuhnya dengan melewati hutan dan jalan setapak yang penuh dengan semak belukar. Di tengah-tengah perjalanan, petani tua ini mendengar suara orang tertawa dan benar saja ketika didekati dia melihat salah seorang anak sedang menggoncang-goncangkan sebuah sangkar yang berisi 3 ekor anak burung. Burung-burung itu kelihatan sangat lemas dan hampir mati. Tak tega melihat keadaan anak burung itu, petani tua itu berkata :
PETANI TUA : “Nak, apa yang kau perbuat terhadap anak burung itu ?

ANAK : “Ha…ha…ha…aku akan mengoncang-goncangkan mereka sehingga mereka mati lemas, bila belum mati juga, aku akan mencabuti semua bulu ditubuh mereka sampai mati kesakitan.”

Bergidik hati petani tua ini, mendengar perkataan anak-anak ini. Dalam hatinya berfikir, “Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan anak-anak burung ini ?” Tiba-tiba petani tua ini berkata :
PETANI TUA : “Nak, bagaimana bila kamu jual saja anak burung ini kepada bapak ?”

ANAK : “Wah, pak, jangan bercanda. Untuk apa, bapak membeli anak burung yang jelek dan tidak berguna ini ?” (menatap seraya tidak percaya)

PETANI TUA : “Bapak serius nak, berapa hendak kamu jual ?”

Anak itu menyebutkan sejumlah uang. Petani tua segera merongoh koceknya dan menyerahkan kepada anak itu serta menerima sangkar beserta 3 ekor anak burung di dalamnya. Anak itu segera berlari meninggalkan petani tua ini seorang diri. Sambil berjalan, petani tua ini berkata anak burung itu :

PETANI TUA : “Hari ini aku telah membebaskan kalian dari kematian, nikmatilah kehidupan kalian yang baru. (tangannya membuka sangkar burung itu dan menerbangkannya satu per satu ke angkasa)

Kita adalah orang yang seharusnya mati karena dosa dan tidak memliki pengharapan. namun ALLAH datang untuk membebaskan kita dan memberikan hidup yang baru kepada kita. Nikmati kemerdekaan yang telah kita dapatkan dengan penuh tanggungjawab dan ucapan syukur.

Yohanes 3 : 16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,sehingga Ia telah  mengaruniakan anak-Nya yang tunggal agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.”

 

Hari itu adalah hari pertama saya masuk SMA, saya melihat seorang anak dari
kelas saya pulang sekolah dengan membawa semua bukunya. Namanya Kyle. Saya
berpikir, “Mengapa dia membawa pulang semua bukunya di hari Jumat? Pasti dia
orang yang aneh.”

Saya sendiri sudah memiliki rencana untuk akhir minggu ini, pesta dan nonton
pertandangan sepakbola. Jadi saya mengangkat bahu saya dan kembali berjalan
pulang.

Dalam perjalanan, saya melihat beberapa anak lain berlari melewati Kyle dan
menyenggolnya. Kyle terjatuh, buku-bukunya berhamburan, kacamatanya terlempar
dan saya berdiri sekitar sepuluh kaki di belakangannya. Saya melihat matanya
terlihat sangat sedih. Hati saya merasa kasihan, jadi saya mendekatinya dan
membantunya bangun.

Saat saya menemukan kaca matanya dan memberikan kepadanya, saya berkata,
“Anak-anak itu pecundang. Mereka harusnya agak menjauh tadi.”

Dia menatap saya dan berkata, “Terima kasih!” Terlihat sebuah senyum yang besar
di wajahnya.

Senyum itu benar-benar tulus yang mengungkapkan rasa terima kasih. Saya
membantunya memunguti bukunya yang berhamburan, dan bertanya dimana dia tinggal.
Ternyata dia tinggal tidak jauh dari saya. Tapi saya belum pernah melihat dia di
lingkungan saya sebelumnya, jadi saya bertanya. Kyle mengatakan dia sebelumnya
mengikuti sekolah khusus.

Sepanjang perjalanan pulang, kami banyak berbincang dan saya membawakan beberapa
bukunya. Ternyata dia anak yang cukup asik. Saya mengajaknya untuk bermain bola
Sabtu besok dengan teman-teman saya, dan dia menjawab, “ya.”

Semakin saya mengenal Kyle, semakin saya suka dengannya. Selama empat tahun
kemudian, kami menjadi teman baik. Hingga hari kelulusan menjelang, Kyle yang
lulus dengan nilai terbaik diminta untuk menyampaikan pidato perpisahan. Saya
sangat bersyukur, bukan saya yang diminta untuk menyampaikan pidato itu.

Pada hari kelulusan saya bertemu dengan Kyle. Dia terlihat sangat hebat. Dia
adalah salah satu dari pria-pria yang favorit semasa SMA. Sangat bersemangat dan
terlihat gagah dengan kacamatanya. Lebih banyak gadis yang menyukai dia dari
pada saya. Terkadang saya iri juga kepadanya.

Saya lihat dia sangat gugup menjelang pidatonya, jadi saya pukul dia dari
belakang, “Hei bung, kamu pasti hebat!” Dia melihat saya dan tersenyum. “Terima
kasih,” ungkapnya.

Ketika dia mulai berpidato, dia menarik nafas panjang dan mulai berkata,
“Kelulusan adalah waktu untuk berterima kasih kepada mereka yang menolong kita
menjalani tahun-tahun yang berat. Orang tua Anda, guru Anda, saudara Anda,
mungkin pelatih.., tetapi yang terutama adalah teman-teman. Saya disini untuk
memberi tahu Anda bahwa menjadi teman seseorang adalah hadiah terindah yang bisa
Anda berikan. Saya akan menceritakan sebuah cerita kepada Anda.”

Saya hanya memandang sahabat saya itu dengan rasa tidak percaya, ketika ia
menceritakan perjumpaan pertama kali kami saat ia jatuh dengan buku-bukunya itu.
Saat itu dia sedang merencanakan untuk bunuh diri di akhir minggu itu. Dia
mengatakan sengaja membawa semua benda miliknya pulang, sehingga ibunya tidak
perlu lagi melakukannya nanti. Dia memandang lurus pada saya dan tersenyum,
“Untunglah saya diselamatkan. Sahabat saya telah melakukan sesuatu yang tidak
terkatakan.”

Saya mendengar tepuk tangan dari kerumunan bagi pria gagah yang menceritakan
masa terlemah dalam hidupnya itu. Saya melihat ayah dan ibunya memandang saya
dengan senyuman penuh terima kasih. Hingga saat ini, saya tidak pernah tahu
bahwa apa yang saya lakukan ternyata berdampak begitu besar.

Jangan pernah menganggap remeh tindakan-tindakan kecil Anda yang Anda lakukan,
karena tanpa Anda sadari hal tersebut mengubah kehidupan orang lain.

Tuhan menaruh dalam hidup setiap orang untuk memberi dampak bagi kehidupan orang
lain dengan berbagai cara yang unik. Jadi setiap kali Anda melihat kesempatan
untuk berbuat baik, lakukanlah dengan sebuah ketulusan dan sukacita. Anda tidak
akan pernah tahu bahwa senyuman Anda atau uluran tangan Anda telah menyelamatkan
jiwa seseorang.

Jadwal & Thema Khotbah Bulan November 2016: “GEREJA &  ALAM CIPTAAN TUHAN”

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
06 Nopember 2016 “Rumah Kita Sendiri ” Pdt. Jahja A. Millu,S.Th
13 Nopember 2016 “Mengusahakan Alam ” Pdt.  Yandi Manobe, S.Th
20 Nopember 2016 “Berdamai dengan Alam ” Pdt.  Yandi Manobe, S.Th
27 Nopember 2016 “…………………………… ” Pdt.  Tamu (Tukar Mimbar)