header image
 

All posts in November, 2016

Jadwal & Thema Khotbah Bulan Desember 2016: “ YESUS JURUSELAMAT”

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH Jam
04-12-2016 “Rencana & Nubuatan Keselamatan” Pdt. Ronny Runtu,S.Th 09.00 Wita
11-12-2016 “Satu Juruselamat, Banyak pekerja” Pdt. Yandi Manobe,S.Th 09.00 Wita
18-12-2016 - Pdt. Iwan J. Lay 09.00 Wita
24-12-2016

(Kebaktian Malam Natal)

“Satu Kasih, Satu Hati, Satu Tujuan Dalam Kristus Pdt. Jahja A. Millu,S.Th 18.00 Wita
25-12-2016

(kebaktian Natal)

“Makna Kelahiran Kristus” Pdt. Yandi Manobe,S.Th 09.00 Wita
31-12-2016

(Kebaktian Kunci Tahun)

“Kerjakanlah Keselamatanmu: Mengampuni” Pdt. Yandi Manobe,S.Th 18.00 Wita
01-01-2017

(Kebaktian Tahun Baru)

“Pimpinan Dan Penyertaan Tuhan” Pdt. Emr. Yance F. Nayoan,S.Th 09.00 Wita

(continue reading…)

Seandainya Anda mendapatkan uang tiap hari sebesar US $ 86.400 yg harus dihabiskan tiap hari dgn tanpa sisa satu cent pun juga, karena sisa uang yg tak terpakai akan di hapus sehingga tidak bisa ditabung ataupun dibawa ke hari esok. Pasti Anda akan manfaatkan uang itu sebaik mungkin. Kalau tidak bisa kita pakai sendiri semuanya, pasti kita akan berikan untuk amal ataupun orang yg membutuhkannya.

Wah ini sih hanya khayalannya mang Ucup aja, mana mungkin sih ada orang yg mau memberikan uang sebanyak itu untuk di hambur2kan tiap hari!

ADA! Tetapi bukan dalam bentuk US $ melainkan dlm bentuk waktu – TIME.
Tiap hari kita mendapatkan 86.400 detik yg bisa kita gunakan dan manfaatkan, waktu yg tidak di manfaatkan akan hilang sia2 begitu saja karena tidak akan ada yg bisa dibawa ataupun ditabung untuk hari esok. Disamping itu Anda pun tidak akan bisa mendapatkan lebih daripada waktu yg telah dijatahkan untuk Anda per hari.

Waktu tiap hari berjalan terus, tidak ada kekuasaan di dunia ini yg akan bisa menyetop jalannya waktu ataupun memutar balikannya. Waktu yg diberikan harus digunakan untuk hidup hari ini dan saat ini juga, tidak untuk hari esok, maka dari itu gunakanlah waktu ini sebaik mungkin entah untuk memelihara kesehatan, mendapatkan kebahagiaan ataupun sukses di dlm kehidupan Anda. Berikanlah makna di dlm kehidupan Anda bukan hanya untuk diri Anda sendiri saja melainkan juga untuk membahagiakan sesama manusia di dlm lingkungan kehidupan Anda.
Berikanlah waktu Anda dgn digabung oleh rasa kasih!

Untuk mengetahui nilainya waktu SATU TAHUN
Tanyakanlah kepada mahasiswa yg tidak lulus ujian.
Untuk mengetahui nilainya waktu SATU BULAN
Tanyakanlah kepada Ibu yg melahirkan bayi secara premature.
Untuk mengetahui nilainya waktu SATU MINGGU
tanyalah kepada redaksi dan editor dari majalah minggguan.
Untuk mengetahui nilainya waktu SATU JAM
tanyakanlah kepada seorang kekasih yg sedang menunggu kedatangan pacarnya.
Untuk mengetahui nilai waktu SATU MENIT
tanyakanlah kepada orang yg keterlambatan naik kereta api.
Untuk mengetahui nilai waktu SATU DETIK
tanyakanlah kepada seorang yg barusan saja mengalami musibah karena kelalaian dlm sedetik saja.

Yesterday is history, tommorow is mistery,
today is a gift! That’s why it’s
called the present! ( present = hadiah )

Maka dari itu janganlah buang waktu yg Anda miliki,janganlah sia2akan waktu yg sedemikian berharganya. Bagikanlah sebagian dari waktu yg Anda miliki untuk seorang kawan/sobat. Pasti waktu yg Anda berikan tsb akan berbalik kembali seperti juga satu lingkaran walaupun terkadang kita tidak tahu dari mana dan dari siapa datangnya.

Pada hari Minggu 20 November 2016,Komisi Kaum Bapak berkesempatan melakukan pelayanan KPI dan Diakonia di GMIT Mawar Saron Liliba.Kegiatan ini berlangsung pada pukul 18.00-21.00 Wita.

 

Bulan Oktober 1983, pesawat Korean Airlines dengan nomor penerbangan 007 berangkat dari Alaska menuju Korea. Rupanya ada kesalahan “kecil” pada komputer navigasi yang tidak diketahui oleh para awak. Arah penerbangan bergeser 1.5 derajat saat berangkat. Setelah 100 mil, perbedaan itu masih belum dideteksi. Namun pesawat 747 itu terus melenceng dari jalur yang seharusnya, hingga akhirnya melintasi wilayah udara Uni Soviet. Radar Rusia menangkap kesalahan itu, dan jet Rusia mencegat Korean Airlines 007 dan mengeluarkan tembakan yang menyebabkan semua penumpang Korean Airlines meninggal. Hanya gara-gara selisih 1.5 derajat!
Berapa sering kita membiarkan perbedaan “1.5 derajat” dalam hidup kita? Kita berkompromi dan membiarkan standar moral kita bergeser “sedikit” lebih rendah dari apa yang kita ketahui sebagai kebenaran: sedikit kebohongan, sedikit menurunkan mutu, sedikit selingkuh, sedikit pornografi dan “sedikit” lainnya. Kita berpikir “sedikit” ini tidak akan berpengaruh. Salah besar! Tanpa disadari, kita menurunkan standar dan terseret dalam dosa yang lebih besar.
Orang berharap masuk surga, tetapi masih ingin hidup dalam dosa. Kita pikir, “Ah, Tuhan pasti mengerti…” Sayangnya, tidak demikian. Bagaimana menghindari kompromi? Tidak ada cara lain, selain mendekatkan diri pada-Nya. Mungkin hidup Anda tidak 100% bebas dari dosa, tetapi Anda memiliki kekuatan untuk berusaha sekuat tenaga untuk menyenangkan hati-Nya.
COURAGE, NOT COMPROMISE, BRINGS THE SMILE OF GOD’S APPROVAL (Thomas S. Monson)

Bacaan : Mazmur 128 : 1-6 ; II Tawarikh 9 : 13

Setiap orang pasti mengharapkan rumahtangga yang bahagia.Rumahtangga yang bahagia adalah :

1.Rumahtangga yang takut akan Tuhan

2.Rumahtangga yang makan dari jerih payah tangan sendiri

3.Yang istrinya seperti pohon anggur yang subur di dalam rumah (penuh sukacita kerinduan)

4.Anak-anak seperti tunas pohon zaitun (menyembuhkan luka baik fisik maupun psikis dari orangtua).

Kita juga dapat belajar dari Ayub,bagaimana menciptakan keluarga yang bahagia,yaitu menyediakan waktu bersama keluarga,a.l dengan makan bersama,karena saat makan bersama  kita :

1.Berdoa bersama ; dalam doa ada rasa syukur dan terimakasih serta pengakuan akan berkat Tuhan.

2.Makan bersama

3.Bercerita (belajar berkomunikasi)

4.Belajar untuk mengingat orang lain

5.Belajar etika dan moral

Keluarga itu mahal.Jangan tunggu waktu berlalu membawa mereka meninggalkan kita.Amin.

 

Khotbah Pdt.Yandhi Manobe pada KPI di GMIT Mawar Saron Liliba

 

Rockefeller, pada usia 60 tahun menderita kanker diperutnya, dan dokter berkata bahwa tiga bulan lagi ia akan meninggal dunia. Ia lalu berkata, “Buat apa kekayaanku yang bermiliar-miliar, dan buat apa rumah-rumahku yang mewah.” lalu, ia datang kepada Tuhan dan berjanji, “Tuhan, dahulu saya hanya mencari uang, tetapi sekarang saya mau memberi.” 


Kemudian, ia mulai membangun rumah sakit Kristen, memberikan uangnya kepada hamba-hamba Tuhan yang pergi menginjil di Afrika, dan mengirim utusan-utusan Injil. Ia berkata bahwa sebelum ia meninggal dunia, ia mau memberi dahulu supaya dapat meninggalkan hal-hal yang baik. Tetapi, setelah 3 bulan ia tetap hidup, justru malah ia merasa semakin sehat. Lalu, ia pergi memeriksakan diri kepada dokter dan dokter berkata bahwa kanker itu telah lenyap. Puji Tuhan, ia sembuh bukan karena di doakan oleh pendeta, melainkan karena memberi. Dari mana datangnya kanker?Dari sifat yang kikir. Dari mana datangnya kesembuhan? Dari suka memberi.

Memberi bukanlah berarti hanya dalam bentuk uang. Banyak orang yang salah paham, dan jika ada seorang pendeta yang berkotbah mengenai memberi dikatakan ia mata duitan. Memberi tidak hanya berarti memberi uang, tetapi juga bisa berupa kasih, perhatian, waktu, tenaga, pikiran, dan sebagainya.


Sumber: secangkir sup 6 bagi jiwa anda (Timotius Adi Tan)

Di sebuah kelas sekolah dasar,seorang guru memberikan tugas kepada murid-muridnya tentang menulis kreatif. Guru tersebut bercerita tentang semut dan belalang. “Semut berkerja keras selama musim panas dan mengumpulkan persediaan makanan. Tetapi belalang bermain selama musim panas dan tidak bekerja. Kemudian musim dingin datang. Belalang mulai kelaparan karena tidak memiliki makanan. Jadi dia datang ke rumah semut dan mengemis. ‘Semut, tolonglah saya, berilah saya makanan.’ Nah anak-anak, tugas kalian adalah menulis akhir cerita tersebut.”
Mark, salah satu muridnya mengangkat tangan, “Guru, bolehkan saya menggambar?”
“Tentu saja, kamu boleh menggambar. Tetapi kamu harus menulis akhir cerita itu dulu.” Kertas-kertas dikumpulkan. Kebanyakan murid menulis bahwa semut membagi makanannya selama musim dingin dan baik semut maupun belalang bertahan hidup.

Beberapa anak menulis, ‘Semut itu berkata, “Tidak, Belalang. Kamu seharusnya bekerja selama musim panas dan tidak bermain-main. Sekarang, saya hanya memiliki cukup makanan untuk diri saya sendiri.” Jadi Semut itu hidup dan belalang meninggal.

Tetapi Mark mengakhiri cerita dengan cara yang sangat berbeda. Dia menulis, “Jadi semut itu memberikan semua dari makanannya kepada belalang; Belalang melalui musim dingin itu dan hidup. Tetapi sang semut meninggal.” Di dasar halaman, Mark menggambar tiga salib. “Dia memberikan segalanya untuk kita supaya kita beroleh hidup.”

Yesus mati agar kita hidup. Yesus hidup agar kita selamat. 

Butuh waktu yang panjang untuk menyiapkan seekor jerapah untuk siap hidup mandiri di alamnya. Saat lahir, seekor bayi jerapah harus jatuh dari kandungan induknya yang setinggi 3 meter dan biasanya mendarat pada bagian belakangnya. Dalam bebebrapa detik, ia akan berputar dan kakinya terlipat dibawah tubuhnya. Dengan posisi seperti ini, ia pertama kali melihat dunia. Kemudian, ia harus mengibaskan tubuhnya untuk membersihkan mata dan telinganya dari sisa air ketuban. Dan induk jerapah itu dengan kasar memperkenalkan anaknya kepada kehidupan hutan yang keras.
Dalam bukunya yang berisi suatu gambaran tentang kehidupan di rimba, Garu Richmond bercerita tentang saat pertama kali seekor bayi jerapah belajar untuk hidup di dalam rimba yang keras. Induk jerapah akan menundukkan lehernya untuk melihat bayinya. Kemudian, si induk jerapah melakukan suatu hal yang tidak dapat diterima akal sehat. Induk jerapah mengayunkan kakinya dan menendang bayinya berada di atas tumit. Tetapi, bila si bayi belum juga berdiri, proses kekerasan ini akan terus diulangi. Selama tumit bayi jerapah masih lemah, induk jerapah akan menendangnya kembali untuk mendorong si bayi agar mencoba untuk berdiri. Akhirnya, si bayi pun dapat berdiri untuk pertama kalinya dengan kakinya yang lemah.
Kemudian, induk jerapah melakukan suatu hal yang luar biasa, yakni menendang bayinya hingga terjatuh kembali. Mengapa? Induk jerapah ingin mengajar bayinya, bagaimana ia harus bangkit kembali setelah terjatuh. Didalam rimba yang keras yang menjadi tempat tinggalnya, bayi jerapah harus dapat segera bangkit kembali setelah terjatuh sehingga tidak terpisah dari kelompoknya agar aman dari singa, harimau, dan serigala yang sering memburu bayi jerapah. Bila induk jerapah tidak mengajar bayinya untuk cepat bangun setelah ia terjatuh, bayinya akan menjadi mangsa binatang buas.
Sama halnya dengan pendidikan Kristus akan berlangsung terus menerus sampai kita diubah menjadi serupa denganNya.
Sumber: 50 Renungan yang membawa berkat, Metanoia Publishing

“MENGUSAHAKAN ALAM”

(Imamat 25: 1-22)

Dunia ini adalah pemberian Tuhan Allah secara cuma-cuma kepada kita, karena itu alam ini  adalah milik rumah kita sendiri. Pertanyaan bagi kita semua adalah apabila alam ini adalah rumah kita, maka kita harus bertanggung jawab penuh terhadap alam ini karena tanpa alam ini kita semua akan mati, karena Tuhan bekerja melalui alam ini untuk kehidupan kita.

Pembacaan ini  memberikan kepada kita catatan penting tentang pandangan orang Israel tentang tanah:

  1. Bagi bangsa Israel Tuhan adalah pemilik tanah, setelah bangsa Israel masuk di tanah Kanaan Tuhan mulai membagi tanah itu bagi 11 suku, tetapi suku Lewi tidak diberikan jatah tanah dan oleh karena itu 11 suku yang mendapat jatah tanah harus bertanggung jawab memberikan kehidupan bagi suku Lewi.
  2. Di Israel tidak ada pemilik tanah secara permanen.Semua orang boleh memiliki tanah, tetapi setiap pemilik tanah adalah pengelola tanah.
  3. Bagi orang Israel tanah dipakai untuk kesejahteraan hidup dan bukan untuk menumpuk kekayaan,dan orang Israel itu hanya boleh menjual tanah kalau ternyata ia jatuh miskin, bukan menjual tanah untuk bersenang-senang.
  4. Bagi pembeli tanah ia hanya boleh membeli tanah, dia hanya boleh membeli tanah tetapi tidak diperbolehkan untuk memperluas area dia bekerja.
  5. Pada tahun Yobel,pembeli tanah mengembalikan tanah tanpa syarat dan pemilik tanah menerima juga tanpa syarat.

Dalam bacaan ini mencatat beberapa hal yaitu tentang tahun sabat dan tahun yobel. Tahun sabat itu adalah tahun perhentian karena setiap tujuh tahun adalah tahun perhentian dan puncaknya adalah tahun yang ke 50 yang mereka sebut sebagai tahun Yobel.

  1. Tanah itu dibiarkan untuk tidak ditanami apa-apa selama 1 tahun karena tanah itu diberi hak penuh untuk subur kembali. Di tahun Sabat itu mereka tidak boleh bekerja apa-apa.
  2. Di tahun ke 7, Setiap tanaman yang tumbuh sendiri diladang itu diperuntukan bagi orang-orang miskin dan sisanya untuk hewan.
  3. Yang terjadi pada tahun Yobel adalah seluruh hak dikembalikan, budak-budak yang tidak bisa membayar hutang pada tahun Yobel itu mereka bebas dan menjadi orang merdeka, tanah-tanah yang dibeli 50 tahun lalu dikembalikan dengan cuma-cuma tanpa syarat, maka dengan ini mereka semua mengenal tahun ini sebagai tahun pengucapan syukur.

Dalam konteks kita sekarang ini  mengenai “mengusahakan alam’, apa yang harus kita lakukan? Pertanyaan bagi kita semua adalah apa yang harus kita buat bagi alam ini,yaitu : 1.  Tanah dan alam ini adalah milik Tuhan yang diberikan dengan cuma-cuma kepada kita, dan perintah utamanya ada memelihara dan mengusahakan alam ini. 2.  bagi kemanusiaan dan kemuliaan Tuhan alam ini adalah rumah kita sendiri maka tidak boleh merusak alam ini dengan cara apapun. 3. Semua penghuni yang ada di alam ini semua itu adalah saudara tidak ada musuh. 4. Kekayaan alam yang Tuhan berikan adalah milik bersama. 5. Kekayaan alam di atur untuk kesejahteraan bersama.

Tuhan memberikan tanah ini baik sekali bagi kita karena itu kita sebagai ciptaan yang paling mulia harus mempunyai bentuk pertanggung jawaban penuh terhadap alam ini demi kelangsungan hidup kita di alam yang Tuhan berikan bagi kita semua. Amin

 Ringkasan Khotbah Pdt. Yandi. Manobe,S.Th

Konon, suatu ketika, hiduplah suatu batu yang sangat besar dan kuat. Dengan kekuatannya ini ia sangat menyombongkan dirinya, dan berkata bahwa tidak ada yang dapat menghancurkannya. Kemudian datanglah si besi, mencoba untuk menghancurkan batu ini, dengan sekuat tenaga besi ini mencoba membentur-benturkan badannya ke atas batu tersebut, tapi hasilnya nihil, batu itu tidak pecah, bahkan kini besi tersebut yang bengkok. Si besi mundur, dan kini tampillah si api. Dengan kekuatan panasnya api tersebut mencoba untuk membakar dan melelehkan batu itu, tapi hasilnya sia-sia… Batu itu tetap berdiri dengan kokohnya. Setelah besi dan api menyerah, kemudian datanglah air. Ia datang dalam bentuk tetesan-tetesan yang jatuh tepat di atas batu itu. Si batu pun hanya tertawa, ”Bagaimana mungkin kau dapat mengalahkanku, kau hanya tetesan air..” Tapi air itu tetap menetes, 1 hari, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun, dan sampai bertahun-tahun kemudian. Kini si batu sudah tidak dapat menyombongkan diri lagi, karena batu tersebut kini telah berlubang akibat dari tetesan tetesan air yang terus menerus.
                Wow, suatu kisah yang luar biasa. Apa yang membuat air tersebut dapat mengalahkan batu?? Ya, karena ia tekun. Mungkin air tersebut tidaklah sekuat besi atau sepanas api, tapi karena ia tekun akhirnya ia lah yang jadi pemenangnya. Hal ini juga sering kali terjadi dalam setiap kehidupan kita. Saat kita melihat ada “batu” besar dalam hidup kita, mungkin batu itu masalah di keluarga, masalah dalam pekerjaan, masalah dengan teman, masalah ekonomi, atau sakit penyakit, dan kita merasa bahwa “Batu Masalah” itu terlalu kuat… Ayo jadilah seperti air tersebut, tetap lah tekun. Ya tetaplah tekun dalam Tuhan, tetaplah tekun berdoa, tetaplah tekun mengerjakan setiap bagian kita, dan tetaplah tekun untuk tetap bersyukur.
                “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” (Ibr 10:36) Ada begitu banyak anak Tuhan yang tidak memperoleh janji Tuhan, tidak memperoleh kemenangan dan pemulihan karena ia tidak melakukan hal ini, karena mereka tidak TEKUN. Melayani Tuhan sebentar, tapi ada masalah lalu mundur. Belajar untuk dapat nilai yang bagus, tapi pas liat soalnya susah, lalu menyerah. Baru bekerja, tapi ada masalah di pekerjaan lalu memilih untuk mengundurkan diri. Wah, bagaimana mau jadi berkat dong, kalo kita gampang menyerah ketika melihat masalah? Lihatlah Abraham yang tekun selama 25 tahun menantikan Ishak lahir. Lihat pula Nuh, yang dengan tekun tetap mengerjakan pembuatan bahtera selama 100 tahun walaupun banyak orang sudah mengolok-oloknya dan menganggap ia gila. Mereka adalah orang-orang yang tekun, dan mereka telah menerima janji Allah.
                Ayo percaya pasti ada banyak sekali  janji Tuhan yang sudah kita dengar atau kita terima, nah kita perlu ketekunan untuk bisa mendapatkan semua itu. Ayo jadilah anak muda yang kuat, apapun yang Tuhan percayakan dalam hidup kita saat ini, tekun lah untuk mengerjakannya. SEMANGAT.
« Older Entries