header image
 

All posts in August, 2016

Ya Tuhan ambillah kesombonganku dariku.
Tuhan berkata, “Tidak. Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya.”

Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat.
Tuhan berkata, “Tidak. Jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara.”

Ya Tuhan beri aku kesabaran.
Tuhan berkata, “Tidak. Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri.”

Ya Tuhan beri aku kebahagiaan.
Tuhan berkata, “Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri.”

Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan.
Tuhan berkata, “Tidak. Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada-Ku.”

Ya Tuhan beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat.
Tuhan berkata, “Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal.”

Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cintaMu padaku.
Tuhan berkata… “Ahhhh, akhirnya kau mengerti !”

Kadangkala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan doa, meminta dan berusaha, pagi – siang – malam, tapi tak ada hasilnya. Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan – bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali.

Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya — tanpa susah payah. Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhan terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam (maklum anak kecil). Lalu kita meminta pada orang tua kita (seperti kita berdoa memohon pada Tuhan) dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.

Begitu pula dengan Tuhan, segala yang kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya. Karena Tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari “pilek” dan “demam”…. dan terus berdoa.

“There’s a time and place for everything, for everyone. God works in a mysterious way.”
We won’t know what is HIS plan, but one thing we have to believe HE always give us the best way eventhough it will hurt us..

Menjelang hari raya, seorang ayah membeli beberapa gulung kertas kado.

Putrinya yang masih kecil, masih balita, meminta satu gulung.

“Untuk apa?” tanya sang ayah.

“Untuk kado, mau kasih hadiah.” jawab si kecil.

“Jangan dibuang-buang ya.” pesan si ayah, sambil memberikan satu gulungan kecil.

Persis pada hari raya, pagi-pagi si kecil sudah bangun dan membangunkan ayahnya, “Pa, Pa ada hadiah untuk Papa.”

Sang ayah yang masih malas-malasan, matanya pun belum melek, menjawab, “Sudahlah nanti saja.”

Tetapi si kecil pantang menyerah, “Pa, Pa, bangun Pa, sudah siang.”

“Ah, kamu gimana sih, pagi-pagi sudah bangunin Papa.”

Ia mengenali kertas kado yang pernah ia berikan kepada anaknya.

“Hadiah apa nih?”

“Hadiah hari raya untuk Papa. Buka dong Pa, buka sekarang.”

Dan sang ayah pun membuka bingkisan itu. Ternyata di dalamnya hanya sebuah kotak kosong.

Tidak berisi apa pun juga. “Ah, kamu bisa saja. Bingkisannya koq kosong.Buang-buang kertas kado Papa. Kan mahal?”

Si kecil menjawab, “Nggak Pa, nggak kosong. Tadi, Putri masukin begitu buaanyaak ciuman untuk Papa.”

Sang ayah terharu, ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciumnya.

“Putri, Papa belum pernah menerima hadiah seindah ini. Papa akan selalu menyimpan boks ini. Papa akan bawa ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Papa akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi ya !”

Kotak kosong yang sesaat sebelumnya dianggap tidak berisi, tidak memiliki nilai apa pun, tiba-tiba terisi, tiba-tiba memiliki nilai yang begitu tinggi.

Apa yang terjadi ?

Lalu, kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap juga tidak memiliki nilai apa pun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong.

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain.

Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain.

Kosong dan penuh – dua-duanya merupakan produk dari “pikiran” kita sendiri.

Sebagaimana kita memandangi hidup demikianlah kehidupan kita.

Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepadanya.

Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong………..

” Jangan memandang kehidupan ini dengan pesimis … berikanlah arti dan makna untuk menjadikan hidup yang lebih baik …”

Happy , Healthy, Wealthy …

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu di mana air itu? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”

Ternyata semua ikan tidak mengetahui di mana air itu. Si ikan kecil makin gelisah, ia terus berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman. Kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, “Di manakah air?” Jawab ikan sepuh, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya…”

Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kebahagiaan kesana kemari, padahal ia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan mungkin sedang melingkupinya sampai-sampai ia tidak menyadarinya.

Saat kita menghitung hal-hal buruk, kita hanya akan melihat hal-hal yang buruk di sekeliling kita. Tapi ketika kita menghitung berkat, kita akan melihat berkat-berkatNya itu nyata dan ada di sekeliling kita.

Masihkah Anda mencari kebahagiaan?

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

Kehadiran. Kehadiran orang yang dikasihi adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir lewat surat, telepon, foto, atau fax. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

Mendengar. Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasih pun akan terdengar manis baginya.

Diam. Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalaya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang“. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasehati, mengatur, mengkritik, bahkan mengomel.

Kebebasan. Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupannya. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “kamu bebas berbuat semaumu“. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

Keindahan. Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

Tanggapan Positif. Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap, atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya ada pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir Anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya? Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

Kesediaan Mengalah. Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado “kesediaan mengalah“. Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

Senyuman. Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali Anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?

Amsal 24:16 : “Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.”

Setiap kita pasti pernah mengalami kegagalan, tentunya setiap kita tidak menyukai dengan kegagalan. Sehingga banyak orang yang tidak bisa menerima kenyataan kalau ia harus mengalami kegagalan. Banyak reaksi yang ditunjukkan ketika seseorang sedang dalam kegagalan mungkin ia mulai merasa pesimis serta putus asa. Padahal kita harus selalu ingat bahwa ketika kita mengalami kegagalan itu bukanlah akhir segalanya. Kalau kita menanggapi kegagalan ini dengan pikiran positif maka kegagalan merupakan langkah awal kita untuk belajar melangkah dalam mencapai kesuksesan.

Dalam hidup ini saat kita tidak pernah gagal maka kita tidak akan pernah untuk belajar lebih lagi. Sebab itu milikilah selalu semangat untuk terus bangkit karena di dalam Tuhan masih ada harapan bagi kita. Di dalam Tuhan tidak selamanya kita mengalami hal yang buruk.

Tuhan kita selalu turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Roma 8:28).

Jadi sebenarnya Allah tidak pernah merencanakan kegagalan bagi setiap kita dan untuk itu jangan pernah berpikir bahwa kegagalan itu datangnya dari Allah. Karena rancangan Allah adalah rancangan yang penuh dengan damai sejahtera. Dia adalah Allah yang tidak pernah gagal. Sebagai umat Allah sekalipun kita pernah mengalami kegagalan, jangan pernah kita terlalu terpuruk dalam kegagalan itu, jangan pernah kita terus menyesali kegagalan kita tetapi mari kita bangkit dari yang kita alami. Hal yang seharusnya kita lakukan adalah mari kita mencari wajah Tuhan karena pada saat kita bertemu dengan Tuhan maka Tuhan akan mengubah kegagalan kita menjadi kemenangan.

Tuhan tidak pernah memandang seberapa besar kegagalan diri kita karena Ia adalah Allah yang baik dan Ia mau memulihkan keadaan kita. Jadikanlah kegagalan itu sebagai pelajaran yang berharga dan jadikanlah sebagai batu loncatan kita untuk kita menuju keberhasilan.

GEREJA YANG MISSIONER

(ZAKARIA 8: 1-23)

 

Dalam bacaan ini dikatakan Tuhan marah tapi ada harapan. Pasal ini adalah jembatan masa lalu dan masa harapan dan pengasihan (sekarang). Apa yang terjadi dengan bangsa ini? Mereka telah melakukan perselingkuhan, kacau balau kehidupan mereka. Dalam berita kita lihat carut marutnya kehidupan manusia, saat ini ada kejahatan, ada perselingkuhan rohani, dititik inilah kehidupan kita berada. Disini kita mulai merangkai kembali kehidupan kita.

Mari kita melihat apa yang dijanjikan Tuhan. Tuhan marah, cemburu tapi Tuhan janji akan ada lagi kesuburan dan kebahagiaan. Tuhan katakan akan ada lagi kakek, nenek dan anak laki-laki. Pertanyaannya adalah dimanakah ayah dan ibu? Merekalah yang berperan meneruskan apa yang dilakukan kakek dan nenek terhadap anak-anak (Generasi baru).

Sebagai gereja yang missioner mari kita move on. Meneruskan apa yang Tuhan taruh pada pendahulu kita, kepada anak-anak kita, mari kita meperkuat diri kita untuk maju kedepan maju menggapai rencana Tuhan. “Do Not Lose Heart” hati yang tidak menyerah, hati yang kuat. Tuhan juga menginginkan kita jangan menyerah, bergandeng tangan, saling menguatkan untuk maju menggapai rencana Tuhan

Khusus di kota kupang banyak anak usia sekolah yang bekerja sebagai sopir dan konjak angkot, pengangguran dan pemabuk, marilah kita taruh hati Tuhan didalam hati kita. (Yes. 57: 15) mengatakan berdoalah, mintalah satu atau dua nama yang butuh ditolong saat ini. Saudara tahu dia butuh ditolong, bawalah orang ini kepada Kristus supaya dia dibawa kepada Tuhan.

Tuhan menginginkan kita menabur damai sejahtera (ayt. 11. 12), ayat 16 yang harus dilakukan oleh Israel: menabur “INTEGRITAS” inilah yang penting untuk menjadi gereja yang missioner kita harus menabur “INTEGRITAS”. untuk menjadi agen Integritas yaitu orang yang melakukan kebenaran yang setulus-tulusnya. Amin

 

Ringkasan Khotbah: Pdt. Gumulia Djuharto, Th.M

 

 

 

Pada hari Minggu,7 Agustus 2016 Komisi Kaum Bapak bekerja sama dengan Majelis Komisi Misi,mengadakan pelayanan di Jemaat Baithania Tulun,Klasis Kupang Tengah.Adapun agenda kegiatan yaitu pelayanan puji-pujian pada Kebaktian Utama dan Ulu Hasil yang dipimpin oleh Pdt.Henderina Nubatonis Riry,S.Th & Pdt.Yusuf Nakmofa,M.Th,persembahan diakonia untuk pembangunan gereja Baithania Tulun,dan pelayanan pengobatan gratis bagi ibu hamil dan pasien umum seusai kebaktian.Kebaktian dan kegiatan pelayanan berlangsung sejak pukul 08.00 wita-14.00 wita.

Jumat 5 Agustus 2016 pukul 20.00-21.00 wita berlangsung ibadah Komisi Kaum Bapak yang mengangkat tema ” Yesus Kristus adalah Tuhan dan Penyelamat”.Ibadah juga di isi dengan sharing sesuai tema dimaksud.

Pada ibadah rutin Komisi Remaja,selain penyampaian firman Tuhan,juga merupakan kesempatan terkakhir perpisahan bersama sdra.Timotius Haryono.Usai ibadah masih dilanjutkan dengan latihan paduan suara dan foto bersama dengan Bapak.Pdt.Gumulia & Kak Timotius yang akan berangkat keesokan harinya.

 

“Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi” (Yakobus 5:7).

Seorang pemuda Kristen mendatangi pendetanya minta didoakan. “Maukah Pak Pendeta berdoa buat saya agar saya memiliki kesabaran?” Sang pendeta itu mau, lalu mereka sama-sama berlutut. Mulailah bapak pendeta itu berdoa, “Tuhan, kirimkanlah kepada anak muda ini pencobaan pada pagi hari; kirimkanlah pencobaan pada siang hari; kirimkanlah….. “ Seketika itu juga anak muda tersebut berteriak, “Bukan, bukan, saya tidak meminta Pak Pendeta berdoa untuk pencobaan. Aku ingin Bapak berdoa untuk kesabaran buat saya.”

“Oh…..,” kata pendeta itu, “Hanya melalui pencobaan kita belajar tentang kesabaran.”

Berapa berat persoalan yang Anda hadapi tetapi tanpa kesabaran? Berapa banyak di antara Anda mau membayarkan harganya supaya mempunyai kesabaran? Kita minta kesabaran kepada Tuhan, tetapi Anda berdoa seperti ini, “Tuhan, berikan aku hati yang sabar, tetapi berikanlah SEKARANG ini juga!”

Hanya melalui proses yang disebut persoalan, Tuhan akan membentuk kita menjadi manusia yang sabar.

Yakobus memberikan ilustrasi mengenai hal ini dengan perumpamaan seorang petani yang bersabar menunggu hujan. Ketika petani menanam benihnya, ia tidak langsung menuai dari hasilnya keesokan harinya atau beberapa hari lagi. Ia bersabar sampai hujan turun dan memberikan nutrisi pada tanah itu, lalu beberapa lama kemudian barulah ia menuai hasilnya. Saat panen itulah saat ia menuai dari hasil kesabarannya.

Inti dari pembicaraan ini adalah bersabar hingga kedatangan Tuhan. Anda adalah petani itu. Anda menanam kebaikan, membagikan kasih, dan berkorban, sepertinya tidak ada artinya. Seluruh penderitaan yang Anda alami tidak serta merta menuai hasilnya. Kadang kita harus menunggu sampai Yesus datang untuk mempermuliakan kita. Tetapi ada banyak petani yang akhirnya putus asa lalu menjadi tidak sabar. Mereka kembali lagi kepada cara-cara duniawi yang mempermalukan nama Tuhan.

Renungan:
Percayalah bahwa Yesus pasti datang dan Ia akan memberikan “piagam” kepada mereka yang bersabar. Dan kalau untuk itu Anda harus melalui persoalan, bersabarlah. Hadapi semuanya bersama-sama dengan Yesus, perlahan namun pasti Anda sedang dibentuk Tuhan supaya semakin cemerlang di hadapannya.

« Older Entries     Newer Entries »