header image
 

All posts in August 3rd, 2016

Pada hari Jumat,29 Juli 2016 pukul 18.00 wita diadakan ibadah untuk seluruh Majelis,Badan Pengurus Komisi,BP3J,Hamba Tuhan dan pekerja gereja di lt.2 gereja Agape.Karena bertepatan dengan jadwal ibadah rutin Komisi Kaum Bapak,maka seluruh anggota komisi kaum bapak juga turut diundang untuk menghadiri ibadah ini.Pada kesempatan ini,firman Tuhan disampaikan oleh Pdt.Gumulia Djuharto,M.Th dan juga sekaligus perpisahan dengan sdra.Timotius Haryono bersama komisi kaum bapak.

 

“Gereja Yang Memuji” merupakan tema yang dibawakan oleh pembicara Pdt.Gumulia Djuharto,M.Th pada KPI dan malam puji-pujian di GMIT Agape.Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu 30 Juli 2016 pukul 18.00-21.00 Wita ini,di isi dengan firman Tuhan serta puji-pujian oleh Komisi Remaja,Komisi Wanita,VG.Keluarga Nussy,Male Choir,dan persembahan drama shiloute berjudul ” Penginjilan di suku Auca” oleh Komisi Pemuda.

Donor darah berlangsung pada hari Minggu 24 Juli 2016 usai ibadah Minggu pukul 10.30 Wita.Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian kegiatan HUT GMIT Agape yang ke-47 tahun,dan di ikuti oleh seluruh jemaat dan jemaat tamu yang memenuhi syarat kesehatan.

IMG-20160803-WA0000 IMG-20160803-WA0004 IMG-20160803-WA0008 IMG-20160803-WA0014

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyongsong ulang tahun GMIT Agape yang ke-47 tahun adalah Malam Puji-pujian dengan tema ” To Jesus We Sing”.Kegiatan ini berlangsung pada hari Minggu 17 Juli 2016 pukul 18.00 Wita bersama The Counter Melody dalam konser perdananya.

Seorang anak berumur 3 tahun,selalu memegang kepalanya setiap kali bepergian dengan ayah dan ibunya menggunakan sepeda motor.Rupa-rupanya,ia takut kalau topi yang dipakai nya terbang terbawa angin.Bukan tanpa alasan ia merasa takut seperti ini,karena sudah beberapa kali topinya lepas dan terbawa angin.Walaupun pada akhirnya ia memakai topi yang melekat erat dikepalanya tanpa harus takut terbawa angin lagi,namun tetap saja setiap kali naik sepeda motor,otomatis ia memegangi topinya tersebut.Untuk menghilangkan rasa kuatirnya,sang ibu kemudian memegangi topi yang dipakai anaknya itu dari belakang,agar anaknya bisa tenang dan menikmati perjalanannya dengan gembira.

Seringkali kita pun seperti anak kecil tersebut.Merasa takut “topi” kita akan terbawa angin.Topi yang dimaksudkan disini adalah “topi-topi” kekayaan,pasangan,pekerjaan & jabatan,kecantikan fisik,dan sebagainya yang bersifat fana.Kita akhirnya selalu memegang erat semua hal-hal tersebut,dan lupa kalau Tuhan lah yang memberi dan menempatkan semuanya dalam hidup kita,dan sewaktu-waktu “angin badai dan masalah ” bisa saja datang membawa semuanya pergi.Begitu kuatirnya kita,sehingga kita tidak dapat menikmati sukacita dan kebahagiaan bersama orang-orang disekitar kita,baik keluarga,lingkungan sosial,bahkan dalam  lingkungan pelayanan kita.

Untuk apa kita kuatir,kalau kita tahu bahwa kita punya Allah yang dahsyat,yang mampu memberi lebih daripada apa yang kita butuhkan? Angin dan badai hidup akan selalu ada menerpa kita,namun tetaplah bersyukur dan bersukacita,sekalipun “topi” kita terbawa angin.Nikmatilah hidup yang Tuhan anugerahkan sesuai dengan cara dan panggilan-Nya dalam hidup kita masing-masing,dan biarkan “angin kehidupan” berhembus,karena Tuhan ada dan selalu menopang kita semua.Amin.

Spritual Fruitfulness

Kejadian 49 : 22-26

Pdt.Gumulia Djuharto,M.Th

 

Setelah membaca kisah Yusuf,kita dapat belajar dari kehidupannya yang mengalami banyak tantangan dan pergumulan.Tetapi justru disitulah ia bertumbuh dan bahkan berbuah.Mengapa justru dalam tekanan,tantangan dan pergumulan,ia malah semakin bertumbuh dan berbuah ? Karena ia memiliki hati yang takut akan Tuhan.

Bagaimana caranya agar kita memiliki hati yang takut akan Tuhan ?

Berakar didalam Tuhan dan tinggal didalamnya

Menumbuhkan rasa takut akan Tuhan lewat perlindungan dan pertolongan Tuhan

Marilah kita sebagai remaja-remaja yang seringkali mengalami tantangan,tekanan,dan pergumulan seperti Yusuf muda,mampu untuk bertumbuh dan berakar dalam Tuhan,bahkan berbuah,dengan memiliki hati yang takut akan Tuhan.Amin.

 

Khotbah pada ibada Komisi Remaja,Minggu 31 Juli 2016

 

 

Jadwal dan Thema Khotbah Bulan Agustus 2016: “KEMERDEKAAN KRISTEN”

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
07 Agustus 2016 “Kemerdekaan Yang Kebablasan” Pdt. Anthonetha Manobe, S.Th
14 Agustus 2016 “Pemerintah Sebagai Wakil Allah” Pdt. Yandi Manobe, S.Th
21 Agustus 2016 “Hidup Bersama Sebagai Bangsa Yang Merdeka” Pdt. Amelia Reta Siokain, S.Th
28 Agustus 2016 “Pribadi Yang Merdeka” Ev. Ellen Koroh-Amalo,S.pdk

GEREJAKU ATAU GEREJANYA?

 (Yoh. 20:19-23)

Umumnya ketika kita melihat kuasa gelap kita menjadi takut, karena seringkali kegelapan itu dianggap dikuasai oleh kuasa gelap. Ketakutan akan gelap juga seringkali berkaitan dengan serangan ataupun ancaman dari luar.

Demikian pula yang dirasakan oleh para murid pada waktu itu. Di malam yang kelam mereka mengalami ketakutan yang dalam. Hal ini dibuktikan dengan pintu-pintu yang tertutup rapat. Mereka merasa begitu terancam, pintu yg terkunci seakan memberikan keamanan bagi murid-murid. Kalau mengikut Yesus dikatakan akan merasa selalu nyaman, rasanya tidak juga. Bagi mereka yang mengikut Yesus dan berpikir akan aman, mungkin perlu melihat bahwa para murid diutus bagai domba di tengah serigala. Jalan yang ditunjukkan oleh Yesus juga adalah jalan Via Dolorosa (Jalan Penderitaan). Hal ini membuktikan bahwa mengikut Yesus bukan hal yang mudah.

Murid-murid tentunya mendapatkan ancaman setelah Yesus mati karena mungkin saja mereka sasaran selanjutnya. Ketika itu Yesus datang dan berkata, “damai sejahtera bagi kamu.” Perkataan ini membawa sukacita karena Yesus menghampiri mereka. Kata “damai sejahtera” yang pertama diucapkan Yesus untuk memulihkan murid-murid, dan kedua ia berkata lagi, “karena Aku sudah memulihkan maka Aku mengutus kamu untuk menyatakan Shalom bagi dunia ini.” Sama seperti bapa mengutus Yesus, Yesus mengutus gereja untuk menyatakan kemuliaan Allah.

Kita dapat melihat gereja secara hakekat dan gereja secara realita. Gereja dalam Perjanjian Baru diberikan beberapa istilah, “umat Allah  bait Allah, domba Allah,” dsb. Gereja secara insani yaitu kita ini sebagai manusia. Sebagai realitas, gereja ada di dalam dunia tapi tidak dari dunia. Kepala gereja adalah Kristus. Gereja biasa terdiri dari 3 aspek, yaitu: manusia, gedung, dan realitas Ilahi. Jangan sampai orang baik di dalam gereja tapi garang diluar gereja karena melihat gereja hanya sebagai tempat. Kelihatannya saleh tapi ternyata sadis.

Kita melihat bahwa gereja terdiri dari empat fungsi:

  1. Penginjilan: Di gereja merupakan tempat untuk mendengar firman Tuhan dan berita penginjilnya, bukan tempat politik, panggung busana mewah dan pamer kekayaan.
  2. Pembinaan: Gereja membawa jemaat untuk hidup benar baik di dalam gereja maupun di luar. Gereja menyadari untuk hidup sesuai dengan kebenaran Yesus Kristus. Gereja menjadi sarana untuk membina kehidupan jemaat.
  3. Penyembahan: gereja menjadi tempat jemaat untuk mengekspresikan penyembahan kepada Tuhan. Hal ini menghindari jemaat untuk tidak menyembah sesuatu yang lain. Dalam gereja semua orang duduk sebagai hamba dan datang menyembah kepada Tuhan.
  4. Sosial: Gereja yang bersaksi dan berkarya adalah gereja yang menyatakan damai sejahtera bagi dunia ini. Kepedulian gereja terhadap kehidupan ini harus juga digumuli. Gereja seringkali terlalu sibuk dan berdebat di dalam tapi lupa dengan apa yang terjadi di luar. Gereja adalah komunitas yang peduli dengan sesama. Gereja bukanlah pribadi-pribadi yang berambisi pada dirinya sendiri, tetapi mau dengan rendah hati karena datang untuk melayani Tuhan. Amin

Ringkasan Khotbah: Pdt. Delvi Snae, M.Th

GEREJA YANG MELAKUKAN PERBUATAN BAIK

(Efesus 2 : 8 – 10)

Kita dengar firman Tuhan itu baik, Tapi Iman tanpa perbuatan adalah mati. Kita mengasihi bukan hanya dengan kata-kata tapi dengan perbuatan. Dalam pelayanan ada pertanyaan: apa beda antara Kristen dengan non Kristen? semua agama pada dasarnya mengajarkan yang baik, tetapi tentang keselamatan Yesus berkata “Akulah jalan & kebenaran & kehidupan, jangan sampai salah pilih. salah masak nasi menyesal, salah pilih pasangan menderita, salah pilih ajaran sesat selamanya.

Kita berbuat baik karena sudah diselamatkan. Berbuat baik adalah sebagai tanda terimakasih. Dalam bacaan kita ada 2 alasan hidup berbuat baik:

  1. Karena Tuhan menciptakan kita untuk melakukan perbuatan baik. Kita diciptakan oleh Tuhan lebih tinggi dari ciptaan lain. Tangan Tuhan membentuk manusia & mengatakan “ sungguh amat baik” manusia adalah ciptaannya yang tertinggi dan istimewa. Pemazmur “Aku bersyukur karena kejadianku dahsyat dan ajaib.” Apapun yang ada: orang miskin, kaya, orang jelek, cantik itu kehendak Tuhan, maka kita bersyukur diciptakan Tuhan. Kita menghargai dan menerima diri kita maka kita menghargai dan menerima Tuhan. Tuhan maha adil, maha suci, maha tahu (Yer. 10:23) “ Aku tahu ya Tuhan bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalan-jalannya” Mazmur 31: Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya. Tidak ada yang kebetulan dalam dunia, segalanya diatur Tuhan indah pada waktunya. Penderita sekalipun ada di tangan Tuhan yang bekerja. Tidak semua pertanyaan ada jawaban. Tidak semua sebab ada akibat, ada banyak peristiwa kecil dalam hidup yang Tuhan pakai untuk kita melihat kepada Tuhan. Dia menciptakan & memperlengkapi kita untuk perbuatan baik. Tuhan hadirkan kita untuk berbuat baik.
  2. Kesempatan untuk berbuat baik sangat terbatas. Perbuatan baik itu ada limitnya. Gereja itu saudara & saya, dan hidup kita itu terbatas, semakin hari semakin tua, segala sesuatu mulai berkurang, kita tahu tapi tidak mahatahu. Kita hebat bagaimapun tetapi kita tetap terbatas, fisik kita juga terbatas, tubuh kita terbuat dari tanah bukan dari batu & beton. Kita sangat terbatas ada yang meninggal mendadak. Kita butuh yang tidak terbatas yaitu Tuhan Yesus yang berkata “Akulah Alfa & Omega (Wahyu 1:17-18) yang awal & yang akhir. Kita ingat bahwa Yesus adalah sumber berkat. Kita punya Yesus, kita ditolak oleh dunia, tetapi Kristus berkata “Jangan Takut” punya Yesus ada jaminan Keslamatan (Yer 17: 5-8).

Betapa penting kita memberitakan kabar baik & melakukan perbuatan baik. Kita telah merampas banyak orang dari Iblis & membawa mereka kepada Allah. Karena itu kesempan yang ada mari kita pergunakan untuk melakukan perbuatan baik. Ada sesuatu yang kita buat untuk istri, anak, suami, orang tua kita, buatlah sebaik-baiknya bagi Tuhan karena kita akan kehilangan kesempatan untuk berbuat baik.Buatlah sesuatu untuk orang tua dengan sebaiknya karena sekarang ada waktunya. Galatia 6:10. Ada kepastian keslamatan untuk kita diberi kesempatan berbuat baik bagi Tuhan (1 Yoh. 3:7). Amin

Ringkasan Khotbah: Pdt. S. Haning, S.Th

Gereja Yang Memuji

Mazmur 145 : 1-21

Pdt.Gumulia Djuharto,Th.M

Dalam hidup ini,kita pasti ingin meninggikan dan memuji Tuhan,tetapi seringkali pujian kita hanya bersifat lahiriah saja.Pujjian dan penyembahan kepada Tuhan sesungguhnya bukan kegiatan lahiriah saja,tetapi dari hati.Beberapa alasan mengapa kita harus memuji Tuhan adalah : kita diciptakan untuk memuji Tuhan,ada kuasa dalam pujian,untuk mengatasi tekanan hidup dan itulah yang menjadi gaya hidup di surga nanti.

Seharusnya pujian dan apa yang ada dalam hati haruslah selaras.Untuk menjadi gereja yang memuji,kita harus melihat mentalitas dari seorang pemuji,yaitu :

1.Mengagungkan

2.Memuji

3.Memuliakan

Memuji berasal dari bahasa Ibrani yaitu barak-barokah-berkat (semoga Tuhan memberkati saya).Tetapi seringkali ada keslahpahaman tentang berkat.Berkat berasal dari kata kerja yaitu orang yang tersungkur dihadapan Tuhan,yang menyembah Tuhan (bukan menyembah berkat Tuhan),orang yang meninggikan Tuhan,yang memuja dan mengagungkan Tuhan.

Mentalitas kita dibumi ini,menentukan apakah kita layak dihadapan Tuhan.Karena itu kita harus menyembah Tuhan,dan bukan berkat-Nya! Miliki mentalitas yang terkesima,yang melongo,hingga tak tersisa ruang untuk membanggakan diri sendiri.Tuhanlah Tuhan,dan bukan kita yang menjadi Tuhan.Rasakan Tuhan yang Besar dalam hidup dan pujianmu,alami berkat,kasih dan pertolongan Tuhan,kemudian barulah kita dapat bersyukur atas segala sesuatu yang Tuhan lakukan.Sabar dan nantikanlah Tuhan dalam segala hal.

Jadilah umat yang memuji,menyembah dan mengakui Tuhan dengan cara : alami lah Tuhan dalam hidupmu.Amin.

 

Khotbah pada KPI & Malam Puji-pujian Menyongsong Ultah GMIT Agape ke-47 tahun,Sabtu 30 Juli 2016 pukul 18.00 wita

« Older Entries