header image
 

All posts in July 23rd, 2016

Gereja Yang Mewartakan Kabar Baik

(Ibrani 9:27; 1 Kor 9:16; Yhz 3:18)

 

Di dalam dunia ini, kita hidup untuk makan? Atau makan untuk hidup? Ataukah  berkerja untuk hidup? Atau hidup untuk bekerja? Apa pun alasan kita, seringkali kita terperangkap dalam pemahaman-pemahaman di atas. Tanpa sengaja kita mulai terbawa dalam kondisi seperti ini, kita mulai tidak membawa diri pada persekutuan-persekutuan rohani dan terperangkap dalam situasi yang globalisasi. Kita mati satu kali dan kita tidak dapat menolak realita ini karena kematian tidak dapat dihindari. Persoalannya, setelah kita mati kemanakah kita pergi?

Kita ingat kisah Lazarus dan orang kaya, mereka sama-sama hidup tapi pada akhirnya mereka sama-sama mati. Lazarus pergi kepangkuan Abraham sedangkan orang kaya sengsara di alam maut (Lukas 16:23). Dari kisah ini kita belajar bahwa hidup di dunia ini hanya sekali dan kita dipercayakan untuk berkarya dan memuliakan Allah. Oleh karena itu tiap-tiap kita mestilah mempertanggungjawabkan kepercayaan yang Allah beri bagi kita.Kepercayaan itu kita isi dengan mewartakan kabar baik, atau kabar sukacita bagi dunia ini. Menurut Yhs 3:18, masing-masing dari kita akan dituntut pertanggungjawaban apabila kita tidak mewartakan kabar baik / kabar sukacita / kabar keselamatan pada sesama kita.

Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus (1 kor 9:16) berkata dalam memberitakan injil  kita tidak dapat memegahkan diri tetapi adalah sebuah keharusan bagi kita untuk mewartakan kabar baik itu. Tugas memberitakan injil bukan hanya bagi para Rasul, Hamba Tuhan, Pendeta, Penatua, atau Diaken tetapi tugas semua orang tanpa terkecuali (sopir, PNS, pengusaha, ibu rumah tangga, karyawan, pelajar, dokter, petani dll) sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mewartakan kabar baik.

Selamat menjadi agen pemberita-pemberita kebaikan Tuhan kepada dunia ini, bergantunglah pada Tuhan karena hanya bersama Dia kita sanggup melakukan setiap pekerjaan baik ini. Tuhan memberkati. Amin

 

 

 Ringkasan khotbah: Pdt. Johari Yohanis, M.Th

Jangan Menyebut Nama Tuhan Allahmu Dengan Sembarangan & Ingat dan Kuduskan Hari Sabat (Keluaran 20:7-11)

Hukum ke-3, mengapa nama Allah tidak boleh disebutkan dengan sembarangan? Karena Dia adalah Tuhan. Dalam bahasa Ibrani kata TUHAN berasal dari kata YHWH yang tidak satupun merupakan huruf hidup. Nama ini disebutkan sebanyak 6800 kali dalam kitab Perjanjian Lama, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan huruf besar semua. Menunjukan bahwa Nama Allah begitu kudus dan mulia, sehingga tidak bisa disebutkan dengan sembarangan.

Tentang Nama TUHAN :

  1. Keluaran 3:13-15, ketika Musa bertanya kepada Tuhan Allah tentang nama-Nya? Sebab Musa tahu bahwa nama Yahwe dan Elohim adalah sebutan turun-temurun (ayat 15), namun Tuhan tidak menyebutkan nama-Nya, hanya berkata Aku adalah Aku. Lalu siapakah nama Tuhan Allah sesungguhnya? Secara perlahan-lahan rahasia itu disingkapkan kepada kita umat manusia, seperti yang tertulis dalam ayat-ayat dibawah ini :
  2. Yesaya 9:5, seorang anak telah lahir untuk kita, seorang Putera telah diberikan mati menebus dosa kita, lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, nama-Nya disebutkan orang: Penasehat Ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai.
  3. Yesaya 7:14, Matius 1:23 ……Engkau akan menamai Dia
  4. Lukas 1:31,…. Hendaklah engkau menamai Dia
  5. Yohanes 5:43: Aku Yesus datang dalam nama Bapa-Ku,…….

Jadi nama Yesus adalah nama Bapa yang dirahasiakan oleh Tuhan Allah dan yang pernah dipertanyakan oleh Musa, baru kemudian dinyatakan kepada kita.

Jadi Hukum ke-3 melarang orang untuk :

  1. Menggunakan nama Allah untuk janji yang tidak ditepati.
  2. Janji atau sumpah yang mempertaruhkan nama Allah.
  3. Sumpah serapah kepada Allah.

Contoh : Janji yang diberikan kepada seseorang atas nama Allah, dan menghujat Allah.

 

Hukum ke-4, dalam bahasa Yunani hari sabat diterjemahkan dengan memakai kata Sabbaton, yang artinya perhentian (Matius 12:1). Dalam perhitungan hari, sabat adalah hari ketujuh dalam seminggu. Oleh Taurat Musa, hari Sabat dikenal sebagai hari untuk beristirahat dan menyembah Allah (Kel.20:10; Ul. 15:14). Dalam konteks bangsa Israel pada masa Perjanjian Lama, hari sabat dimaksudkan sebagai hari istirahat mingguan yang dikuduskan bagi Tuhan, sebagaimana Tuhan beristirahat pada hari ke tujuh dalam karya penciptaanNya (Kel 20:11;Kej. 2:2-3). Pada pertimbangan keagamaan tersebut, ditambahkan suatu pertimbangan perikemanusiaan, sehingga para pekerja dan budak mendapatkan hari untuk beristirahat dari pekerjaannya. Sabat sudah melembaga sejak dahulu kala, tetapi mendapat arti khusus sejak Israel keluar dari negeri Mesir dan kemudian menjadi salah satu tanda pengenal agama Yahudi (Neh, 13:15-22).

Akan tetapi dalam perjalanan waktu, hari sabat ditafsirkan secara kaku dan secara harafiah saja, sehingga menjadi sebuah hari yang membawa tekanan batin dan beban melulu. Tuhan Yesus membebaskan para pengikut-Nya dari beban dan tekanan itu (Mat.12:1-8; Mark.2:23-28; Luk.13:10-17).

Makna Hari Sabat :

  1. Sebagai pedoman perilaku dalam bekerja, sebagaimana dalam penciptaan dunia, Allah bekarya dan beristirahat pada hari ke-7 (Kel. 20: 11; Kej. 2:2-3)
  2. Sebagai tanda Umat Kepunyaan Allah (Kel. 31:13).
  3. Sebagai pengingat akan pembebasan dan penebusan dari perbudakan (Ul. 5:15).

Mengapa hari sabat ada?

  1. Sejak penciptaan alam semesta, Allah telah menetapkan satu hari khusus sebagai sumber berkat bagi semua orang (Kej. 2:3; Kel.20:11).
  2. Hari perhentian itu ditetapkan Allah untuk kesejahteraan rohani dan jasmaniah (Mrk. 2:27).
  3. Maksud rohani dari Sabat ialah memberikan kita kesempatan untuk menyatakan kembali bahwa iman kepercayaan dan sukacita kita adalah di dalam Tuhan bukan dalam dunia fana (Bnd.Ibr. 4:9-10).
  4. Hari sabat merupakan suatu tanda penjanjian antara Allah dan UmatNya. (Kel. 31:13, 16-17).

Jadi hari sabat, hari sabtu atau hari minggu ?

  1. Hari sabtu, bagi orang Yahudi hari pertama adalah hari minggu, sehingga hari ke7 jatuh pada hari sabtu. Jadi, hari Sabat sebetulnya (pada zaman Perjanjian Lama) adalah hari sabtu.
  2. Hari minggu, sabat Kristen berbeda harinya dengan sabat yahudi. Sabat jatuh pada hari minggu. Jadi alasan sabat pada hari minggu :
  • Kristus bangkit pada hari Minggu, dan 2X Ia menampakan juga pada hari minggu, yaitu Yoh.20:19,26.
  • Hari Pentakosta (Kis 2:1-13), yang merupakan ‘hari berdirinya gereja’, juga jatuh pada hari minggu (Bnd. Im. 23: 15-16; Ul. 16:9).
  • Hari Minggu disebut sebagai ‘Hari Tuhan’.

Why. 1:1-10, sekalipun ayat ini tidak menyebutkan bahwa itu adalah hari pertama/ hari minggu, tetapi boleh dikatakan semua penafsir mengganggapnya demikian.

Sejak kebangkitan Tuhan Yesus, orang-orang Kristen berbakti pada hari pertama/hari minggu. Kis. 20:7, ini jelas merupakan suatu kebaktian, dan itu diadakan pada hari pertama/hari minggu I Kor.16:1-2.

 

                                                                              Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthonetha Manobe, S.Th

Tidak Hormat Dalam Ibadah

Imamat 10 : 1-7

Bacaan : Mazmur 2: 11-12 ; Yeremia 58 : 13-14

Jantung kehidupan orang Kristen adalah ibadah.Tetapi sebagian besar orang Kristen sering menyalah artikan ibadah hanya sebagai rutinitas belaka,dan hal ini kemudian menjadikan orang-orang Kristen melakukan hal-hal yang tidak menghormati ibadah itu sendiri.

Dalam kisah Nadab dan Abihu,Allah begitu murka terhadap mereka.Mengapa?Karena ada yang salah,yaitu api asing (sifat angkuh,tidak tulus dalam memberi diri,tidak tulus,dll) yang tidak diperkenankan Allah.Mereka menajiskan kemah suci dan perabotannya dalam membakar ukupan.Kekudusan Allah tidak boleh dikompromikan dengan apapun.Kita harus menjga kekudusan kita dalam ibadah.

Justru ketika kita semakin dekat dengan Allah,maka kita harus lebih menghormati Allah terutama saat beribadah dalam rumah Allah.Janganlah kita datang saat ibadah dengan membawa pergumulan kita,yang membuat kita tidak menghormati Allah dan tidak dapat mengendalikan diri (Nadab & Abihu suka minum minuman keras).

Ibadah Nadab dan Abihu akhirnya menjadi setengah hati,tidak sungguh-sungguh,tidak hormat terhadap Tuhan sehingga iblis-lah yang mendapat keuntungan dalam hal ini,yaitu untuk menjauhkan kita dari Tuhan.Ibadah melatih kita untuk menjadi pribadi yang disiplin (tepat waktu,sopan,totalitas dalam pelayanan dan menjadi berkat bagi orang lain serta memuliakan Tuhan.Amin.

Firman oleh Timotius Haryono pada ibadah Komisi Wanita,13 Juli 2016

Jangan ada padamu allah lain dihadapan-Ku

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun juga

Keluaran 20:1-6

 

Dalam hukum Tuhan ini kata “jangan” selalu dipakai ; mengapa Tuhan memakai kata jangan? Tuhan sangat mengasihi manusia sehingga untuk menunjukkan keseriusannya terhadap manusia yang dikasihi maka Tuhan memakai kata “jangan” . Allah juga menginginkan manusia memiliki sikap hormat dan patuh sungguh hanya kepada Allah yang telah mengikat perjanjianNya dengan Israel sebagai Umat Pilihan. Manusia seringkali lupa akan kasih dan pengorbanan Tuhan yang besar kemudian melupakan Tuhan yang telah berjanji menyelamatkan manusia bahkan telah menggenapinya dalam diri AnakNya Yesus Kristus diatas Kayu Salib. Kita masih sering mengandalkan diri sendiri, mencari kuasa-kuasa lain diluar Tuhan, kita mengandalkan uang, kemasyuran, media sosial, kemewahan dan sebagainya. Allah menginginkan umat yang dikasihinya menaruh harapan dan penyembahan hanya kepadaNya.

Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun …. jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadaNya. Hukum kedua ini memiliki hubungan dekat dengan hukum yang pertama yaitu umat diminta untuk tidak memiliki alah lain disaat yang sama.Allah mengharapkan kesejatian penyembahan umat atau focus penyembahan umat. Kehidupan umat Israel yang tidak sungguh mempercayai Allah membuat mereka menyamakan Allah dengan benda yang bisa dibuat oleh tangan manusia dan hal itu menghilangkan identitas mereka, karena mereka tidak berbeda dari bangsa lain yang juga menyembah patung.Sementara Tuhan begitu Agung untuk dapat digambarkan oleh manusia, tidak mungkin ada patung yang menggambarkan kemuliaan dan kekuatan Allah dengan benar. Pelajarannya bagi kita adalah orang percaya  mengenal Allah yang benar tidak boleh dilandaskan pada patung atau gambar tetapi pada Firman Allah dan penyataanNya melalui Pribadi dan karya Yesus Kristus. Orang percaya seharusnya melihat kebesaran dan keagungan Allah sebagai satu keistimewaan dalam hidup yang semakin membuat dirinya memuliakan Tuhan, menaruh harapannya pada Tuhan dan itu cukup baginya tidak ada lagi yang lain selain Tuhan.  Karena ketika kita percaya maka Allah telah mempersatukan kita menjadi satu roh dengan Allah dan tidak dapat dipisahkan. “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia” (IKorintus 6:17).

 

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Mekky Famdale, S.Th