header image
 

All posts in June, 2016

YA BAPA, AMPUNILAH MEREKA, KARENA MEREKA TIDAK TAHU APA YANG MEREKA PERBUAT (Bilangan 21:4-9)

 

      Mana yang kita pilih ? dicintai atau dikhianati ? Kita semua ingin untuk dicintai, disayangi, diterima. Betapa sakitnya bila kita dikhianati atau ditolak, itulah kenyataan hidup kita. Itulah yang sekarang terjadi pada umat Israel, berulangkali mereka berkata bahwa mereka mengasihi Allah dan mengikat perjanjian dengan Allah, tetapi berulangkali mereka juga mengkhianatinya. Dalam perjalanan, mereka kelelahan dan mereka mengeluh, bersungut-sungut, marah kepada Musa, tetapi sesungguhnya mereka telah marah kepada Tuhan.

Kurang lebih 400 tahun mereka di Mesir dalam perbudakan tapi perjalanan hanya 40 tahun mereka mengeluh kepada Tuhan, sehingga mereka lupa bahwa Tuhan yang telah melepaskan mereka dari perbudakan. Bangsa ini hanya karena makan, mereka menyangkal dan melawan Allah. Mereka lupa bahwa Allah tidak pernah meninggalkan mereka. Tetapi dalam ayat 9, jawaban Tuhan, karena Tuhan tahu titik keterbatasan manusia. Allah tidak bisa menyangkali hal itu, tetapi Allah tidak dapat meninggalkan mereka. Gambaran kasih Allah yang sangat besar, walaupun Allah membiarkan mereka lapar, tetapi Allah tetap memperhatikan mereka sehingga mereka memandang ular tembaga mereka sembuh.

Raja Hizkia kemudian melarang umat beribadah kepada patung ular tembaga itu. Karena umat Allah tidak lagi memandang kepada Tuhan tetapi memandang dan berharap kepada patung ular. Ternyata Allah memakai peristiwa itu untuk membawa mereka kepada Allah. Ketika Yesus tersalib Ia berteriak, Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Eka Darma Putra : Yang terberat adalah mengampuni dan melupakan yang harus kita buat adalah mengingat dan mengampuni. Mengampuni sesungguhnya bukan melupakan tetapi mengampuni adalah kerelaan untuk memaafkan.

Ucapan Yesus yang pertama adalah ungkapan kasih yang tanpa pamrih, kasih, cinta yang tulus bagi semua orang. Karena itu ungkapan Tuhan Yesus ini mengingatkan kita akan keberdosaan kita, tetapi ada kasih Allah yang rela mengampuni kita. Lihatlah Yesus yang telah tersalib, janganlah tinggalkan salib tetapi kita sebagai opa, oma, ayah, ibu, anak, masing-masing pikullah salib dalam ketaatan kepada Tuhan.  Amin !

 Ringkasan Khotbah : Pdt, Ronny Runtu, M.Th.

Dalam sebuah kapal ada 4 ekor hewan yang menemani seorang nahkoda. Hewan itu ialah ayam, gajah, harimau dan tikus. Suatu hari keempat hewan itu berkumpul dan menceritakan kehebatan masing-masing.

Kata Ayam, “Aku selalu memberi telur kepada nahkoda kita. Berkat aku, dia dapat makan enak dan bergizi.”

Gajahpun tak mau kalah, “Aku kuat, aku selalu membantu nahkoda kita untuk mengangkat barang-barang berat.”

Harimau menimbrung, “Kalau aku terkenal sakti dan selalu dapat memenangkan setiap pertempuran, aku selalu melindungi nahkoda kita dari serangan bajak laut dan orang-orang jahat”.

Hanya tikus yang terdiam. Ketiga hewan lainnya memandang dia katanya : “Tikus apa fungsimu di sini, hanya engkau yang tak mempunyai fungsi di sini.hahahaha”. Mereka mengejek tikus itu.

Suatu hari kapal itu terantuk pada tonjolan karang dan bocor. Keempat hewan itu dan nahkodanya panik. Mereka tidak tahu apa yang akan mereka lakukan karena lokasi kebocoran berada di tempat tersembunyi sehingga tidk bisa ditemukan. Tikus berpikir sejenak kemudian berkata, “Teman-teman mungkin inilah saatnya aku dapat berguna bagi kalian.”

Lalu tikus itu mulai bergerak. Dengan tubuh mungil dan lonjong itu dia begitu mudah masuk ke sela-sela kayu untuk menemukan sumber kebocoran itu. Akhirnya kapal itu dapat diselamatkan.

Nahkoda itu berkata : “Untung ada kamu tikus, kalau tidak kita bisa celaka”. Ketiga temannya pun tertunduk malu karena mereka telah mengejek tikus itu.

Demikianlah TUHAN memberikan kepada kita semua talenta masing masing. Tidak ada orang bodoh yang ada hanya orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan TUHAN kepada kita. Janganlah mengejek dan saling merendahkan tetapi hendaklah saling melengkapi untuk hidup yang lebih baik.

source: http://www.pondokrenungan.com by Thomas

Pemain yang memegang barongsai melompat, maju dan mundur, berputar dengan energik diiringi pukulan tambur dan cien-cien, dua alat seperti tutup panci yang dipukulkan satu sama lain. Pertunjukan itu diadakan di sebuah aula gereja. Selesai kebaktian lansia ada acara kebersamaan dalam rangka Imlek 2563.

Si barongsai terus mencari angpau-angpau yang diacungkan hadirin dan menyimpannya dalam kantung besar apron yang dipakainya. Herannya si pemain barongsai tidak pernah menggubris apa yang dikatakan MC. Bila MC berkata, “Tuh, di kiri ada angpau!” ia malah pergi ke bagian belakang. Bila disuruh ke kanan, ia malah ke kiri. Teman yang duduk di dekat saya berbisik,”Si pemain barongsai tidak bisa mendengar apa yang dikatakan MC. Ia terkena penyakit dan menjadi tuli!”

Ketika acara berakhir, dan pemain barongsai diperkenalkan, ternyata ia adalah seorang ibu lansia berusia 65 tahun. Teman saya memberitahu saya bahwa ibu itu dulu anggota paduan suara. Setelah tuli,ia tidak menyanyi lagi. Tetapi tetap semangat dan ceria dan melayani Tuhan dengan apa saja yang masih bisa dilakukannya, antara lain ya bersedia jadi pemain barongsai dadakan.

Ternyata kekurangan fisik tidak menjadi hambatan untuk melayani Tuhan. Ketika saya renungkan ternyata banyak orang-orang seperti itu. Saya teringat wanita yang sekilas memiliki mata normal, tetapi hanya satu mata yang berfungsi. Ia melayani Tuhan sebagai koordinator kelompok doa, menghitung persembahan dan mengajar Sekolah Minggu. Wanita lain yang saya jumpai di Semarang hanya memiliki satu lengan. Ketika terjadi gempa di Sumatera, ia tertimpa reruntuhan. Nyawanya selamat, tetapi lengan kiri harus diamputasi. Wanita cantik ini memiliki wajah penuh sukacita dan melayani Tuhan dengan berkhotbah.Wanita lain berjalan terpincang-pincang, tetapi mengurus dekorasi, mempersiapkan map lagu untuk paduan suara dan banyak hal lain di gereja.

Makin direnungkan ternyata semakin banyak orang yang saya tahu memiliki keterbatasan fisik, namun tetap melayani Tuhan dengan semangat. Mereka adalah orang seperti yang dikatakan Paulus dalam 2 Timotius 2:4. Mereka tidak memusingkan soal-soal penghidupannya. Yang mereka inginkan sebagai prajurit yang baik adalah berkenan kepada komandannya, yaitu Tuhan Yesus. Mereka adalah orang-orang yang berfokus kepada Tuhan.

Mungkin banyak di antara kita memiliki pendengaran yang baik, dua mata yang berfungsi, dua lengan utuh, dua kaki sempurna dan kesehatan yang baik. Apakah kita sama bersemangat dan bersukacita dalam melayani Tuhan seperti mereka? Semoga saja. Amin.

source: http://www.pondokrenungan.com byWidyawati Dharmasurya

    Newer Entries »