header image
 

All posts in June, 2016

 LITURGIA

1 Tawarikh 6:31-40

 

Ada beberapa orang dengan begitu sederhana mengungkapkan bahwa disorga itu tidak ada namanya liturgy, disorga cuma ada pujian dan penyembahan, ungkapan ini benar. Namun yang harus dipahami bahwa pujian dan penyembahan itu merupakan bagian dari liturgia, disinilah gereja harus dengan sadar, mengerti akan konsep liturgia. Yang menjadi menarik disini adalah ketika orang berbicara tentang kebaktian minggu; orang datang ke gereja dan mengakui bahwa gereja itu rumah Tuhan. Namun ada sebagian orang tidak menyatakan bahwa gereja sendiri rumah Tuhan, mengapa? Ini dikarenakan mereka berpikir bahwa Tuhan tidak ada dalam gereja, maka dari itu Tuhan perlu diundang kedalam gereja pada hal kita sudah tahu bahwa Tuhan ada di dalam gereja.

Liturgia itu apa? Liturgi itu berbicara tentang keseluruhan perangkat yang mana berkaitan dengan semua hal tentang  ibadah jemaat, baik itu ruangan, tempat, punya orang-orang dan tata ibadah yang dipersiapkan dengan baik. Disinilah kita harus pahami bahwa saat kita diberi tugas hendaknya kita datang dengan tepat waktu dan itu hukumnya wajib. Liturgia menurut bahasa aslinya merupakan suatu kerjasama jadi tidak ada yang menonton, karena semua yang ada didalamnya itu adalah pelaku perjumpaan dan penyembahan. Didalam tata ibadah gereja ada 3 unsur yang harus diperhatikan, yaitu: 1. Doa dan Pujian; 2. Pembacaan dan Pemberitaan; dan 3. Respon.

  1. Unsur yang pertama dalam Liturgia adalah :

a.Doa, kenapa orang harus berdoa?

  • Berdoa itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang menganggap bahwa dirinya itu terbatas, dan tidak bisa mengandalkan dirinya sendiri hanya kepada-Nya yang tidak terbatas itu bisa berharap untuk terus menghampiri Tuhan.
  • Berdoa itu merupakan sebuah pengakuan kita bahwa Tuhan turut bekerja dalam kehidupan kita setiap waktu.
  • Berdoa merupakan suatu kesadaran bagi orang percaya dimana doa itu memiliki kuasa saat dilakukan dengan kesungguhan hati yaitu takut akan Tuhan, jadilah menurut kehendak-Mu bukan kehendakku.

b.Pujian

Pujian itu memberikan suatu pesan yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu primer dan sekunder

  • Primer adalah pujian bersama, disinilah kita hendaknya memilih lagu yang semua orang tahu jangan yg cuma kita tahu.
  • Sekunder adalah pujian yang dibawakan sendiri atau berkelompok (paduan suara, vokal group dan solo). Puji-pujian itu khotbah berirama maka dari itu perlu persiapan bukan sekedar nyanyi yang hebat, namun perlu persiapan, perlu doa supaya dapat memberkati orang dan butuh menenangkan diri.

Puji-pujian yang dibawakan ini bisa menjadi berkat  bagi orang lain, melalui pujian ini bisa memberikan sesuatu  yang bisa dibawa pulang. Maka dari itu menyanyilah untuk Tuhan bukan untuk diri sendiri.

  1. Unsur yang kedua dalam Liturgia adalah pembacaan dan pemberitaan.Disini dimaksudkan untuk orang duduk diam disitu, untuk mendengarkan apa yang mau dikatakan oleh Tuhan kepada kita maka dari itu kita perlu menenangkan diri dalam pemberitaan firman. Setiap pemberitaan Firman itu merupakan pesan dari Tuhan,firman bukan pesan dari pengkhotbah, karena itu pemberitaan firman itu pusat akan pengenalan kepada Allah, sehingga jemaat menyadari bahwa gereja itu dibawah otoritas Allah.
  2. Unsur yang ketiga dalam Liturgia adalah respon,yang merupakan bentuk diri dalam memberikan makna dalam memahami akan Firman yang telah disampaikan untuk memaknai akan kehidupan kita. Respon ini merupakan bentuk pengakuan iman, dan pengakuan ini berbicara tentang penyertaan hikmat dimana gereja menyadari bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan jemaatNya.

Maka dari itu kita sebagai orang percaya perlu adanya kerendahan diri, kerendahan hati untuk memuji dan menyembah untuk diubahkan menjadi lebih baik,dengan tetap sebagai kapasitas kita masing-masing entah itu  seorang suami, seorang istri, seorang anak, orang tua, pengusaha atau apapun diri kita dalam hidup kita. Sesungguhnya memang tata ibadah  inilah yang menunjukkan kehidupan kita yang dimulai dengan salam dan pulang dalam penyertaan-Nya.Amin Tuhan Yesus memberkati.

                                                (Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th)

ANAK, GEREJA MASA KINI DAN MASA DEPAN

Markus 10:13-16

       Dalam sebuah seminar, dikasih satu pertanyaan untuk orang tua, bagaimana pandangan orang tua mengenai anak-anak mereka, dalam waktu 10 menit. Muncullah jawaban, bahwa anak-anak itu nakal, tukang jajan, suka bertengkar, banyak alasan, tidak bisa diam dan lain-lain. Pendidik utama anak adalah orang tua, bukan guru di sekolah atau guru sekolah minggu. Orangtua adalah teladan anak-anak.

Dalam bacaan kita hari ini, murid-murid menolak anak-anak kecil yang datang kepada Yesus, tetapi Yesus bilang “jangan halangi anak-anak datang kepadaKu”. Orang tua yang sering disibukkan dengan pekerjaannya, kurang memperdulikan anaknya, pergi bekerja pagi dan pulang kerja malam dengan anggapan bahwa yang penting adalah menyiapkan segala kebutuhan anak-anaknya secara materi. Ini sangat bertentangan dengan maksud dan tujuan Tuhan Yesus. Yesus memandang anak-anak yang terpenting, bahkan Yesus memberi diriNya untuk memeluk mereka. Yesus memeluk anak-anak karena mereka berharga. Yesus memberi satu pemahaman yang sangat luar biasa bagi kita, anak-anak adalah pribadi yang sangat bernilai.

Ada satu pengkhotbah yang sangat terkenal D.L. Moody, ia berkhotbah bahwa telah memenangkan 2 ½  orang, lalu kata temannya 2 ½ adalah 2 jiwa orang besar dan 1 anak kecil, tetapi salah, sebenarnya yang dimenangkan Moody adalah 2 jiwa akan-anak dan satunya adalah orang dewasa, menurut Moody justru pelayanan kepada anak-anak adalah pelayanan yang lebih panjang, dan orang dewasa hidupnya tinggal sebentar saja, tetapi orang seringkali mengabaikan pelayanan anak, pada hal pelayanan anak dan orang dewasa sama-sama penting. Menurut data yang diambil di beberapa tempat, umur 4 – 14 tahun, 85% mempercayai Yesus (usia sekolah minggu), 15–30 tahun 10% terima Yesus, 30 tahun ke atas 4% saja percaya Yesus. Usia anak-anak adalah usia dimana mereka mengenal akan Sang Pencipta dan segala kehendak-Nya, oleh karena itu, kita jangan sembarang mendidik mereka. Kalau salah harus ditegur. Harus ada kerja sama yang baik antara guru sekolah minggu dengan orang tua.

Orang tua merupakan teladan dari anaknya, orang tua diberi tanggung jawab penuh untuk memperkenalkan anak-anak yang adalah milik pusaka Tuhan yang dititipkan pada orang tua, bukan pada baby sitter atau pembantu. Firman Tuhan mengajar kita untuk memperbaiki yang mungkin selama ini kita lalai. Tidak ada kata terlambat, opa, oma, orangtua adalah teladan anak-cucunya dengan pengalaman iman mereka bersama Tuhan Yesus. Anak itu tidak pernah gagal meniru kita. Anak-anak melihat apa yang kita lakukan, dia mencontohi apa yang kita lakukan itu.

Sebagai orang tua, pada waktu kapankah kita harus menangis untuk anak kita ? Apakah pada waktu mereka diwisuda ?, berhasil, atau kapankah kita menangis, bahwa tugas kita sebagai orang tua kita lakukan dengan baik ? bertanggung jawab ? Adalah ketika anak-anak kita menerima dan mengakui Kristus adalah Tuhan dan Juruselamatnya. Supaya, ketika anak-anak kita besar nanti dan menjadi seperti apa yang mereka cita-citakan, dokter, pengusaha dan lain-lain, menjadi peribadi yang berharga dengan takut akan Tuhan. Amin !

                                                (Ringkasan Khotbah : Ev. Rony Sudarmo, S.Th)

“Hargailah Aku”

(Wahyu 3:14-22)

 

Kekerasan terhadap anak semakin hari semakin meningkat. Kurangnya kesadaran bahwa anak adalah anugerah yang Tuhan beri, dan anugerah itu tidak dapat terbayarkan oleh apapun & berapapun besarnya uang dan harta kita. Kasus demi kasus mulai terkuak karena ada banyak mata, hati dan telinga yang mulai peka terhadap kasus kekerasan fisik maupun psikis terhadap anak kandung/anak tiri maupun anak angkat.

 

Gereja Tuhan memiliki peran yang sangat penting; tidak boleh masa bodoh atau acuh tak acuh terhadap kasus-kasus ini. Gereja bukan hanya sekedar atau sebatas pada pemberitaan lewat mimbar gereja, tetapi aksi nyata mesti dilakukan. Siapa gereja? Gereja ialah kita semua umat Kristen, bukan organisasi saja, tetapi semua jemaat yang adalah Gereja yang hidup itu mesti menjadi agen perdamaian bagi sekeliling kita. Kepekaan terhadap kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan mesti dimulai dari sekarang. Uang mungkin sedikit membantu, namun perhatian dan cinta kasih Tuhan lebih berharga bagi mereka.

 

Orang tua harus menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya, menjadi contoh dan teladan. Beberapa hal yang mesti di lakukan orang tua:

  1. Percaya kepada anak: memberikan kepercayaan kepada anak dalan menjalankan dan melakukan sesuatu itu penting. Hal ini melatih anak belajar bertanggung jawab sejak masih kecil. Bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan bertanggung jawab terhadap orang tua.
  2. Penghargaan terhadap anak: anak harus dihargai, kecil maupun besar, apapun keadaannya orang tua harus bisa menghargai anaknya. Anak yang tidak biasa dihargai akan sering melakukan masalah agar diperhatikan baik oleh orang tua maupun orang lain.

Anak bukan manusia kelas dua, anak bukanlah tempat kita melampiaskan amarah dan geram kita. Mereka harus dilindungi, dihargai dan dikasihi, karena mereka adalah anugerah yang Tuhan titipkan pada kita. Amin

 

 

 

Pdt. Rony Runtu, S.Th

 

Pada hari Sabtu-Minggu,11-12 Juni 2016 Komisi Anak Agape melaksanakan beberapa kegiatan  pelayanan di GMIT Sonhalan Niki-Niki,antara lain Sharing GSM,pelayanan Ibadah Minggu,KKR Anak ,dan pembinaan GSM.

Doa oleh Kak Timotius Haryono & persiapan keberangkatan :

1.Sharing GSM berlangsung di ruang serbaguna Hotel Timor Megah-Soe TTS pada hari Sabtu 11 Juni 2016 jam 18.00-21.30 Wita.Agenda kegiatan antara lain diskusi materi  dengan tema “Preseverance In The Ministry” yang disampaikan oleh ibu Ester,sharing pelayanan di antara GSM,doa bersama,persiapan pelayanan untuk keesokan harinya,dan jamuan makan malam.

2.Pelayanan Ibadah Minggu di GMIT Sonhalan Niki-Niki-TTS yang dipimpin oleh Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

3.Pembinaan GSM yang di pimpin oleh Ibu Ester

A.Sesi 1

Seusai ibadah pagi,dilangsungkan pembinaan GSM sesi 1 pada jam 10.00-11.30  wita yang berlangsung di gedung SD terdekat,karena gedung GMIT Sonhalan sedang berlangsung ibadah kedua.

Persiapan alat  :

Pemberian kenang-kenangan dari Ketua PAR Sonhalan kepada rombongan dari Agape,diwakili oleh ibu Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th dan Ketua Komisi Anak,ibu Lily Dethan-Boesday :

Penyampaian materi dan pembinaan GSM oleh ibu Ester :

B.Sesi 2

Pembinaan GSM sesi kedua ini berlangsung usai pelaksaan KKR Anak,pada jam 14.00-15.00 wita di gedung GMIT Sonhalan

4.KKR Anak

KKR Anak berlangsung usai pelaksaan kegiatan pembinaan GSMsesi pertama.KKR Anak berlangsung penuh sukacita,dengan banyak puji-pujian yang dipimpin oleh guru-guru Sekolah Minggu dari GMIT Agape Kupang,firman Tuhan yang disampaikan oleh ibu Ester,serta penginjilan anak oleh Kak Nona,dan ditutup dengan pelayanan diakonia untuk seluruh anak sekolah Minggu GMIT Sonhalan Niki-Niki.

 

 

DIAKONIA DAN OIKONONIA

Persekutuan atau kesaksian dalam pelayanan GMIT, yaitu kita dipanggil oleh Tuhan untuk masuk dalam persekutuan untuk merasakan kasihNya, kemudian menjadi alat kesaksian bagi orang lain, dan bagi seluruh dunia. Ternyata tidak berhenti disitu saja, pembacaan hari ini sesuai dengan tema kita yaitu Pelayanan Kasih dan Penatalayanan merupakan wujud dari kesaksian itu sendiri. Kita seringkali lupa apa itu Diakonia : melayani/pelayanan kasih, berupaya untuk menolong orang lain, bukan untuk diri sendiri. Dalam Alkitab, diakonia berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

  1. Pertama seperti seorang budak yang melayani tuannya.
  2. Pelayanan diakonia berkaitan dengan pelayanan meja.

Mengurus yang berkaitan dengan makan-minum.

  1. Pelayanan yang bersifat umum, untuk kesejahteraan rakyat dan juga bangsa dan Negara.
  2. Pelayanan pendampingan kepada orang sakit, yang patah hati, yang ada dalam berbagai pergumulan dengan tulus iklas tanpa pamrih.

Itu berarti pelayanan diakonia, merupakan satu relasi antara orang yang melakukan diakonia dengan orang yang terima diakonia.

*  Pelayanan diakonia adalah pelayanan yang “agak hina” karena seolah-olah kita ini budak yang melayani bangsa sehingga ada banyak orang tidak suka melakukan pelayanan diakonia; karena harus melayani orang sakit, pendampingan kepada orang-orang lemah dan seterusnya.

*  Pelayanan tanpa pamrih, tidak hitung-hitung, tidak harap balasan apa-apa, tanpa berpikir apa yang didapat dari berdiakonia.

*  Persediaan untuk memberi tenaga kita sepenuhnya keseluruhan tubuh kita untuk berdiakonia. Diakonia bukan hanya materi, tetapi juga waktu dan tenaga kita.

Tujuan Diakonia :

  1. Mendatangkan hidup bersama dengan tidak mencari keuntungan. Seringkali dalam pelayanan kita tulus memberikan pakaian, makanan dan apa yang berhubungan dengan keperluan sehari-hari saja, kita lupa memberikan pendidikan sebagai diakonia yang berarti dapat meningkatkan sumber daya manusia, agar hidup mereka lebih baik.
  2. Mendukung realisasi persekutuan cinta kasih yang membangun rasa saling menguatkan untuk hidup dalam persekutuan kasih.

Ternyata dalam Alkitab mencatat bahwa :

  1. Diakonia berhubungan dengan harta benda. Memberi dari kelebihan dan tepat sasaran.
  2. Diakonia berhubungan dengan makan minum. Matius 25:14 : Melayani orang-orang yang tertindas, yang miskin, papah, orang tahanan dan sebagainya.

Orang yang berdiakonia harus :

  1. Sopan santun, yang memiliki kasih yang besar.
  2. Tidak bercabang lidah, tidak bicara setelah melakukan pelayanan.
  3. Tidak suka memfitnah.
  4. Memiliki satu istri dan satu suami.
  5. Keadaan rumah tangga kita beres, supaya benar-benar jadi berkat.

Diakonia berbicara tentang kerumah-tangtgaan sebagai penatalayanan dalam Gereja. Tujuannya adalah melayani Tuhan dengan penataan pelayan-pelayan yang ada, supaya ibadah-ibadah ditata dengan baik, dengan hasil yang baik pula, karena dasar Alkitab soal peñata layanan jelas tertata rapih dalam kisah penciptaan, silsilah-silsilah dan daftar keturunan-keturunan dimaksudkan untuk menolong kita untuk tahu sensus dalam Alkitab, sehingga peñata layanan gereja-gereja untuk dapat mengorganisir atau mengelola pelayanan dalam Gereja dengan baik dan lancer. Sehingga diakonia dan oikononia kita memahami hal-hal sebagai berikut ;

  1. Pelayanan diakonia atau oikononia adalah ibadah, ucapan syukur kita kepada Tuhan.
  2. Dibuat untuk mengingatkan kepada kita bahwa kehadiran juga membawa dampak pada lingkungan.
  3. Sebagai upaya untuk menciptakan kebersamaan dalam persekutuan.
  4. Diatur untuk menciptakan kemanusiaan

Pelayanan akan sampai jika kita semua bahu membahu melaksanakan pelayanan itu. Firman Tuhan diwartakan kepelosok-pelosok karena ada penataan yang baik. Amin !                                             

(Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th)

“PERSEKUTUAN DAN KESAKSIAN”

Kisah 2:41-47

 

      Dalam persekutuan, Tuhan lah yang memanggil kita (I Kor. 1:9). Oleh karena itu Gereja berdiri bukan karena inisiatif kita sendiri. Tetapi Tuhan yang memulai dan bukan kita yang mengundang Tuhan datang, tetapi Tuhan yang mengundang kita.

Dasar dari persekutuan jemaat adalah Kristus masuk dalam persekutuan.

Ada tiga arti yang serius :

  1. Mengambil bagian dalam ibadah yang serius.
  2. Memberi bagian kepada seseorang.
  3. Persekutuan penuh (Galatia 2:9).

Tuhan memanggil tiap-tiap pribadi untuk masuk dalam persekutuan bersama sebagai orang percaya. Kesaksian : memberi kesaksian tentang fakta atau kebenaran. Beri kesaksian yang baik tentang orang lain (Lukas 4:22). Kesaksian 95 % bicara tentang Tuhan dan diri kita 5 %. Jangan dibalik kita harus berbicara sedemikian rupa sampai orang tahu bahwa Tuhan bekerja dan memimpin setiap langkah hidup kita. Kesaksian dalam kelompok kita masing-masing dan memberkati orang lain sesuai dengan talenta kita. Gereja harus berusaha memahami kebenaran dan jangan memperumit keadaan. Karena sederhana pemahaman kita yaitu :

– Beriman   :  – Sola Vide.

– Anugerah : Sola Gracia.

– Alkitab      : Sola Sciptora.

–    Beriman berarti percaya walaupun tidak melihat.

–  Keselamatan karena anugerah Allah bukan karena kebaikan kita sebagai manusia. Perbuatan baik adalah respon atas anugerah Allah.

–     Alkitab adalah Firman Allah dan tidak ada firman lain selain Alkitab.

Kita harus fokus pada pengajaran supaya dapat bertumbuh, tetapi juga harus bertekun dalam persekutuan.

“Mereka memecahkan roti sebagai pertanda kasih setia Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan mereka.” Orang yang percaya selalu bersatu dalam persekutuan, dan inilah persekutuan yang sehat, dan selalu bertekun dan sehati.” Memecahkan roti secara bergilir di rumah mereka”, semua itu dilakukan karena pengorbanan Kristus begitu bernilai bagi kita. Dalam kesatuan jemaat saling menolong dan mereka disukai sehingga  Tuhan menambah jumlah mereka. Tiap-tiap waktu kita diberi kesempatan untuk memaknai pelayanan itu secara baik sepanjang kehidupan bergereja.    Amin !

 (Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th)

“INTEGRITAS DIRI”

      Dalam bulan Juni ini kita membahas tentang Tantangan Iman : Hedonisme adalah paham yang berfokus pada kesenangan dan kenikmatan, dan dijadikan tujuan utama dalam hidup. Materialisme adalah fokus pada materi atau kekayaan, Individualisme adalah fokus pada diri sendiri, sedangkan Sekuralisme adalah paham yang berfokus pada dunia dan semua yang ada di dalamnya. Jika orang tidak punya Integritas diri, dia akan terjebak pada empat tantangan di atas. Samuel dalam perjalanan kepemimpinannya telah mendahului dan melakukan kebenaran di hadapan rakyat atau orang Israel, sehingga orang Israel merasa ia tidak melakukan apa yang salah di hadapan mereka.  Integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan & kejujuran. Orang yang memiliki Integritas adalah orang yang utuh, komplit tanpa kedok dan tidak bertopeng, artinya bertindak sesuai dengan ucapan dan yang dipikirkan. Orang yang memiliki integritas hidup menurut nilai-nilai yang matang, tidak berkompromi dengan yang jahat, dan menolak pengakuan pada diri sendiri, karena dia rindu pada tujuan yang Tuhan mau dalam dirinya. Supaya kita jangan berkendaraan Tuhan untuk sampai pada tujuan kita dan bukan kehendak Tuhan, supaya masing-masing kita sadar bahwa apa yang ada pada kita adalah bagi Tuhan.

Cakupan Integritas :

  1. Integritas dalam berpikir, Roma 12:1-2; Apa yang baik menurut Tuhan bukan menurut kemauan kita. Kita diubah dalam cara berpikir kita (Filipi 4:8-9) baik itulah yang kita pikirkan sehingga terpancar juga dalam perbuatan kita. Berpikir yang baik/positif harus dijadikan landasan dalam pikiran kita supaya perbuatan kita pun baik.
  2. Integritas dalam tindakan Matius 5:14; Kita adalah terang dunia lewat perbuatan kita ada sinar yang memancarkan kasih Tuhan. Karena itu dimulai dalam pikiran, karena integritas sangat bermanfaat dalam komunikasi. Efesus 4:2-4; Kita diminta untuk lemah lembut. Yang kita pikirkan melahirkan perbuatan , perbuatan itu melahirkan kebiasaan dan kebiasaan itu akan menjadi karakter kita, maka sadarkan kita untuk berani menyatakan diri kita yang sebenarnya. Jujur dengan diri sendiri, Tuhan melihat semua hal dalam hidup kita dan Tuhan mau kita sadar dan hidup dalam kebaikan karena kasih karuniaNya dalam hidup kita.
  3. Integritas dalam Komunikasi (Efesus 4: 1-4, Yakobus 1:19); Cara berkomunikasi sangat penting. Orang mengenal kita dari kelakuan termasuk cara kita berkomunikasi dengan sesama, karena kata-kata kita menunjukkan siapa kita.
  4. Integritas dalam Keberadaan ; Kita harus benar di hadapan Tuhan dan benar dalam seluruh keberadaan kita, siapa diri kita sebenarnya? Hal ini menuntut sebuah kejujuran dari masing-masing individu.

Bagaimana hidup dalam integritas :

  1. Memperhatikan hal-hal yang kecil, cotohnya: dalam berkata-kata, harus berhati-hati.
  2. Berani katakan TIDAK pada godaan.
  3. Hidup di depan umum dan di rumah harus sama.
  4. Memelihara hati nurani yang murni.
  5. Tidak menutupi kesalahan di depan Tuhan dan di depan manusia.

Kekuatan Integritas :

  1. Integritas membuat kata-kata penuh kuasa karena Roh Kudus ada pada kita.
  2. Integritas memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita.
  3. Integritas memberikan kekuatan bagi tindakan kita.

Mengapa integritas penting? Karena Tuhan punya integritas. Integritas bukan pilihan, setiap orang harus hidup dengan memiliki integritas.

Ketika kita hidup kita diberi berkat dan tanggung jawab untuk menyatakan kebaikan Tuhan. Pikiran, kata dan kelakuan kita harus menjadi berkat. Milikilah integritas untuk menyatakan kebaikan dengan sifat, mutu, kualitas yang utuh untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran.   Amin !

                                                (Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th)

Kemerdekaan Kristen

Galatia 5 : 1-15

Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

 

Merdeka adalah hidup mandiri,bebas dari perbudakan/penjajahan.Yang disebut dengan kemerdekaan Kristen adalah bebas dari dosa/dari perhambaan dosa.Ada beberapa hal yang dapat kita lihat dari renungan ini :

  1. Kemerdekaan Kristen bukanlah untuk melakukan segala hal sesuka hati,tetapi untuk melakukan kehendak Allah.Pakailah kemerdekaan ini untuk kemuliaan Tuhan.
  2. Kemerdekaan adalah menikmati kasih karunia Allah,bukan karena kita menjadi orang Yahudi.
  3. Masa kecil dan tempat belajar menjadi pembentukan kepribadian yang luar biasa dari Paulus.Sudahkah kita sebagai orangtua memberi ruang yang luas kepada anak-anak untuk belajar mengenai Yesus (lewat sekolah minggu),bukan cuma intelektual tetapi iman ?
  4. Kita diselamatkan karena kasih karunia Tuhan.Kita adalah orang berdosa yang dibenarkan,karena itu perbuatan baik kita adalah sebagai ucapan syukur,bukan pahala untuk masuk surga.
  5. Dunia semakin hari semakin keras,tetap pegang teguh pada firman Tuhan dan berdoa senantiasa.

Amin.

 

Khotbah pada ibadah Minggu,12 Mei 2016 di jemaat Sonhalan Niki-Niki

 

 

Usaha Menjaring Angin

Bacaan : Pengkhotbah 1 : 14 & 17 ; Pengkhotbah 2 : 11 & 17,26 ; Pengkhotbah 4 : 4,6 & 16

Pembicara : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

 

Dalam kisah Petrus yang berjalan diatas air,ia dapat melakukannya,karena mata kepala,mata iman dan hatinya hanya tertuju pada Tuhan.Tetapi saat ia mulai merasakan tiupan angin kencang,ia mulai goyah dan perlahan-lahan tenggelam.Mengapa? Karena matanya tidak lagi tertuju kepada Yesus,tetapi lautan & angin kencang disekitarnya yang menyebabkan ia takut.

Adalah seperti usaha menjaring angin,hidup ini pun akan menjadi sia-sia jika tidak diatur dengan baik.Seringkali manusia tidak lagi memandang hidup ini sebagai tujuan untuk sampai kepada Yesus,sehingga ditengah-tengah perjalanan ia mulai tenggelam perlahan-lahan karena matanya mulai tertuju kepada dunia & kepada keadaaan disekelilingnya & kepada hal-hal yang sia-sia belaka seperti :

  1. Kekuasaan & jabatan
  2. Cinta
  3. Harta Kekayaan

Mengapa semua hal tersebut sia-sia ? Jika kita baca kitab Pengkhotbah,isi nya seperti segala sesuatu itu dipandang pesimis dan sia-sia.Ada dua alasan mengapa dipandang sia-sia :

  1. Karena hidup terbatas dan terlalu singkat (hidup pasti berujung pada kematian)
  2. Kalau hidup yang terbatas ini hanya diarahkan pada hal-hal dunia yang terbatas

Marilah kita hentikan semua usaha menjaring angin dalam hidup kita ini,dan mulai memandang kepada tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu Yesus,Sang Pemberi Hidup.Amin.

 

Khotbah pada ibadah remaja 12 Juni 2016

KESENANGAN SEMU

(Wahyu 3:14-22)

 

Bicara masalah kesenangan semu, mungkin kebanyakan orang akan berpikir bahwa kesenangan itu bicara tentang kemewahan, banyaknya harta, atau jabatan yang melekat pada nama yang sejatinya tidaklah berarti apa-apa dimata Tuhan. Tak jarang mereka tersesat, terjerat, menganggap racun adalah makanan terlezat. Berbahaya sekali bila waktu-waktu yang sediakan untuk kesenangan itu melebihi porsi sampai-sampai menyita sebagian besar waktu dan perhatian kita, bahkan membuat kita kecanduan.

Jemaat, kondisi ini bukan saja terjadi di zaman ini, tetapi di dalam Jemaat Laodikia masalah itu pernah terjadi dan menimbulkan kemarahan Tuhan hingga membuat Tuhan harus menegurnya dengan keras. Laodikia, Yunani: λαοδικεια – laodekeia, artinya: keadilan untuk rakyat, adalah suatu kota perdagangan penting di lembah Likos daerah Frigia. kota ini menjadi pusat perdagangan yg sangat makmur, terutama pada zaman pemerintahan Romawi.

Pertanyaannya sekarang, apakah hidup kekristenan yang benar hanya demikian? Dalam perikop ini, kita melihat ada tiga penyebab timbulnya kesenangan semu , yaitu:

  1. Sikap Merasa Puas Diri (Ay. 17a)

Tuhan mengutip perkataan mereka “Karena engkau berkata aku kaya dan telah memperkaya diri dan aku tidak kekurangan apa-apa…” Benar memang mereka kaya! Kota Laodikia terkenal dengan tanahnya yang subur, sangat baik bagi pengembangan pertanian dan peternakan. Produksi yang penting adalah bulu domba hitam yang diolah dan ditenun menjadi karpet “Trimita” dan baju dari bulu domba hitam, karpet tersebut sangat terkenal dan mahal harganya. Jemaat-jemaat kita perlu waspada dengan rasa puas diri. Mungkin pada saat ini secara pribadi kita puas dengan kondisi kita. Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri apakah dalam segala kelimpahan ini, kita menyadari darimanakah semuanya?

  1. Menjadi Lupa Diri (ay. 17b-18)

Tuhan berkata: “Dan karena engkau tidak tahu …” (ayat 17 b, 18) Tuhan menggambarkan mereka seperti orang yang melarat (talaipopos) dan malang (eleeinos) yang sebenarnya punya pengertian yang hampir sama hanya sebagai penekanan, yaitu kondisi di mana orang tersebut dalam keadaan penuh penderitaan baik secara emosi maupun kerohanian dan mereka perlu dikasihani. Manusia itu rentan dalam menghadapi kekayaan, kepintaran dan ketenaran. Itu sebabnya kita perlu berhati-hati terhadap kepuasan diri maupun lupa diri. Kadang bila semua yang kita inginkan sudah kita dapatkan, kita lupa pada siapa yang memberi semua itu.

  1. Kehilangan Jati Diri (Ay. 16,17)

Tuhan berkata dalam ayat 16, “Jika karena engkau suam-suam kuku dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Tuhan muak dengan sikap ibadah mereka yang tidak dingin maupun tidak panas, mereka menjadi jemaat yang suam-suam kuku. Biarkan Tuhan berkata-kata kepada jemaat apa yang Tuhan ingin kita lakukan agar kita tidak menjadi jemaat yang suam-suam kuku, agar kita tidak dimuntahkan oleh Tuhan.

Mintalah kepada Tuhan agar Tuhan  memberikan kepada kita hati yang hanya mau bergantung pada-Nya. Tuhan berkata: “Barangsiapa menang, ia akan Ku dudukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku.Biarlah Tuhan menolong kita. Amin                                                                    

 Ringkasan Khotbah Kak Timotius Haryono

« Older Entries     Newer Entries »