header image
 

All posts in June 18th, 2016

Pada hari Sabtu-Minggu,11-12 Juni 2016 Komisi Anak Agape melaksanakan beberapa kegiatan  pelayanan di GMIT Sonhalan Niki-Niki,antara lain Sharing GSM,pelayanan Ibadah Minggu,KKR Anak ,dan pembinaan GSM.

Doa oleh Kak Timotius Haryono & persiapan keberangkatan :

1.Sharing GSM berlangsung di ruang serbaguna Hotel Timor Megah-Soe TTS pada hari Sabtu 11 Juni 2016 jam 18.00-21.30 Wita.Agenda kegiatan antara lain diskusi materi  dengan tema “Preseverance In The Ministry” yang disampaikan oleh ibu Ester,sharing pelayanan di antara GSM,doa bersama,persiapan pelayanan untuk keesokan harinya,dan jamuan makan malam.

2.Pelayanan Ibadah Minggu di GMIT Sonhalan Niki-Niki-TTS yang dipimpin oleh Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

3.Pembinaan GSM yang di pimpin oleh Ibu Ester

A.Sesi 1

Seusai ibadah pagi,dilangsungkan pembinaan GSM sesi 1 pada jam 10.00-11.30  wita yang berlangsung di gedung SD terdekat,karena gedung GMIT Sonhalan sedang berlangsung ibadah kedua.

Persiapan alat  :

Pemberian kenang-kenangan dari Ketua PAR Sonhalan kepada rombongan dari Agape,diwakili oleh ibu Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th dan Ketua Komisi Anak,ibu Lily Dethan-Boesday :

Penyampaian materi dan pembinaan GSM oleh ibu Ester :

B.Sesi 2

Pembinaan GSM sesi kedua ini berlangsung usai pelaksaan KKR Anak,pada jam 14.00-15.00 wita di gedung GMIT Sonhalan

4.KKR Anak

KKR Anak berlangsung usai pelaksaan kegiatan pembinaan GSMsesi pertama.KKR Anak berlangsung penuh sukacita,dengan banyak puji-pujian yang dipimpin oleh guru-guru Sekolah Minggu dari GMIT Agape Kupang,firman Tuhan yang disampaikan oleh ibu Ester,serta penginjilan anak oleh Kak Nona,dan ditutup dengan pelayanan diakonia untuk seluruh anak sekolah Minggu GMIT Sonhalan Niki-Niki.

 

 

DIAKONIA DAN OIKONONIA

Persekutuan atau kesaksian dalam pelayanan GMIT, yaitu kita dipanggil oleh Tuhan untuk masuk dalam persekutuan untuk merasakan kasihNya, kemudian menjadi alat kesaksian bagi orang lain, dan bagi seluruh dunia. Ternyata tidak berhenti disitu saja, pembacaan hari ini sesuai dengan tema kita yaitu Pelayanan Kasih dan Penatalayanan merupakan wujud dari kesaksian itu sendiri. Kita seringkali lupa apa itu Diakonia : melayani/pelayanan kasih, berupaya untuk menolong orang lain, bukan untuk diri sendiri. Dalam Alkitab, diakonia berkaitan dengan beberapa hal yaitu :

  1. Pertama seperti seorang budak yang melayani tuannya.
  2. Pelayanan diakonia berkaitan dengan pelayanan meja.

Mengurus yang berkaitan dengan makan-minum.

  1. Pelayanan yang bersifat umum, untuk kesejahteraan rakyat dan juga bangsa dan Negara.
  2. Pelayanan pendampingan kepada orang sakit, yang patah hati, yang ada dalam berbagai pergumulan dengan tulus iklas tanpa pamrih.

Itu berarti pelayanan diakonia, merupakan satu relasi antara orang yang melakukan diakonia dengan orang yang terima diakonia.

*  Pelayanan diakonia adalah pelayanan yang “agak hina” karena seolah-olah kita ini budak yang melayani bangsa sehingga ada banyak orang tidak suka melakukan pelayanan diakonia; karena harus melayani orang sakit, pendampingan kepada orang-orang lemah dan seterusnya.

*  Pelayanan tanpa pamrih, tidak hitung-hitung, tidak harap balasan apa-apa, tanpa berpikir apa yang didapat dari berdiakonia.

*  Persediaan untuk memberi tenaga kita sepenuhnya keseluruhan tubuh kita untuk berdiakonia. Diakonia bukan hanya materi, tetapi juga waktu dan tenaga kita.

Tujuan Diakonia :

  1. Mendatangkan hidup bersama dengan tidak mencari keuntungan. Seringkali dalam pelayanan kita tulus memberikan pakaian, makanan dan apa yang berhubungan dengan keperluan sehari-hari saja, kita lupa memberikan pendidikan sebagai diakonia yang berarti dapat meningkatkan sumber daya manusia, agar hidup mereka lebih baik.
  2. Mendukung realisasi persekutuan cinta kasih yang membangun rasa saling menguatkan untuk hidup dalam persekutuan kasih.

Ternyata dalam Alkitab mencatat bahwa :

  1. Diakonia berhubungan dengan harta benda. Memberi dari kelebihan dan tepat sasaran.
  2. Diakonia berhubungan dengan makan minum. Matius 25:14 : Melayani orang-orang yang tertindas, yang miskin, papah, orang tahanan dan sebagainya.

Orang yang berdiakonia harus :

  1. Sopan santun, yang memiliki kasih yang besar.
  2. Tidak bercabang lidah, tidak bicara setelah melakukan pelayanan.
  3. Tidak suka memfitnah.
  4. Memiliki satu istri dan satu suami.
  5. Keadaan rumah tangga kita beres, supaya benar-benar jadi berkat.

Diakonia berbicara tentang kerumah-tangtgaan sebagai penatalayanan dalam Gereja. Tujuannya adalah melayani Tuhan dengan penataan pelayan-pelayan yang ada, supaya ibadah-ibadah ditata dengan baik, dengan hasil yang baik pula, karena dasar Alkitab soal peñata layanan jelas tertata rapih dalam kisah penciptaan, silsilah-silsilah dan daftar keturunan-keturunan dimaksudkan untuk menolong kita untuk tahu sensus dalam Alkitab, sehingga peñata layanan gereja-gereja untuk dapat mengorganisir atau mengelola pelayanan dalam Gereja dengan baik dan lancer. Sehingga diakonia dan oikononia kita memahami hal-hal sebagai berikut ;

  1. Pelayanan diakonia atau oikononia adalah ibadah, ucapan syukur kita kepada Tuhan.
  2. Dibuat untuk mengingatkan kepada kita bahwa kehadiran juga membawa dampak pada lingkungan.
  3. Sebagai upaya untuk menciptakan kebersamaan dalam persekutuan.
  4. Diatur untuk menciptakan kemanusiaan

Pelayanan akan sampai jika kita semua bahu membahu melaksanakan pelayanan itu. Firman Tuhan diwartakan kepelosok-pelosok karena ada penataan yang baik. Amin !                                             

(Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th)

“PERSEKUTUAN DAN KESAKSIAN”

Kisah 2:41-47

 

      Dalam persekutuan, Tuhan lah yang memanggil kita (I Kor. 1:9). Oleh karena itu Gereja berdiri bukan karena inisiatif kita sendiri. Tetapi Tuhan yang memulai dan bukan kita yang mengundang Tuhan datang, tetapi Tuhan yang mengundang kita.

Dasar dari persekutuan jemaat adalah Kristus masuk dalam persekutuan.

Ada tiga arti yang serius :

  1. Mengambil bagian dalam ibadah yang serius.
  2. Memberi bagian kepada seseorang.
  3. Persekutuan penuh (Galatia 2:9).

Tuhan memanggil tiap-tiap pribadi untuk masuk dalam persekutuan bersama sebagai orang percaya. Kesaksian : memberi kesaksian tentang fakta atau kebenaran. Beri kesaksian yang baik tentang orang lain (Lukas 4:22). Kesaksian 95 % bicara tentang Tuhan dan diri kita 5 %. Jangan dibalik kita harus berbicara sedemikian rupa sampai orang tahu bahwa Tuhan bekerja dan memimpin setiap langkah hidup kita. Kesaksian dalam kelompok kita masing-masing dan memberkati orang lain sesuai dengan talenta kita. Gereja harus berusaha memahami kebenaran dan jangan memperumit keadaan. Karena sederhana pemahaman kita yaitu :

– Beriman   :  – Sola Vide.

– Anugerah : Sola Gracia.

– Alkitab      : Sola Sciptora.

–    Beriman berarti percaya walaupun tidak melihat.

–  Keselamatan karena anugerah Allah bukan karena kebaikan kita sebagai manusia. Perbuatan baik adalah respon atas anugerah Allah.

–     Alkitab adalah Firman Allah dan tidak ada firman lain selain Alkitab.

Kita harus fokus pada pengajaran supaya dapat bertumbuh, tetapi juga harus bertekun dalam persekutuan.

“Mereka memecahkan roti sebagai pertanda kasih setia Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan mereka.” Orang yang percaya selalu bersatu dalam persekutuan, dan inilah persekutuan yang sehat, dan selalu bertekun dan sehati.” Memecahkan roti secara bergilir di rumah mereka”, semua itu dilakukan karena pengorbanan Kristus begitu bernilai bagi kita. Dalam kesatuan jemaat saling menolong dan mereka disukai sehingga  Tuhan menambah jumlah mereka. Tiap-tiap waktu kita diberi kesempatan untuk memaknai pelayanan itu secara baik sepanjang kehidupan bergereja.    Amin !

 (Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandi Manobe, S.Th)

“INTEGRITAS DIRI”

      Dalam bulan Juni ini kita membahas tentang Tantangan Iman : Hedonisme adalah paham yang berfokus pada kesenangan dan kenikmatan, dan dijadikan tujuan utama dalam hidup. Materialisme adalah fokus pada materi atau kekayaan, Individualisme adalah fokus pada diri sendiri, sedangkan Sekuralisme adalah paham yang berfokus pada dunia dan semua yang ada di dalamnya. Jika orang tidak punya Integritas diri, dia akan terjebak pada empat tantangan di atas. Samuel dalam perjalanan kepemimpinannya telah mendahului dan melakukan kebenaran di hadapan rakyat atau orang Israel, sehingga orang Israel merasa ia tidak melakukan apa yang salah di hadapan mereka.  Integritas adalah mutu, sifat atau keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan & kejujuran. Orang yang memiliki Integritas adalah orang yang utuh, komplit tanpa kedok dan tidak bertopeng, artinya bertindak sesuai dengan ucapan dan yang dipikirkan. Orang yang memiliki integritas hidup menurut nilai-nilai yang matang, tidak berkompromi dengan yang jahat, dan menolak pengakuan pada diri sendiri, karena dia rindu pada tujuan yang Tuhan mau dalam dirinya. Supaya kita jangan berkendaraan Tuhan untuk sampai pada tujuan kita dan bukan kehendak Tuhan, supaya masing-masing kita sadar bahwa apa yang ada pada kita adalah bagi Tuhan.

Cakupan Integritas :

  1. Integritas dalam berpikir, Roma 12:1-2; Apa yang baik menurut Tuhan bukan menurut kemauan kita. Kita diubah dalam cara berpikir kita (Filipi 4:8-9) baik itulah yang kita pikirkan sehingga terpancar juga dalam perbuatan kita. Berpikir yang baik/positif harus dijadikan landasan dalam pikiran kita supaya perbuatan kita pun baik.
  2. Integritas dalam tindakan Matius 5:14; Kita adalah terang dunia lewat perbuatan kita ada sinar yang memancarkan kasih Tuhan. Karena itu dimulai dalam pikiran, karena integritas sangat bermanfaat dalam komunikasi. Efesus 4:2-4; Kita diminta untuk lemah lembut. Yang kita pikirkan melahirkan perbuatan , perbuatan itu melahirkan kebiasaan dan kebiasaan itu akan menjadi karakter kita, maka sadarkan kita untuk berani menyatakan diri kita yang sebenarnya. Jujur dengan diri sendiri, Tuhan melihat semua hal dalam hidup kita dan Tuhan mau kita sadar dan hidup dalam kebaikan karena kasih karuniaNya dalam hidup kita.
  3. Integritas dalam Komunikasi (Efesus 4: 1-4, Yakobus 1:19); Cara berkomunikasi sangat penting. Orang mengenal kita dari kelakuan termasuk cara kita berkomunikasi dengan sesama, karena kata-kata kita menunjukkan siapa kita.
  4. Integritas dalam Keberadaan ; Kita harus benar di hadapan Tuhan dan benar dalam seluruh keberadaan kita, siapa diri kita sebenarnya? Hal ini menuntut sebuah kejujuran dari masing-masing individu.

Bagaimana hidup dalam integritas :

  1. Memperhatikan hal-hal yang kecil, cotohnya: dalam berkata-kata, harus berhati-hati.
  2. Berani katakan TIDAK pada godaan.
  3. Hidup di depan umum dan di rumah harus sama.
  4. Memelihara hati nurani yang murni.
  5. Tidak menutupi kesalahan di depan Tuhan dan di depan manusia.

Kekuatan Integritas :

  1. Integritas membuat kata-kata penuh kuasa karena Roh Kudus ada pada kita.
  2. Integritas memberikan kekuatan bagi rencana-rencana kita.
  3. Integritas memberikan kekuatan bagi tindakan kita.

Mengapa integritas penting? Karena Tuhan punya integritas. Integritas bukan pilihan, setiap orang harus hidup dengan memiliki integritas.

Ketika kita hidup kita diberi berkat dan tanggung jawab untuk menyatakan kebaikan Tuhan. Pikiran, kata dan kelakuan kita harus menjadi berkat. Milikilah integritas untuk menyatakan kebaikan dengan sifat, mutu, kualitas yang utuh untuk memancarkan kewibawaan dan kejujuran.   Amin !

                                                (Ringkasan Khotbah : Pdt. Anthoneta Manobe, S.Th)