header image
 

All posts in June 14th, 2016

Kemerdekaan Kristen

Galatia 5 : 1-15

Pdt.Anthonetha Manobe,S.Th

 

Merdeka adalah hidup mandiri,bebas dari perbudakan/penjajahan.Yang disebut dengan kemerdekaan Kristen adalah bebas dari dosa/dari perhambaan dosa.Ada beberapa hal yang dapat kita lihat dari renungan ini :

  1. Kemerdekaan Kristen bukanlah untuk melakukan segala hal sesuka hati,tetapi untuk melakukan kehendak Allah.Pakailah kemerdekaan ini untuk kemuliaan Tuhan.
  2. Kemerdekaan adalah menikmati kasih karunia Allah,bukan karena kita menjadi orang Yahudi.
  3. Masa kecil dan tempat belajar menjadi pembentukan kepribadian yang luar biasa dari Paulus.Sudahkah kita sebagai orangtua memberi ruang yang luas kepada anak-anak untuk belajar mengenai Yesus (lewat sekolah minggu),bukan cuma intelektual tetapi iman ?
  4. Kita diselamatkan karena kasih karunia Tuhan.Kita adalah orang berdosa yang dibenarkan,karena itu perbuatan baik kita adalah sebagai ucapan syukur,bukan pahala untuk masuk surga.
  5. Dunia semakin hari semakin keras,tetap pegang teguh pada firman Tuhan dan berdoa senantiasa.

Amin.

 

Khotbah pada ibadah Minggu,12 Mei 2016 di jemaat Sonhalan Niki-Niki

 

 

Usaha Menjaring Angin

Bacaan : Pengkhotbah 1 : 14 & 17 ; Pengkhotbah 2 : 11 & 17,26 ; Pengkhotbah 4 : 4,6 & 16

Pembicara : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

 

Dalam kisah Petrus yang berjalan diatas air,ia dapat melakukannya,karena mata kepala,mata iman dan hatinya hanya tertuju pada Tuhan.Tetapi saat ia mulai merasakan tiupan angin kencang,ia mulai goyah dan perlahan-lahan tenggelam.Mengapa? Karena matanya tidak lagi tertuju kepada Yesus,tetapi lautan & angin kencang disekitarnya yang menyebabkan ia takut.

Adalah seperti usaha menjaring angin,hidup ini pun akan menjadi sia-sia jika tidak diatur dengan baik.Seringkali manusia tidak lagi memandang hidup ini sebagai tujuan untuk sampai kepada Yesus,sehingga ditengah-tengah perjalanan ia mulai tenggelam perlahan-lahan karena matanya mulai tertuju kepada dunia & kepada keadaaan disekelilingnya & kepada hal-hal yang sia-sia belaka seperti :

  1. Kekuasaan & jabatan
  2. Cinta
  3. Harta Kekayaan

Mengapa semua hal tersebut sia-sia ? Jika kita baca kitab Pengkhotbah,isi nya seperti segala sesuatu itu dipandang pesimis dan sia-sia.Ada dua alasan mengapa dipandang sia-sia :

  1. Karena hidup terbatas dan terlalu singkat (hidup pasti berujung pada kematian)
  2. Kalau hidup yang terbatas ini hanya diarahkan pada hal-hal dunia yang terbatas

Marilah kita hentikan semua usaha menjaring angin dalam hidup kita ini,dan mulai memandang kepada tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu Yesus,Sang Pemberi Hidup.Amin.

 

Khotbah pada ibadah remaja 12 Juni 2016

KESENANGAN SEMU

(Wahyu 3:14-22)

 

Bicara masalah kesenangan semu, mungkin kebanyakan orang akan berpikir bahwa kesenangan itu bicara tentang kemewahan, banyaknya harta, atau jabatan yang melekat pada nama yang sejatinya tidaklah berarti apa-apa dimata Tuhan. Tak jarang mereka tersesat, terjerat, menganggap racun adalah makanan terlezat. Berbahaya sekali bila waktu-waktu yang sediakan untuk kesenangan itu melebihi porsi sampai-sampai menyita sebagian besar waktu dan perhatian kita, bahkan membuat kita kecanduan.

Jemaat, kondisi ini bukan saja terjadi di zaman ini, tetapi di dalam Jemaat Laodikia masalah itu pernah terjadi dan menimbulkan kemarahan Tuhan hingga membuat Tuhan harus menegurnya dengan keras. Laodikia, Yunani: λαοδικεια – laodekeia, artinya: keadilan untuk rakyat, adalah suatu kota perdagangan penting di lembah Likos daerah Frigia. kota ini menjadi pusat perdagangan yg sangat makmur, terutama pada zaman pemerintahan Romawi.

Pertanyaannya sekarang, apakah hidup kekristenan yang benar hanya demikian? Dalam perikop ini, kita melihat ada tiga penyebab timbulnya kesenangan semu , yaitu:

  1. Sikap Merasa Puas Diri (Ay. 17a)

Tuhan mengutip perkataan mereka “Karena engkau berkata aku kaya dan telah memperkaya diri dan aku tidak kekurangan apa-apa…” Benar memang mereka kaya! Kota Laodikia terkenal dengan tanahnya yang subur, sangat baik bagi pengembangan pertanian dan peternakan. Produksi yang penting adalah bulu domba hitam yang diolah dan ditenun menjadi karpet “Trimita” dan baju dari bulu domba hitam, karpet tersebut sangat terkenal dan mahal harganya. Jemaat-jemaat kita perlu waspada dengan rasa puas diri. Mungkin pada saat ini secara pribadi kita puas dengan kondisi kita. Kita perlu bertanya pada diri kita sendiri apakah dalam segala kelimpahan ini, kita menyadari darimanakah semuanya?

  1. Menjadi Lupa Diri (ay. 17b-18)

Tuhan berkata: “Dan karena engkau tidak tahu …” (ayat 17 b, 18) Tuhan menggambarkan mereka seperti orang yang melarat (talaipopos) dan malang (eleeinos) yang sebenarnya punya pengertian yang hampir sama hanya sebagai penekanan, yaitu kondisi di mana orang tersebut dalam keadaan penuh penderitaan baik secara emosi maupun kerohanian dan mereka perlu dikasihani. Manusia itu rentan dalam menghadapi kekayaan, kepintaran dan ketenaran. Itu sebabnya kita perlu berhati-hati terhadap kepuasan diri maupun lupa diri. Kadang bila semua yang kita inginkan sudah kita dapatkan, kita lupa pada siapa yang memberi semua itu.

  1. Kehilangan Jati Diri (Ay. 16,17)

Tuhan berkata dalam ayat 16, “Jika karena engkau suam-suam kuku dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Tuhan muak dengan sikap ibadah mereka yang tidak dingin maupun tidak panas, mereka menjadi jemaat yang suam-suam kuku. Biarkan Tuhan berkata-kata kepada jemaat apa yang Tuhan ingin kita lakukan agar kita tidak menjadi jemaat yang suam-suam kuku, agar kita tidak dimuntahkan oleh Tuhan.

Mintalah kepada Tuhan agar Tuhan  memberikan kepada kita hati yang hanya mau bergantung pada-Nya. Tuhan berkata: “Barangsiapa menang, ia akan Ku dudukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku.Biarlah Tuhan menolong kita. Amin                                                                    

 Ringkasan Khotbah Kak Timotius Haryono

Dimenangkan Untuk Menjadi Saksi Kristus”

Apakah kita telah dimenangkan? Apakah sudah menjadi saksi Kristus? Ini adalah dua pertanyaan penting. Hanya orang yang telah dimenangkan yang mampu menjadi saksi Kristus. Dimenangkan adalah orang benar-benar telah bertobat, pembacaan hari ini menceritakan bagaimana Paulus bertobat, dan setelah itu ia mengerjakan apa yang Tuhan inginkan. Siapa Paulus? Nama aslinya ialah Saulus, ia berasal dari suku Benyamin dan berkebangsaan Roma, ia lahir di Tarsus, yang adalah kota yang terkenal karena perdagangan dan tempat yang perkembangan ilmu pengetahuannya sangat berkembang pesat, apalagi ia juga merupakan murid dari Gamaliel. Oleh sebab itu, ia adalah orang yang sangat pintar, mengenai tradisi-tradisi dan juga belajar membuat tenda. Paulus belajar semua tentang Tuhan, Paulus adalah orang yang sangat taat kepada tradisi, dan karena pintar ia menganggap ia yang paling benar. Kemudian pelan-pelan Paulus kemudian mengalami perjumpaan dengan Tuhan dan mulai mengerti apa itu Iman. Logika dan kepintaran ternyata tidak cukup, karena tujuan Tuhan bagi dia yaitu; Pertama, Paulus harus serupa dengan Tuhan, jika belum berarti ia harus dimenangkan. Kedua, ia bertobat.

Pertobatan itu bukan sekedar pertobatan tingkah laku, pertobatan harus dimulai dari pola berpikir. Pertobatan berarti berubah pikiran, yaitu mengubah perilaku, pertobatan yang sejati akan dihasilkan melalui perubahan tingkah laku, jadi cara berpikir yang menuntun perilaku kita. Dalam setiap kesaksian kita tentang kasih Tuhan, haruslah 95% tentang Tuhan, dan barulah tentang kita 5%, jangan kita balik.

Cakupan Pertobatan melebihi dari sekedar bersedih tetapi butuh kerendahan hati untuk kelegaan batiniah. Perubahan hati yang sungguh yang benar-benar merindukan Tuhan. Rendah hatilah untuk membiarkan Roh Kudus berproses dalam hidup kita, pertobatan harus mengakui kesalahan.

Pesannya :

  1. Kalau kita tidak berjumpa dengan Tuhan, pasti kita belum bisa bertobat.
  2. Bertobat adalah sebuah proses menjadi baik. Sehingga kita harus menikmati proses itu seterusnya.
  3. Membangun diri kita dan membangun orang lain, melalui setiap pekerjaan yang Tuhan percayakan bagi kita. biar dimana kita berada disitu nama Tuhan dipermuliakan.
  4. Melakukan perkerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan, menyesal dan malu dan memperbaiki kelakuan kita dan berbalik mencari kenyamanan sorgawi.

   Ringkasan Kotbah Pdt. Yandi Manobe, S.Th