header image
 

All posts in May, 2016

KPI dan diakonia bagi masyarakat di desa Benu-Takari merupakan dua agenda kegiatan dari pelaksanaan camp remaja ini.Camp yang berlangsung selama 3 hari,5-7 Mei 2016 ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak jiwa untuk percaya kepada Yesus melalui penginjilan,membangun persahabatan dengan jemaat di GMIT Peniel-Benu,serta membangun iman dan persekutuan didalam tugas dan tanggungjawab sebagai remaja-remaja Kristen.

 

Manusia Sebagai Gambaran Allah

Kejadian 1 : 26

Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Manusia diciptakan dengan 3 kehidupan :

  1. Tubuh yang hidup
  2. Jiwa yang hidup (akal dan perasaan)
  3. Roh yang hidup (yang menghubungkan manusia dengan Allah)

Selain itu,manusia diber gambar dan rupa Allah,sehakekat dengan Allah,diberi kesempatan untuk berproses menjadi sempurna.Dosa-lah yang merusak gambaran kita yang sehakekat dengan Allah.Dosa ialah usaha untuk melangkah melewati batas (yang ditetapkan Allah).

Tubuh yang terkena dosa :

  1. Melecehkan perempuan (Adam menuduh Hawa sebagai sumber masalah)
  2. Memberhalakan tubuh (tidak dapat menerima fisik/diri sendiri;merasa tubuh orang lain lebih sempurna,dan berusaha untuk menjadi seperti orang tersebut dengan berbagai cara.contoh :memutihkan kulit)

Dosa membuat penghargaan kita terhadap sesama menjadi bermasalah.Jiwa yang terkena dosa menjadi suka marah,dan roh yang terkena dosa akan langsung memutuskan hubungan dengan Allah.Hanya lewat Kristus saja,tubuh,roh dan jiwa kita dikembalikan kepada keadaannya semula.Amin.

 

Khotbah pada ibadah KPI di jemaat Peniel-Benu pada hari Kamis,5 Mei 2016

 

Pada tanggal 21-25 April 2016,diadakan kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) yang berlangsung di gedung GMIT Agape Kupang.Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghimpun para pemuda dan pengurus remaja gereja dalam forum perjumpaan yang oikoumenis guna merespon pergumulan yang sedang dihadapi di wilayahnya,serta menjadi kesempatan bagi para kader berkontribusi dalam penatalayanan gereja yang sadar akan perkembangan dan perubahan sosial.

Agenda kegiatan antara lain : kedatangan peserta dan penempatan,pembukaan & exposure,pemaparan materi dan diskusi panel,sharing wilayah,rencana tindak lanjut dan penutupan.Acara ini dibuka dengan resmi oleh Wakil Gubernur NTT,Bapak Benny A.Litelnoni dan dihadiri oleh jajaran Majelis dan BP Komisi-komisi di GMIT Agape (sebagai tuan rumah),pemuda dan remaja di sinode-sinode yang ada di wilayah Jawa,Bali dan Nusa Tenggara Timur ditambah organisasi kepemudaan Kristen setempat (GMKI,GAMKI,YMCA,YWCA,PERKANTAS,LPMI,JDPN,dll) juga melibatkan perwakilan dari 46 Klasis di GMIT berjumlah 150-200 orang (2-5 orang/lembaga atau organisasi dengan mmpertimbngkan komposisi gender) serta Sinode maupun PGIW di Indonesia yang ingin memperkaya perjumpaan Oikoumenis.

 

Ibadah Penutupan :

 

 

Dalam kesempatan ibadah rutin Minggu.24 April 2015  juga sekaligus sharing bersama Bpk.Paul Dima sebagai majelis komisi remaja,dan Sdra.David Gunawan Putra sebagai bendahara GMIT Agape Kupang mengangkat tema “Terpanggil Pelayanan Lebih Untuk Kristus”.Sharing mengenai bagaimana membagi waktu antara pekerjaan,pelayanan dan keluarga ini bertujuan agar para remaja dapat belajar sedini mungkin,bagaimana mengatur waktu dengan baik,terlebih utama untuk persekutuan dengan Tuhan.

 

 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya …- Amsal 11:24

 

Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih.
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya.
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana kemari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu baru.

Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?

Saksi Kristus

Kisah Para Rasul 2 : 41-47)

Pdt.Deaszy Liu-Tatengkeng,M.Th

Menjadi orang yang disenangi atau disukai orang adalah kerinduan setiap orang.Saya masih ingat dengan baik,saat menonton acara “Sudut Pandang” di sebuah stasiun TV dengan tema “Para Pembuat Kontroversi”.Acara tersebut menghadirkan 3 orang artis yang sangat sukses dan terkenal,namun dengan hal-hal yang negatif.Itulah gambaran kehidupan selebriti tanah air kita,dimana ada yang terkenal karena prestasinya,namun ada pula yang rela menempuh jalur kontroversi.Hal ini juga yang menarik,karena ketika kita ingin mendekatkan gaya hidup para selebriti yang  menimbulkan perdebatan (kontroversi )  dengan kehidupan gereja/jemaat mula-mula sebagaimana yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 2 : 41-47.Gereja mula-mula yang lahir atau terbentuk dari peristiwa Pantekosta (turunnya Roh Kudus) merupakan gereja yang sungguh luar biasa dampaknya.

Kehadiran kelompok jemaat ini yang bermula 120 orang murid dan kemudian menjadi 3000 orang (ayat 41) ini juga menimbulkan kontroversi ditengah kehidupan masyarakat Yahudi dikota Yerusalem.Tapi menariknya,ditengah kontroversi yang demikian ,justru cara hidup mereka menjadi suatu pesona yang menarik minat (kesukaan hati) dari orang lain untuk bergabung dengan mereka.Apa yang sesungguhnya menjadi ciri khas kehidupan jemaat mula-mula yang mampu menarik hati orang lain terlebih Tuhan?

  1. Hidup berkenan dalam pengajaran doa
  2. Hidup dalam persekutuan hati
  3. Hidup saling tolong-menolong

Apa yang dilakukan oleh jemaat mula-mula ini (sebagai suatu gaya hidup baru) benar-benar berdampak secara eksternal (keluar),yaitu bagi komunitas masyarakat sekitar yang terdiri dari orang-orang non-percaya yang berada diluar komunitas ini.Cara hidup jemaat mula-mula ibarat tiang bendera yang benar-benar menjadi penanda kehidupan Kristus yang memancarkan cahaya bagi orang-orang disekitarnya.Cara hidup mereka ( baik iman,doa,kesatuan hati dan tindakan kasih saling tolong menolong) telah menjadi mercusuar kehidupan bagi orang lain untuk melihat dan mengenal Yesus.Mereka tidak hanya disukai semua orang saja bahkan hati Tuhan juga dibuat senang dan terpikat dengan cara hidup mereka.Itu sebabnya Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan  (ayat 47b).

Inilah ciri kerohanian seseorang maupun komunitas orang percaya (gereja) yang telah dipenuhi oleh Roh Kudus.Menyenangkan hati Tuhan dan sesama.Maukah pelayanan dan cara hidup kita disukai Tuhan dan orang lain?Amin.

Bertumbuh Dalam Iman

Lukas 2 : 42-52

Ev.Foera Era Hura,S.Th

 

Dalam usia 12 tahun,seseorang mungkin saja mengalami berbagai hal dan gejolak dalam pertumbuhannya.Tidak terkecuali dengan Yesus,yang datang kedunia sebagai manusia.Justru ketika Yesus bertumbuh sebagai manusia,Ia melewati proses-proses untuk menjadi teladan dalam kedewasaan-Nya,yang patut kita renungkan,antara lain :

  1. Yesus makin bertambah besar.Yesus sebagai manusia mengalami pertumbuhan secara biologis
  2. Bertambah hikmat
  3. Makin dikasihi oleh Allah dan manusia(bertumbuh secara rohani)

Sebagai remaja-remaja Kristen,seberapa banyak kita belajar dan bertumbuh untuk menjadi teladan?Banyak hal yang harus kita pikirkan dan lakukan.Banyak keputusan-keputusan yang harus kita ambil juga.Karena itu utamakan persekutuan dengan Tuhan,agar kita dimampukan dan diberi hikmat untuk hidup dan bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan.Amin.

 

Renungan pagi pada ibadah camp remaja Agape di Benu,6 Mei 2016

 

 

Yesus Naik Kesurga,Manfaatnya Bagi Saya

Nats Pembimbing : Yohanes 15 : 5-10

Bacaan : Kisah Para Rasul 1 : 6-11 ; Kisah Para Rasul 7 : 55

Oleh : Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Merenungkan tentang kenaikan Tuhan Yesus kesurga,apa manfaat sesungguhnya bagi kita?

1.Menyiapkan tempat bagi orang percaya

Jika kita memiliki kerinduan untuk duduk bersama Yesus disebelah kanan Raja,maka jadilah orang-orang yang dikasihi Tuhan,yang bekerja dengan baik untuk-Nya dan akan memerintah bersama-Nya.Karena itu kita harus berjuang dan berperang untuk dapat sampai kesana (berperang melawan diri sendiri dan segala yang jahat).

2.Supaya kita menerima kuasa Roh Kudus

Kuasa Roh Kudus yaitu untuk menginsafkan dunia akan dosa-dosa dan supaya kita siap memberitakan injil.Karena orang-orang yang menerima Roh Kudus itulah yang akan tinggal bersama-sama dengan Allah.Tanpa Roh Kudus kita tidak akan menjadi pemenang.Siapkan hati dan diri untuk menerima Roh Kudus itu.Beritakan injil agar bermanfaat.Hidup untuk kemuliaan dan dibaharui Roh Kudus selalu.Jika kita semua tinggal didalam Roh Kudus,maka pemulihan itu akan terjadi dengan sendirinya.

Tuhan naik kesurga dengan menyerahkan pekerjaan yang begitu mulia kepada setiap kita yang percaya dan menerima-Nya.Ia mempercayakannya kepada kita untuk kedamaian dan pemulihan dunia.Dia naik kesurga agar kita dapat bermanfaat secara positif.Amin.

 

Khotbah pada ibadah Kenaikan Tuhan Yesus,5 Mei 2016

WHO AM I?

LUKAS 18 : 9-14

Oleh Kak Lukas

IMG_0549

Dalam sebuah film yang diperankan olej Jackie Chan dengan judul “Who Am I?” berkisah tentang seorang laki-laki yang hilang ingatan,tidak mengenal dirinya sendiri maupun masa lalu nya.Sebagai manusia,khususnya orang Kristen,terkadang kita juga mengalami “hilang ingatan”.

Ada 3 cara dalam memaknai “siapakah aku?” :

  1. Sebagai orang yang hilang ingatan
  2. Sebgai bentuk kiasan
  3. Sebagai bentuk pemahaman diri & refleksi kepada Sang Ilahi ( siapakah aku ini,Tuhan? )

Pemaknaan diri yang terakhir,mengenai “siapakah aku ini Tuhan ?” yang coba ditunjukkan Yesus dalam sebuah perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai.Kedua orang ini sama-sama menyatakan diri merek masing-masing dalam doa.Perbedaan antara keduanya adalah :

  1. Orang Farisi memaknai dirinya sendiri sebagai orang suci,yang menganggap diri paling benar,serta bersikap merendahkan bahkan menuding orang lain (pemungut cukai).
  2. Pemungut cukai yang memaknai dirinya sebagai orang berdosa yang tidak layak berada dihadapan Tuhan,serta memohon belas kasihan dari-Nya.

Terkadang hidup kita seperti orang Farisi.Merasa paling layak,paling benar dan pantas datang kepada Tuhan (gereja & pelayanan).Kita mengukur anugerah dan kasih Tuhan dengan perbuatan baik yang kita lakukan,untuk menunjukkan kalau diri kita lebih baik dari orang lain.Orang lain tidak pantas,tidak layak,dan berdosa.Dan kemudian mulai merendahkan,menghina,menuding dan menghakimi orang lain.Kita lupa kalau mungkin saja orang tersebut dipandang berharga oleh Tuhan.Apakah diri seperti ini yang berkenan bagi Allah?

Dari perumpamaan ini kita dapat belajar dari pemungut cukai,yang sesungguh nya harus merasa diri tidak layak (menyangkal diri),rendah hati,dan datang kehadapan Tuhan dengan berserah sepenuhnya,memohon belas kasihan Tuhan.Hal inilah yang dipandang berharga dimata Tuhan,yaitu kerendahan hati & hati yang hancur (saat menunduk & memukul diri).Kita sebenarnya bukan siapa-siapa.Hanya karena anugerah Tuhan saja,Ia melayakkan kita.Jangan sampai kita sebagai anak-anak Allah,sebagai gambaran diri-Nya justru mempermalukan Dia dengan sikap angkuh dan kesombongan kita.Semua itu hanya akan membuat kita lupa diri,lupa ingatan kalau kita adalah orang berdosa yang dikasihi Allah.Marilah kita kembali memulihkan ingatan dan pemaknaan diri kita sebagai orang berdosa yang mendapat anugerah Allah untuk dipakai menjadi berkat bagi sesama.Amin.

Kenal Tuhan-Kenal diri-Tahu Diri

Khotbah pada ibadah rutin Komisi Wanita,Rabu 4 Mei 2016

CAMPUR TANGAN TUHAN DALAM HIDUP KITA

(Roma 8:8-30)

    Tuhan telah campur tangan melewatkan kita dari berbagai masalah.  Akan tetapi jika Tuhan campur tangan mengapa ada penderitaan dan penolakan-penolakan dalam kehidupan kita? Pertanyaan itu harus dijawab dengan pemahaman akan Firman Tuhan. Ayat 18 : Ada pun penderitaan yang timbul saat itu :

 

  1. Orang  Yahudi   menolak   orang   Kristen   karena   bertentangan dengan  tradisi kepercayaan mereka.
  2. Pemerintah  kerajaan  Romawi  yang  menyembah  dewa  dewi  dan seluruh rakyat diharuskan menyembah dewa dewi, dan orang Kristen yang tidak menyembah dewa dewi dicap sebagai pemberontak.

 

Inilah penderitaan yang mereka alami karena iman mereka kepada Tuhan. Hidup sebagai anak-anak Allah tidak berarti kita terlepas dari penderitaan, tetapi Tuhan menjamin adanya pengharapan dan jalan keluar bagi anak-anak Allah.Paulus menggambarkan pengeluhan dan penderitaan orang percaya seperti orang sakit bersalin, mengeluh tetapi berusaha berjuang. Sakit yang sangat besar tetapi berusaha karena akan dapat mengalami sukacita besar yaitu senang mendapatkan anak. Itulah yang digambarkan oleh Paulus bagi orang percaya yang mengalami penderitaan. Walaupun sakit, tetap berjuang, tetap maju, tetap berjalan karena Tuhan memberikan kekuatan kepada kita. Bagaimana kekuatan itu kita dapatkan ? Berdoa / berharap pada Tuhan. Seberapa sering kita rindu dekat dengan Tuhan ? Kuasa Tuhan itu yang menolong dan memampukan kita. Tanpa kita bersandar pada Tuhan, kita tidak tahu maksud baik Tuhan buat bagi kita dalam penderitaan yang kita alami.

 

Ketika kita mengawali hari-hari kita bersama Tuhan, maka walaupun ada tantangan hidup itu hanya penderitaan yang sementara, dan akan diganti dengan kemuliaan dan sukacita yang akan dinyatakan kepada kita.

 Ringkasan Khotbah : Ev. Foera-Era Hura, S.Th

Khotbah pada ibadah Minggu,4 Januari 2015

 

« Older Entries     Newer Entries »