header image
 

All posts in May 11th, 2016

Bangunlah dan Berjalanlah

Temanku… hari ini aku menantikan kehadiran dirimu. Namun pintu kamarmu tetap tertutup, pintu kamarmu belum dibuka. Engkau seakan tak ingin membiarkan dirimu dilihat orang lain, engkau tak ingin wajahmu yang mendung diketahui orang. Tapi temanku, seorang bijak pernah berkata; “Kadang aku harus keluar meninggalkan rumahku untuk menempuh suatu perjalanan panjang. Karena saya tahu bahwa dengan berbuat demikian sebagian masalahku akan menjadi hilang.”

Karena itu temanku, ketika engkau menemukan bahwa dirimu telah dipenuhi oleh berbagai bentuk ketakutan dan kecemasan, ketahuilah bahwa saat itu anda hendaknya ke luar rumah, menutup pintunya dan memulai suatu perjalanan. Dakilah bukit di samping rumahmu, berjalanlah di taman yang biasa kau kunjungi. Keluarlah dari kamarmu!!

Dalam hidup, tak ada sesuatupun yang sungguh amat menakutkan. Tak ada sesuatupun yang sungguh mencemaskan. Namun aku katakan padamu bahwa aku takut satu hal; aku takut berputar dan terus berputar di tempat tanpa suatu tujuan yang pasti. Ketika engkau menyembunyikan diri di balik pintu kamarmu, ketahuilah engkau seakan berputar di tempat, dan bebanmu tak akan pernah menjadi lebih ringan.

Lingkungan sekitarmu bukanlah hambatan yang besar. Orang lainpun bukanlah rintangan. Namun tantangan yang teramat berat adalah jiwa yang kian menyusut kecil. Bangunlah, angkatlah kopermu dan memulailah suatu perjalanan. Karena hidup manusia tak lebih dari pada sebuah ziarah. Kita selalu berada di jalan.
Aku yakin bahwa Yesus pun akan mengatakan yang sama: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah!” (Yoh. 5:8)

Mewaspadai Ucapan

Pada masa kekuasaan Tsar Nicolas I di kekaisaran Rusia, pecah sebuah pemberontakan yang dipimpin seorang bernama Kondraty Ryleyev. Namun, pemberontakan itu berhasil ditumpas. Ryleyev, sang pemimpin ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung. Namun saat tali sudah diikatkan di lehernya dan eksekusi dilaksanakan, tiba-tiba tali gantungan itu putus. Di masa itu, kejadian luar biasa seperti itu biasanya dianggap sebagai bukti bahwa terhukum tidak bersalah dan Tsar mengampuninya. Namun, Ryleyev yang lega dan merasa di atas angin pun menggunakan kesempatan itu untuk tetap mengkritik, “Lihat, di pemerintahan ini sama sekali tidak ada yang betul. Bahkan, membuat talipun tidak becus!”
Seorang pembawa pesan yang melihat peristiwa putusnya tali ini kemudian melaporkan pada Tsar. Sang penguasa Rusia itu bertanya, “Lalu, apa yang Ryleyev katakan?”
Ketika pembawa pesan itu menceritakan komentar Ryleyev di atas, Tsar pun menjawab, “Kalau begitu, mari kita buktikan bahwa ucapannya tidak benar.”
Ryleyev pun menjalani hukuman gantung kedua kalinya dan kali ini tali gantungannya tidak putus. Bukan hukuman yang membinasakannya, tapi ucapannya sendiri.
Lidah itu seperti kekang kuda, kemudi sebuah kapal, yang hanya benda kecil tapi bisa mengendalikan Benda raksasa. Lidah dapat menjadi seperti api kecil di tengah hutan, bahkan lebih buas dari segala hewan liar.
Apa yang kita ucapkan sangat sering menentukan arah hidup kita. Apa saja yang kita ucapkan pada orang lain dan pada diri sendiri sangat berpengaruh terhadap kejadian-kajdian yang akan kita alami kemudian.
Apa yang kita ucapkan seringkali menentukan apa yang kemudian kita terima.
” … tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah,
ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.”

( Yakobus 3 : 2 )