header image
 

All posts in May 9th, 2016

Manusia Sebagai Gambaran Allah

Kejadian 1 : 26

Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

Manusia diciptakan dengan 3 kehidupan :

  1. Tubuh yang hidup
  2. Jiwa yang hidup (akal dan perasaan)
  3. Roh yang hidup (yang menghubungkan manusia dengan Allah)

Selain itu,manusia diber gambar dan rupa Allah,sehakekat dengan Allah,diberi kesempatan untuk berproses menjadi sempurna.Dosa-lah yang merusak gambaran kita yang sehakekat dengan Allah.Dosa ialah usaha untuk melangkah melewati batas (yang ditetapkan Allah).

Tubuh yang terkena dosa :

  1. Melecehkan perempuan (Adam menuduh Hawa sebagai sumber masalah)
  2. Memberhalakan tubuh (tidak dapat menerima fisik/diri sendiri;merasa tubuh orang lain lebih sempurna,dan berusaha untuk menjadi seperti orang tersebut dengan berbagai cara.contoh :memutihkan kulit)

Dosa membuat penghargaan kita terhadap sesama menjadi bermasalah.Jiwa yang terkena dosa menjadi suka marah,dan roh yang terkena dosa akan langsung memutuskan hubungan dengan Allah.Hanya lewat Kristus saja,tubuh,roh dan jiwa kita dikembalikan kepada keadaannya semula.Amin.

 

Khotbah pada ibadah KPI di jemaat Peniel-Benu pada hari Kamis,5 Mei 2016

 

Pada tanggal 21-25 April 2016,diadakan kegiatan Konsultasi Regional (Konreg) yang berlangsung di gedung GMIT Agape Kupang.Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghimpun para pemuda dan pengurus remaja gereja dalam forum perjumpaan yang oikoumenis guna merespon pergumulan yang sedang dihadapi di wilayahnya,serta menjadi kesempatan bagi para kader berkontribusi dalam penatalayanan gereja yang sadar akan perkembangan dan perubahan sosial.

Agenda kegiatan antara lain : kedatangan peserta dan penempatan,pembukaan & exposure,pemaparan materi dan diskusi panel,sharing wilayah,rencana tindak lanjut dan penutupan.Acara ini dibuka dengan resmi oleh Wakil Gubernur NTT,Bapak Benny A.Litelnoni dan dihadiri oleh jajaran Majelis dan BP Komisi-komisi di GMIT Agape (sebagai tuan rumah),pemuda dan remaja di sinode-sinode yang ada di wilayah Jawa,Bali dan Nusa Tenggara Timur ditambah organisasi kepemudaan Kristen setempat (GMKI,GAMKI,YMCA,YWCA,PERKANTAS,LPMI,JDPN,dll) juga melibatkan perwakilan dari 46 Klasis di GMIT berjumlah 150-200 orang (2-5 orang/lembaga atau organisasi dengan mmpertimbngkan komposisi gender) serta Sinode maupun PGIW di Indonesia yang ingin memperkaya perjumpaan Oikoumenis.

 

Ibadah Penutupan :

 

 

Dalam kesempatan ibadah rutin Minggu.24 April 2015  juga sekaligus sharing bersama Bpk.Paul Dima sebagai majelis komisi remaja,dan Sdra.David Gunawan Putra sebagai bendahara GMIT Agape Kupang mengangkat tema “Terpanggil Pelayanan Lebih Untuk Kristus”.Sharing mengenai bagaimana membagi waktu antara pekerjaan,pelayanan dan keluarga ini bertujuan agar para remaja dapat belajar sedini mungkin,bagaimana mengatur waktu dengan baik,terlebih utama untuk persekutuan dengan Tuhan.

 

 Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya …- Amsal 11:24

 

Kita semua tentu pernah memberi persembahan untuk pekerjaan Tuhan. Hanya saja motivasi kita memberi itu berbeda-beda. Ada yang memberi karena ada pamrih terselubung. Ada juga yang memberi karena terpaksa. Tapi ada juga yang memberi karena ketulusan hati dan ekspresi kasih.
Ada tiga macam pemberi. Si batu api, si spon dan si sarang lebah. Untuk mendapatkan si batu api, Anda harus menghantam dia. Walau sudah dihantam, biasanya Anda hanya mendapat sedikit serpihan dan percikan bunga api. Pelit untuk memberi. Kalau pun mau memberi itu selalu dengan pertunjukan besar-besaran. Pemberi macam ini akan selalu menuntut kalau namanya harus diumumkan dan berharap semua orang tahu.
Ada si spon. Untuk mendapatkan sesuatu dari si spon, Anda harus memerasnya lebih dulu, kalau perlu dengan aksi mengancam segala. Barulah si spon mau memberi. Memberi karena terpaksa. Memberi bukan dari hati.
Yang terakhir adalah pemberi tipe sarang lebah. Sarang lebah senang memberi, tanpa tekanan dan tanpa harus menunggu lebih dulu seseorang merengek-rengek kepadanya. Dia membiarkan madu yang dihasilkan terus mengalir agar orang yang sedang membutuhkannya bisa mendapatkannya. Uniknya, sarang lebah tidak akan pernah kehabisan. Ia akan selalu memberi, memberi dan selalu ada saja madu yang diberikannya, seolah tidak ada habisnya.
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita pemberi macam bunga api yang selalu gembar-gembor ke sana kemari untuk mengumumkan kedermawanan kita? Apakah kita pemberi macam spon yang menunggu ditekan dan dipaksa dulu? Ataukah kita seperti sarang lebah yang memberi karena ketulusan? Memberi karena ada iman bahwa yang telah mereka berikan akan segera diganti dengan baru. Berharap bahwa kita semua adalah orang Kristen yang suka memberi. Memberi karena ketulusan dan ekspresi kasih. Hal yang paling unik soal memberi adalah kita tidak akan pernah kekurangan di saat kita memberi. Tak pernah ada orang yang jatuh miskin karena ia memberi. Mengapa? Karena Tuhan selalu menggantinya dengan berkat yang selalu baru.

Apakah kita sudah menjadi pemberi yang tulus?

Saksi Kristus

Kisah Para Rasul 2 : 41-47)

Pdt.Deaszy Liu-Tatengkeng,M.Th

Menjadi orang yang disenangi atau disukai orang adalah kerinduan setiap orang.Saya masih ingat dengan baik,saat menonton acara “Sudut Pandang” di sebuah stasiun TV dengan tema “Para Pembuat Kontroversi”.Acara tersebut menghadirkan 3 orang artis yang sangat sukses dan terkenal,namun dengan hal-hal yang negatif.Itulah gambaran kehidupan selebriti tanah air kita,dimana ada yang terkenal karena prestasinya,namun ada pula yang rela menempuh jalur kontroversi.Hal ini juga yang menarik,karena ketika kita ingin mendekatkan gaya hidup para selebriti yang  menimbulkan perdebatan (kontroversi )  dengan kehidupan gereja/jemaat mula-mula sebagaimana yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 2 : 41-47.Gereja mula-mula yang lahir atau terbentuk dari peristiwa Pantekosta (turunnya Roh Kudus) merupakan gereja yang sungguh luar biasa dampaknya.

Kehadiran kelompok jemaat ini yang bermula 120 orang murid dan kemudian menjadi 3000 orang (ayat 41) ini juga menimbulkan kontroversi ditengah kehidupan masyarakat Yahudi dikota Yerusalem.Tapi menariknya,ditengah kontroversi yang demikian ,justru cara hidup mereka menjadi suatu pesona yang menarik minat (kesukaan hati) dari orang lain untuk bergabung dengan mereka.Apa yang sesungguhnya menjadi ciri khas kehidupan jemaat mula-mula yang mampu menarik hati orang lain terlebih Tuhan?

  1. Hidup berkenan dalam pengajaran doa
  2. Hidup dalam persekutuan hati
  3. Hidup saling tolong-menolong

Apa yang dilakukan oleh jemaat mula-mula ini (sebagai suatu gaya hidup baru) benar-benar berdampak secara eksternal (keluar),yaitu bagi komunitas masyarakat sekitar yang terdiri dari orang-orang non-percaya yang berada diluar komunitas ini.Cara hidup jemaat mula-mula ibarat tiang bendera yang benar-benar menjadi penanda kehidupan Kristus yang memancarkan cahaya bagi orang-orang disekitarnya.Cara hidup mereka ( baik iman,doa,kesatuan hati dan tindakan kasih saling tolong menolong) telah menjadi mercusuar kehidupan bagi orang lain untuk melihat dan mengenal Yesus.Mereka tidak hanya disukai semua orang saja bahkan hati Tuhan juga dibuat senang dan terpikat dengan cara hidup mereka.Itu sebabnya Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan  (ayat 47b).

Inilah ciri kerohanian seseorang maupun komunitas orang percaya (gereja) yang telah dipenuhi oleh Roh Kudus.Menyenangkan hati Tuhan dan sesama.Maukah pelayanan dan cara hidup kita disukai Tuhan dan orang lain?Amin.

Bertumbuh Dalam Iman

Lukas 2 : 42-52

Ev.Foera Era Hura,S.Th

 

Dalam usia 12 tahun,seseorang mungkin saja mengalami berbagai hal dan gejolak dalam pertumbuhannya.Tidak terkecuali dengan Yesus,yang datang kedunia sebagai manusia.Justru ketika Yesus bertumbuh sebagai manusia,Ia melewati proses-proses untuk menjadi teladan dalam kedewasaan-Nya,yang patut kita renungkan,antara lain :

  1. Yesus makin bertambah besar.Yesus sebagai manusia mengalami pertumbuhan secara biologis
  2. Bertambah hikmat
  3. Makin dikasihi oleh Allah dan manusia(bertumbuh secara rohani)

Sebagai remaja-remaja Kristen,seberapa banyak kita belajar dan bertumbuh untuk menjadi teladan?Banyak hal yang harus kita pikirkan dan lakukan.Banyak keputusan-keputusan yang harus kita ambil juga.Karena itu utamakan persekutuan dengan Tuhan,agar kita dimampukan dan diberi hikmat untuk hidup dan bertumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan.Amin.

 

Renungan pagi pada ibadah camp remaja Agape di Benu,6 Mei 2016