header image
 

All posts in May 2nd, 2016

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
01 Mei 2016 “Saksi Kristus” Pdt. Deasy Liu-Tantengkeng,M.Th
05 Mei 2016 “Kenaikan Tuhan Yesus, Manfaat Bagi Kita” Pdt. Yandi Manobe,S.Th
08 Mei 2016 “Injil Untuk Siapa” Pdt. Anthonetha Manobe,S.Th
15 Mei 2016 “Panggilan Untuk Menjadi Pelayan Allah” Pdt. E.V. Manu-Nalle,S.Th
22 Mei 2016 “Samaria: Tidak Dipandang Namun Berkenan” Kak. Thimothy Haryono
29 Mei 2016 “Dimenangkan Untuk Menjadi Saksi Kristus” Pdt. Yandi Manobe,S.Th

 

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

(1 Timotius 6:6-10)

 

Buku Anthoni De Melo, doa sang katak, diceritakan bahwa dua orang kakak beradik yang mendapat warisan dari ayah mereka, masing-masing mendapatkan 50% warisan. Sang kakak sudah berkeluarga, yang adik belum berkeluarga. Sang kakak merasa tidak layak mendapatkan 50%, dia selalu diam-diam memberi kepada adiknya, demikian juga adiknya yang merasa tidak layak mendapat 50% dibandingkan dengan kakaknya yang lebih membutuhkan.

Ada satu kata yang beberapa kali disebut di dalam pembacaan, yaitu kata cukup. Namun, arti kata ini bisa dimaknai berbeda. Ukuran cukup tidak bisa diprediksi, dan sulit untuk ditakar dengan jelas. Seringkali kita melihat hidup di dalam berkecukupan, tetapi masih begitu banyak orang yang hidup di dalam kekurangan. Keadilan sering kali manjadi tanda tanya jika diperhadapkan dengan orang-orang yang mengalami kekurangan.

Dalam ayat 6 berbicara antara ibadah dengan keuntungan. Kalau ibadah disertai rasa cukup akan memberikan keuntungan. cukup dalam bagian ini adalah cukup kalau ada makanan dan minuman. Kita sudah menikmati berkat dari Tuhan, apakah kita mau menjadi berkat kepada orang lain, bahkan untuk generasi mendatang. Terkadang kita memiliki mental rasa miskin, sehingga enggan untuk memberi karena merasa diri masih kekurangan.

Orang yang mampu berbagi adalah orang kaya, sedangkan orang yang tidak berbagi adalah orang miskin. Kita belajar kembali kepada firman yang selalu merasa cukup yang dimulai dengan perasaan. Orang yang kaya tidak dilihat seberapa banyak hartanya, tetapi dilihat dari kerinduan hati untuk mau memberi. Berapa banyak berkat yang Tuhan berikan, apakah kita mau berbagi untuk menjadi berkat bagi orang lain? Mari kita mengembangkan spiritualitas yang selalu merasa cukup. Amin

 

Ringkasan Khotbah : Pdt. Budieli Hia,M.Th

MENJADI SEORANG SAHABAT

“Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi ada juga sahabat yang lebih karib dari pada saudara” (Amsal 18:24).

Dalam menjalani hidup ini, sangat dibutuhkan kehadiran seorang teman. Akan tetapi, tidak mudah dalam mencari teman itu. Apalagi di zaman akhir ini, sangat sulit mendapatkan teman yang benar-benar baik. Seringkali pertemanan didasarkan karena suatu kepentingan atau motivasi tertuntu. Maka kita perlu berhati-hati dalam berteman. Penulis Amsal mengingatkan; “Ada teman yang mendatangkan kecelakaan, tetapi juga ada sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara” (Amsal 18:24). Namun, kita patut bersyukur karena kita memiliki satu-satunya teman yang masih peduli dan sangat setia ketika kita membutuhkan, yaitu Tuhan kita Yesus Kristus. Dialah teman sejati kita. KasihNya, PengorbananNya dan juga kebaikanNya, tidak tertandingi.

Bila kita ingin menpunyai teman yang baik dan berkualitas, maka kita harus lebih dahulu mau menjadi teman yang baik seperti orang lain inginkan. Demikianlah Firman Tuhan; “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Matius 7:12). Untuk belajar berhubungan dengan oran lain dalam intensitas yang cukup lama, kita harus bersikap bersahabat terhadap mereka. Bila kita bersikap terbuka dan bersikap bersahabat dengan orang lain, mereka akan terbuka dan bersikap bersahabat terhadap kita. Sangatlah mudah menemukan teman disaat suka, sebaliknya kita akan sulit menemukan seorang teman ketika dalam kesusahan. Seperti ada tertulis; “Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya”  (Amsal 19:4). Ini adalah suatu tantangan bagi setiap anak-anak Tuhan.

Apakah kita sudah menjadi teman atau sahabat yang baik bagi orang lain? Karena “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran” (Amsal 17:17). Tuhan Yesus telah terleih dahulu memberi teladan bagi kita. Ia bersahabat dengan siapa saja tanpa memandang bulu ketika Ia berada di bumi. Bahkan Ia telah menderita dan mengorbankan nyawaNya di atas kayu salib untuk menebus segala dosa kita. Marilah kita untuk menjadikan diri kita sebagai terang dunia dengan menjadi sahabat baik bagi orang lain !Amin

Khotbah pada ibadah Minggu,21 Desember 2014