header image
 

All posts in May, 2016

PERSEMBAHAN NAZAR

I Samuel 1:1-20

 

        Persembahan adalah bentuk pemberian tertinggi yang diberikan kepada Allah sebagai ucapan syukur. Memberi bukan karena terpaksa tetapi dengan ketulusan dan kerelaan. Kita adalah pelaku persembahan termasuk persembahan Nazar, tetapi apakah kita mengetahui apa artinya persembahan nazar? Nazar     : Janji yang sungguh-sungguh kepada Allah.

Kamus  Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan Nazar : Janji hendak berbuat  sesuatu.

Persembahan Nazar diberi agar kita mendapatkan sesuatu (Mazmur 132;2), (Bilangan 21:3). Sesungguhnya kitalah yang membuat Nazar kepada Tuhan. Bagian Firman Tuhan menjelaskan tentang janji Hana kepada Tuhan.

Bentuk-bentuk persembahan Nazar  berupa Harta (Kejadian 28:22) ), korban bakaran dan lain-lain  (lih. Ulangan 23:22-23). Persembahan Nazar adalah persembahan sukarela (Bilangan 30:2) Jikalau kita sudah bernazar maka kita harus melakukannya dengan setia dan sesuai dengan apa yang sudah kita janjikan untuk melakukan Nazar (Ulangan 23:21; 23).

Saudara, Tuhan tidak pernah meminta, namun kita yang mengatakannya kepada Tuhan. Karena itu bernazar haruslah kita pikir baik-baik supaya kita tidak berdosa dengan perkataan kita (Amos 20:25). Periksalah diri kita apakah kita sudah pernah bernazar? Para pelaku Nazar antara lain Yakub, Yefta, Samuel dan juga Paulus. Mereka sudah melakukannya seperti, Yefta mempersembahkan anaknya sebagai Nazar.  Apapun Nazar kita ingatlah dan penuhilah karena kita yang berinisiatif mengatakannya kepada Tuhan.

Persembahan apapun kita harus berikan kedalan rumah Tuhan untuk pekerjaan pelayanan. setiap orang percaya juga harus membawa persembahannya dengan kerelaan dan ucapan syukur.

  • Bernazar atau tidak bernazar bukanlah dosa. Tetapi kalau bernazar tanpa memenuhinya itu adalah dosa kepada Tuhan.
  • Persembahan Nazar tidak untuk coba-coba.
  • Melakukan Nazar bukan dengan emosional.
  • Nazar harus dilakukan dengan kesungguhan berupa :

– Harta.

– Korban binatang.

– Dan lain-lainnya.

– Nazar juga harus bisa membahagiakan orang-orang (Ayub 20:27)

Bolehkah bernazar atau tidak ? bernazar boleh tetapi  harus dalam keadaan rela dan iklas, dan lakukan dengan penuh kesadaran dan kesetiaan.   Persembahan nazar bukanlah kewajiban, tetapi kalau engkau mau bernazar, bernazarlah dengan inisiatif dan penuh kesadaran dan lakukanlah semuanya untuk Tuhan.  Tuhan Yesus memberkati !

 

Ringkasan Khotbah : Pdt.Anthoneta  Manobe, S.Th.

MENJADI AGEN PEMBAHARUAN

Yunus 3:1-10

Agen beda dengan calo. Agen adalah badan usaha yang resmi, sedangkan calo tidak resmi. Jangan sampai kita hanya jadi calo dan tidak jadi agen. Seorang Calo penumpang hanya mengantar calon penumpang ke mobil tapi dia sendiri tidak ikut mobil tersebut. Jangan sampai kita giat dan sibuk menuntun orang ke surga tapi kita sendiri tidak sampai ke surga.

 

Ciri-ciri agen pembaharuan adalah :

 

  1. Agen harus bertobat lebih dahulu.
  2. Agen tidak terantuk pada batu yang sama atau mengulangi kesalahan yang sama karena dia tahu apa yang harus dibuat.
  3. Agen tidak suka maki, karena makian adalah mengeluarkan kata-kata yang tidak harus dikeluarkan, hal itu adalah kata-kata dan perilaku kekanak-kanakan.
  4. Agen menubuatkan atau menjanjikan jaminan ke masa depan (I Korintus 14:2-4). Banyak orang suka menjadi calo daripada agen yang lebih memandang diri lebih baik dari orang lain. Agen memberitakan sesuatu yang mempunyai jaminan kepastian. Agen pembaharuan itu harus pastikan dia selamat, makanya dia berani mengajak orang ke surga. Yakin bahwa apa yang dikatakan itu benar. Sebab kalau kita sendiri tak pasti,maka kita tidak bisa meyakinkan orang lain. Saksi itu mendengar, menyaksikan dan mengalami, baru dia bisa berbicara, bukan bilang kata orang. Kita sebagai agen harus tahu pasti sehingga bisa pastikan apa yang kita katakan.
  5. Agen harus berani mengambil resiko (I Petrus 3). Upaya untuk membenarkan diri adalah sia-sia. Tugas kita adalah hanya menyampaikan kebenaran Tuhan untuk membuat orang bertobat.
  6. Agen diatur oleh perusahaan bukan dia yang mengatur perusahaan. Ketika kita menjawab ya di hadapan Tuhan berarti kita mau diatur dalam persekutuan karena ya itu untuk menjadi berkat bagi orang lain. Bukan berusaha untuk diri sendiri karena kita dipanggil untuk melayani orang lain. Seorang agen tidak melakukan sesuatu dengan beban. Bebaskan dirimu dari melakukan sesuatu dengan beban. Agen itu merubah dirinya sendiri, setelah itu baru dia merubah orang lain.

 

       Ringkasan Khotbah : Pdt, Yandhi Manobe,  S.Th

SAMARIA: TIDAK DIPANDANG, NAMUN BERKENAN

(Lukas 10:25-37)

 

Biasanya kita dapat memiliki bayangan atau stereotype terhadap orang lain. Kalau pandangan kita sudah terbentuk terhadap orang lain, maka sulit untuk mengubahnya. Demikian pula dengan teks yang kita baca mengenai orang Samaria yang sebenarnya dipandang sebelah mata oleh orang Yahudi.

Dalam bertindak kita mendapati bahwa “diam belum tentu emas.” Karena ketika kita melihat itu kebenaran, diam itu belum tentu emas. Tetapi seharusnya kebenaran itu dinyatakan. Demikian juga sebenarnya cerewet belum tentu baik. Kita seringkali tertipu oleh penampilan fisik orang. Jika berpakaian rapi, maka asumsinya adalah orang baik, sedangkan orang gimbal dsb. adalah orang jahat.

Orang-orang yang turun dari Yerikho adalah orang-orang yang tercatat dalam Alkitab, yaitu, Imam, orang Lewi dan orang Samaria. Perumpamaan ini berawal dari pertanyaan Ahli Taurat mengenai siapakah sesamaku itu. Ketika Yesus berbicara tentang siapakah sesamaku, Ia sedang membawa Ahli Taurat kepada perspektif yang baru dalam memahami arti sesama. Orang pertama yang melewati orang sekarat adalah Imam. Ini mungkin bisa dikaitkan dengan pendeta. kemudian hadir kaum Lewi, gambaran Majelis, namun melewati juga. Sedangkan seorang Samaria, datang dan menolong. Disinilah contoh bagaimana seorang Samaria yang baik hati. Yesus pada bagian ini tidak merujuk sesama itu berdasarkan agama, suku, dsb. tetapi sesama itu adalah orang-orang yang dimana kita dapat menaruh kasih kepada mereka. Kebaikan seseorang tidak bergantung siapa orang lain, darimana dia, tetapi masalah bagaimana dia. Jadi, kita dapat melihat sesamaku dengan lebih jelas bukan karena ditutupi oleh latar belakang dsb.

Ketika berbicara tentang Allah, kita menyadari bahwa kita terbatas untuk memahami Dia. Dalam kaitan dengan Trinitas, kita percaya Allah yang Monoteis, Allah hakikatnya adalah satu dengan tiga pribadi yaitu, Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kekristenan memahaminya demikian, meskipun kita sadar kita terbatas dalam memahami secara penuh Trinitas tersebut. Melihat dalam teks kita menyatakan bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil.

 

 Pdt. Delvi Snae, M.Th

Memperlakukan sabda Allah dengan benar

Keluaran  14:1-14

 

            Seseorang datang kepada pendeta dengan muka muram, kesal dan penuh kemarahan. Ketika pendeta menghampirinya dia tiba-tiba berkata kepada pendeta “saya tidak mau lagi menjadi seorang kristen”. Kemudian pendeta bertanya kenapa? Ia menjawab karena selama menjadi orang kristen banyak sekali permasalahan dan kegagalan yang ia hadapi. Pertanyaannya, apakah benar ketika seseorang mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan maka perjalanan hidupnya selalu mulus?

Keluaran 14 mengisahkan tentang kehidupan bangsa Israel pada waktu keluar dari tanah Mesir dan masalah selalu menyambut mereka. Allah mengizinkan bangsa Israel untuk mengalami kesukaran. Kenapa bisa demikian?

Ay.2 “balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot” dalam perkemahan itu mereka diperhadapkan dengan kesulitan yang luar biasa karena di depan mereka ada laut Teberau dan di belakang mereka ada padang gurun. Dua-duanya sama-sama tidak memberikan pengharapan untuk hidup melainkan ancaman dan kesukaran bagi bangsa Israel.

Apa maksud Tuhan menyatakan kesukaran bagi umat-Nya dengan mengeraskan hati Firaun dan menempatkan mereka diantara Laut Teberau dan padang gurun?

Kelemahan bangsa Israel sebagai umat adalah orang Israel berseru tetapi marah kepada Tuhan karena KETAKUTAN YANG BERASAL DARI DIRI MEREKA SENDIRI. Yakobus mengatakan dalam suratnya “dari mulut yang satu keluar berkat dan mulut yang satu lagi keluar kutuk”.

Ketakutan orang Israel membuat mereka mengeluarkan kalimat berkat dan kutuk. Bangsa Israel tidak menyadari bagaimana Allah selalu menopang kehidupan mereka dalam perjalanan dari Mesir sampai ketanah Kanaan. Bahwa dalam kesukaran yang mereka hadapi, Allah ingin menyatakan kemuliaan-Nya dan menunjukkan keadilan-Nya terhadap orang-orang Mesir  dan itu bisa disaksikan sendiri oleh orang Israel. Tetapi, karena ketakutan mereka tidak menyadari hal itu tetapi malah marah kepada Tuhan.

Bangsa Israel tidak jauh berbeda dengan penumpang yang sedang naik angkot dan hampir mengalami kecelakaan. Ketika hampir celaka mereka berseru dan minta tolong kepada Tuhan Yesus namun setelah terhindar dari kecelakaan mereka memaki dan marah kepada sopir angkot dengan kalimat-kalimat yang kotor.

Bagaimana dengan saudara dalam menghadapi pergumulan hidup? apakah ketakutan masih ada dalam diri kita ?

Perlakukanlah sabda Allah dengan benar ketika menghadapi pergumulan tanpa keluh-kesah. Dan sadarilah bahwa Allah mengizinkan pergumulan terjadi untuk menyatakan kemuliaan-Nya melalui kehidupan saudara dan saya.

 

 

 Ringkasan Khotbah : Pdt, E.V.Manu Nale,  S.Th.

TUJUAN HIDUP ORANG PERCAYA

Roma 14:7-12

               Apa mungkin seorang percaya tidak tahu tujuan hidupnya ? Predikat sebagai orang percaya itu tidak mudah karena didalamnya menuntut kita harus dapat beriman dan menunjukkan diri sebagai orang yang memiliki Tuhan dalam hidupnya. Banyak orang hidupnya tanpa arah, sementara ada juga yang terjebak dalam keserakahan akan semua yang fana di dunia ini.

Orang percaya harus tahu dan sadar, bahwa kita berbeda dengan orang yang tidak percaya. G.I. Wiliamms : pada dasarnya manusia memiliki tujuan, dan tujuan itu tidak bisa ditemukan dalam diri manusia itu sendiri, karena Allah-lah yang menciptakan manusia dengan tujuan khusus yakni melayani Allah. Untuk memahami tujuan hidup dengan benar, kita harus tahu tujuan Allah bagi kita terlebih dahulu.

Hal ini membuat kita memiliki tujuan hidup yang jelas dan meletakkannya pada dasar yang benar tidak sekedar mengerjakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan setiap hari. Rick Warren : Tujuan orang Kristen jauh lebih besar daripada prestasi pribadi, karier, ambisi, ketenangan pikiran dan lain-lain, karena kita ada diplanet ini untuk tujuan Allah yang mulia pada waktu Allah menciptakan manusia (kej. 1:26-27). Paulus katakan : Tidak seorangpun yang hidup untuk dirinya sendiri atau mati untuk dirinya sendiri.

Hidup ya hidup untuk Tuhan dan mati, mati untuk Tuhan. Hidup dan mati milik Tuhan. Kita bukan kepunyaan sendiri melainkan kepunyaan Tuhan, maka keliru jika kita menjauhi kehendak Tuhan dalam diri kita. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, maka jangan sampai akal atau kehendak kita menguasai rencana dan perbuatan kita. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, maka jangan menentukan usaha mencari apa yang akan berguna menurut daging sebagai tujuan kita. Kita bukan kepunyaan kita sendiri, maka hendaknya kita dapat melupakan kepentingan diri sendiri dan semua perkara kita. Kita ini kepunyaan Allah, maka sebaiknya kita mengabdi kepada Allah dalam kehidupan dan kematian kita. Serta hikmah dan kehendaknya menguasai segala perbuatan kita. Kristus mati untuk semua orang yang percaya entah yang lemah iman maupun yang kuat iman. Manusia jangan jadi hakim bagi sesama.

Masing-masing orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jika kita hidup untuk Tuhan, maka kita tidak memandang rendah diri sendiri ataupun menganggap diri lebih baik dari orang lain.

 

                                                                                                               Ringkasan Khotbah : Ev. Elen Amalo, S.PdK.

TANGGAL TEMA PENGKHOTBAH
05 Juni 2016 “Hargailah Aku” Pdt. Anthonetha Manobe, S.Th
12 Juni 2016 “Kesenangan Semu” Sdr. Timotius Haryono
19 Juni 2016 “Kasih Allah memulihkan Keberadaan Ciptaan-Nya” Pdt. Paoina Ngefak-Bara Pa, S.Th

(Tukar Mimbar)

26 Juni 2016 “Kamu Tidak Haus Lagi” Pdt. Yandi Manobe, S.Th

 

“Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!”
Yesaya 55:1

Pertolongan bersumber dari Tuhan; inisiatif untuk memberi pengharapan datang dari Tuhan juga, dan bagian manusia adalah meresponsnya. Dalam ayat pertama dikatakan ”Ayo…” yang artinya suatu ajakan atau undangan untuk kita semua, sebab Tuhan sangat memperhatikan kebutuhan hidup kita. Tuhan tahu ketika kita dalam keadaan kekurangan. Oleh karena itu Tuhan memberikan semua itu dengan cuma-cuma alias gratis.

Banyak orang tidak mengerti rahasia untuk meraih berkat-berkat Tuhan tersebut sehingga mereka mencoba mencari pertolongan dan pengharapan di luar Tuhan. Padahal pertolongan dan pengharapan dari dunia ini hanya bersifat semu. Seringkali manusia berpikir bahwa harta kekayaan, pangkat dan kepandaian dapat mengatasi masalah dalam hidup ini. Tuhan jelas menyatakan, ”…di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5b). Ingat, kekuatan manusia itu ada batasnya dan semua harta benda yang kita miliki di dunia ini bisa habis lenyap dalam sekejap mata karena ”…di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.” (Matius 6:19b). Tetapi dalam Tuhan kita akan mendapatkan berkat dan jaminan hidup yang tidak dimiliki orang-orang di luar Dia. Yesus sendiri berkata, ”Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10b).
Ada pun kunci untuk dapat menikmati berkat-berkat Tuhan adalah:
  1. Kita harus memiliki telinga yang senantiasa dengar-dengaran akan firmanNya (Yesaya 55:3). Kita harus mau melangkah untuk melakukan kehendak Tuhan (hidup dalam ketaatan). ”Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firmanKu tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yohanes 15:7).
  2. Kita harus mencari Tuhan dan selalu berharap padaNya (Yesaya 55:6). Kita harus membangun kekariban dengan Tuhan, serta mempercayakan hidup ini sepenuhnya kepadaNya, bukan kepada yang lain.

Apa pun yang kita perlukan, Tuhan pasti sanggup menyediakan,

asal kita mau mengerjakan bagian kita.
 

Indahnya Saling Memaafkan

Kejadian 23 : 1-20

 

Pdt.Deasy Tatengkeng

 

Dalam hidup ini kita seringkali mempunyai perasaan enggan/tidak suka untuk bertemu atau melihat wajah dari orang yang pernah menyakiti/melukai perasaan kita.Hal ini terjadi karena tidak adanya maaf dan kasih diantara orang yang bertikai.Damai yang ada pun menjadi hilang.Seringkali pertikaian juga timbul dalam anggota keluarga.

 

Dari pembacaan kitab Kejadian,kita dapat belajar dan berefleksi dari kisah Yakub dan Esau :

  1. Hidup dalam dendam tidak pernah membuat hati tenang dan bahagia.Resepnya cuma satu,yaitu miliki hati yang penuh dengan kasih untuk dapat merasakan kebahagiaan dan ketenangan.Karena itu,berdamailah dengan semua orang.
  2. Jangan pernah gengsi untuk minta maaf.Kata maaf sangat gampang untuk diucapkan oleh orang yang rendah hatinya.Karena itu kita harus melatih rohani kita untuk dapat memaafkan.
  3. Libatkan Tuhan dalam penyelesaian konflik.

 

Jadilah Yakub dan Esau masa kini,berdamailah seorang dengan yang lain.Belajarlah untuk memaafkan.Memang berat,tetapi jika Tuhan ada didalam kita,pasti kita dimampukan untuk melakukannya.Amin.

 Khotbah pada Ibadah Komisi Wanita.Rabu 25 Mei 2016

Baca: Matius 15:21-28
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki”. —Matius 15:28

Pada tahun 1953, sebuah perusahaan yang belum berpengalaman, Rocket Chemical Company, dengan tiga pekerjanya mulai membuat bahan pelarut dan minyak pelumas pencegah karat yang bisa digunakan dalam industri pesawat luar angkasa. Dibutuhkan 40 kali percobaan untuk menyempurnakan ramuannya. Ramuan rahasia yang asli untuk WD-40—singkatan dari Water Displacement, 40th attempt—masih digunakan sampai sekarang. Sungguh suatu ketekunan yang mengagumkan!

Injil Matius mencatat cerita lain tentang ketekunan yang mengagumkan. Seorang perempuan Kanaan mempunyai seorang anak perempuan yang dirasuk setan. Ia tidak mempunyai harapan untuk anak perempuannya itu—sampai ia mendengar bahwa Yesus berada di daerahnya. Perempuan yang putus asa ini datang kepada Yesus dengan permasalahannya karena ia percaya bahwa Yesus dapat membantunya. Ia memohon kepada Yesus walaupun banyak hal dan orang tampaknya tidak memihak kepadanya—ras, latar belakang agama, jenis kelamin, para murid, Setan, dan bahkan Yesus tampaknya tidak memerhatikannya (Mat. 15:22 27). Walaupun ada banyak hambatan, perempuan itu tidak menyerah. Dengan ketekunan yang mengagumkan, ia memaksakan dirinya melalui lorong-lorong gelap dari kesulitan, keputusasaan, dan penolakan. Hasilnya? Yesus memuji imannya dan menyembuhkan anak perempuannya (ay.28).

Kita juga diajak untuk datang kepada Yesus dengan tekun. Ketika kita terus bertanya, mencari, dan mengetuk, kita akan menemukan anugerah dan belas kasih pada saat yang dibutuhkan.

Sesuatu terjadi ketika kita berdoa,
Sediakan tempat dan berdiamlah,
Bergumullah hingga fajar menjelang;
Marilah kita tekun berdoa. —NN.

Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa layang-layang bisa terbang?
Karena ada angin dan ia berani melawan angin itu! Ya, angin membawa layang-layang naik hingga tinggi ke awan. Dan hanya dengan berani melawan angin, maka layang-layang itu bisa terus terbang dengan terarah. Layang-layang yang mengikuti arah angin adalah layang-layang yang putus, dan akan jatuh.

Kadang kita begitu takut saat angin pencobaan datang menerpa. Kalau boleh meminta, kita tidak berharap mengalami masalah, kesulitan, dan tekanan hidup. Sebaliknya, kita ingin jalan kita lurus dan mulus seperti jalan tol. Namun, bukankah kekristenan seperti itu hanya akan membuat kita tidak dewasa dalam Tuhan?

Bila hidup dihadapkan pada situasi atau keadaan yang sangat menakutkan, tak ada jalan lain kecuali harus memilih. Apakah kita akan seperti layang-layang yang berani melawan angin, atau mengikuti arus angin saja? Memang yang kedua lebih mudah. Ya, lebih mudah bagi kita untuk menyerah dalam situasi sulit. Namun, hari ini Tuhan ingin kita bertindak seperti pahlawan yang tak kenal menyerah saat dihadapkan pada pencobaan.

Janganlah takut jika hari ini angin yang sepoi-sepoi tiba-tiba menjadi badai. Tetaplah kuat di dalam Tuhan dan yakinlah bahwa bersama Tuhan kita akan cakap menanggung segala perkara. Bahkan kita akan mengalami perkara-perkara yang luar biasa bersama Tuhan. Jangan buru-buru menyalahkan angin besar yang menerpa layang-layang kita, sebab kita justru akan segera melihat awan, langit indah, dan pemandangan menakjubkan.

 

ANGIN TIDAK PERNAH MENJADI MUSUH LAYANG-LAYANG,
ANGIN SELALU MENJADI SAHABAT TERBAIK LAYANG-LAYANG.
« Older Entries