header image
 

All posts in April, 2016

PEMIMPIN YANG DIPIMPIN OLEH ALLAH

(KELUARAN 33: 1-29)

Mengapa seorang pemimpin perlu dipimpin? Apa yang terjadi jika seorang pemimpin tidak dipimpin?
Siapa memimpin seorang  pemimpin itu? John Maxwel ,mengatakan: Pemimpin adalah orang yang mencari kemenangan untuk kelompoknya. Kata Alkitab tentang seorang pemimpin dalam Kel 18:21 : Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap;

Belajar dari kehidupan Musa yang cukup fenomenal, menunjukkan banyak hal dalam kepemimpinannya yang baik tetapi tidak jarang juga kita akan melihat banyak kegagalan yang terjadi dalam memimpin bangsa Israel. Kelemahan Musa: Tidak pandai bicara, Tidak percaya diri, Minta bantuan Harun, Emosinya sulit dia kendalikan, Umat Israel meragukan kepemimpinan Musa,malah Israel justru mengenal dia sebagai pembunuh. Tetapi Allah telah memilih dia secara khusus, dia dapat berbicara dengan Tuhan seperti seorang teman, Firaun pun takluk kepadanya.

Dalam Keluaran 33, kita temukan 3 ciri pemimpin yang dipimpin oleh Allah yaitu: 1) Berani melangkah (pergi) ayat 1-6 Tuhan menyuruh Musa pergi, tetapi Tuhan tidak bersama dengan dia. Tuhan sudah marah kepada Israel, Tuhan mau membinasakan mereka. Tuhan janjikan ada malaikat, ada penolong bagi Musa dan bangsa ini. Tetapi ini tidak mudah karena harus berhadapan dengan musuh, bahkan Israel sudah KETAKUTAN dapat ancaman ditinggalkan olehTuhan. Mau mencapai sebuah tujuan seorang pemimpin harus berani berbuat hal besar yang menjadi TUJUAN, tidak bisa diam dan semua berjalan apa adanya. Berani melangkah maju menjawab panggilan Tuhan.

Billy Graham: “Ketika kita mematikan diri sendiri, kita melihat awal   pekerjaan Allah“ Ingat Abraham (Kejadian 12) Musa harus mematikan keinginan dirinya sendiri demi kehendak Tuhan, demi pekerjaan Tuhan. Musa harus yakin kuasa dan Mujisat yang Tuhan pernah tunjukkan kepadanya. Itulah yang disebut hidup bagi TUHAN (beriman). Perintah dan Janji Allah ini membuat Musa KUAT mengikuti panggilan Allah di dalam hidupnya. Walaupun umat Israel meragukan Musa, Dia mengetahui bahwa Allah akan menguatkannya dengan   kemampuan, talenta, dan kecakapan yang penting untuk memenuhi kehendak Allah.  2) mempengaruhi yang dipimpin kearah yang positif. Ayat 7-11 Musa tahu kehendak Tuhan bagi Israel tapi disisi lain Musa juga tahu bahwa bangsa ini punya kesalahan yang membuat Tuhan marah dan menghukum mereka, upaya yang Musa lakukan adalah menyenangkan Tuhan tetapi juga menyadarkan bangsa ini tentang kehadiran Tuhan. Musa tahu bahwa sebenarnya Tuhan mau hadir, namun Tuhan tidak hadir dalam dosa, kekudusan Tuhan tidak bisa disatukan dengan dosa manusia, ide Musa adalah buat kemah pertemuan, tempat khusus bagi Tuhan, maka hadirlah Tuhan disaksikan oleh Israel. 3) Mendapat kasih karunia. Ayat 17. Musa mengeluh, Musa merasa sendiri, Musa bingung mengapa kenyataan tidak seperti Firman Tuhan? Musa tidak mau jalan lagi kalau Tuhan tidak membimbing dirinya. Jawab Tuhan: Engkau telah mendapat Kasih Karunia . Kasih karunia yang Tuhan maksudkan suatu pemberian khusus, itu istimewa. Seperti, Kejadian 6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN. Dan ini pemberian kasih kepada seseorang yang tidak layak menerimanya. Tanpa kasih karunia Tuhan, seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena kehebatannya, memimpin dalam kesombongannya, memimpin dalam keserakahan, dan mencari ambisi pribadi yang tidak pernah habis. Kasih karunia membuat seseorang sadar bahwa menjadi pemimpin adalah anugerah, dia dilayakkan oleh Tuhan untuk mengemban tugas itu, dan dia menikmati kasih karunia Tuhan dalam tugas tanggung jawabnya. Jika kepadamu dipercayakan sebuah tanggungjawab sebagai pemimpin, usahakanlah agar engkau dipimpin oleh Tuhan, jangan sampai kita memimpin diri sendiri. Jadilah orang yang mendapat kasih karunia, sehingga saudara berani berbuat kebenaran, mempengaruhi orang ke arah positiif, sebagaimana yang Tuhan kehendaki dalam dirimu. Amin

 

 

Ringkasan Khotbah Ev. Ellen Koroh-Amalo,S.Pdk

 

MENGEMBALIKAN KARAKTER YESUS

(Yesaya 58: 1 – 12)

 

            Seorang pendeta Jerman membagikan pengalaman masa kecilnya selama Perang Dunia II. Saat itu, tentara Nazi memindahkan orang-orang Yahudi dengan kereta api melewati gereja mereka. Para jemaat tahu bahwa orang-orang Yahudi itu akan dibunuh di kamp konsentrasi. Para jemaat yang beribadah di gereja itu pun sebenarnya mendengar tangisan, doa dan jeritan orang-orang Yahudi itu. Tapi, apa yang mereka lakukan? Mereka terus menyanyi. Pemain orgen justru mengeraskan volume, dan jemaat menyanyi lebih keras untuk menenggelamkan suara-suara itu. Mereka adalah orang-orang Kristen yang rajin beribadah, tetapi tampaknya mereka telah kehilangan karakter Yesus.

 

Jangan sampai kita melakukan hal yang serupa. Kita begitu terfokus dengan kegiatan gerejawi seperti rajin beribadah, berpuasa dan melakukan berbagai macam pelayanan. Kita menggalang dana Natal, berkorban banyak untuk gereja, memberikan persembahan untuk pekerjaan Tuhan, tetapi disisi lain kita kurang peka terhadap penderitaan sesama. Seorang rekan pernah mengeluh mengatakan orang-orang di gerejanya begitu sulit diajak untuk menyumbang bagi korban bencana alam, tidak seperti saat menggali dana bagi kegiatan gereja. Ironis bukan ?

 

Kita harus memperhatiakna saudara seiman, tetapi juga tak boleh mengabaikan sesama yang butuh pertolongan. Jangan sampai kita menjadi begitu hebat di gereja, tetapi kita tidak memberi dampak apa-apa dalam kehidupan nyata. Kita begitu murah hati untuk gereja, tapi sayangnya kita begitu pelit dan apatis saat melihat penderitaan sesama. Tahukah anda bahwa kita melayani sesama, sebenarnya kita pun sedang melayani Tuhan? Ketika kita memberi sesuatu untuk saudara kita yang paling hina sekalipun, sebenarnya kita sudah melakukannya untuk Tuhan (Matius 25-31-46). Kita perlu mempraktikkan kasih. Tak hanya sibuk dengan kegiatan gereja tanpa tergerak untuk berbuat bagi sesama. Gereja ada untuk memuliakan Tuhan, dan cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan perbuatan kasih yang nyata bagi sesama.

 

Bersyukur ditengah Kesulitan Hidup

(Keluaran 17:1–7)

 

            Dua kata yang hampir sama yaitu betul dan benar, kita hidup hari ini bukan karena kebetulan. Kalau itu kita aminkan maka kita harus hidup dalam kebenaran firman Tuhan .Ayat 2 dari keluaran 17 mengatakan: bangsa Israel bertengkar dengan Musa. Pernahkah kita bertengkar dalam rumah tangga, dalam masyarakat, dalam gereja dan pelayanan? Kalau terjadi berapa lama kita bertengkar ? tidak seorangpun mau hidup ini gagal, semua kita tidak mau bahaya apalagi kematian. Kita mau semua ingin sukses dan berhasil. Kita hidup dalam dua sisi kehidupan yaitu susah dan senang.

            Kesulitan hidup sedang dialami oleh bangsa Israel sehingga mereka marah-marah kepada Musa. Mereka berjalan dan capek, lelah secara fisik dan mental. Harapan mereka di Rafidim mereka dapat kelegaan dan ketenangan karena di Rafidim ada waduk tetapi saat itu musim kemarau dan waduk itu kering, sehingga secara manusia bangsa Israel marah. Bangsa Israel bersungut karena mereka fokus pada air yang kelihatan, mereka tidak melihat pada sumber air hidup yaitu Tuhan. Ketika ada kesulitan Musa sadar bahwa dia hanya alat, Musa menghadirkan Tuhan karena Musa tahu tindakan Tuhan tidak pernah salah. Karena itu kita harus belajar dari Musa untuk menghadirkan Tuhan dalam masalah hidup kita.

            Ketika Tuhan mau memberikan berkat bagi Israel Tuhan bukan hanya memakai Musa tetapi juga tua-tua Israel untuk menasehati bangsa Israel. Dengan modal tongkat, Tuhan perintahkan Musa dan tua-tua Israel memukul batu dan mujizat terjadi, air tersedia dan mereka menikmati. Adakah Tuhan ditengah-tengah kita? adakah Tuhan ditengah kesulitan kita? Kalau kita yakin Tuhan ada maka jangan pernah lari dari kesulitan hidup, mungkin kita mengalami kehausan dalam banyak hal dalam hidup tapi ingat Tuhan adalah sumber air hidup yang memberikan kelegaan. Dalam tugas dan tanggung jawab kita, dalam perjalanan rumah tangga diantara kita ada yang haus kasih sayang, haus pelayanan dan haus perhatian. Bawalah semuanya pada Tuhan dan yakin bahwa Tuhan akan memberikan kelegaan. Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang baik bagi kita dan kita akan menikmatinya, jika kita taat melalui masa-masa sulit dalam hidup. Seperti pohon ada pucuk, ada daun hijau, dan ada daun kuningnya yang akan gugur. Ketika kita diperhadapkan dengan kesulitan jangan tanya adakah Tuhan ditengah kita tapi percayalah Tuhan pasti menolong memberikan kelegaan kepada kita yang mau datang kepadaNya. Amin !

 

Ringkasan Khotbah: Pdt Bastiana Leopenu-Foeh,S.Th

PENGAMPUNAN

{Matius 18 : 21 – 31}

 

Kita selalu berdoa “dan ampunilah kesalahan kami seperti kami juga mengampuni orang lain” artinya ketika kita berani berdoa minta ampun kepada Tuhan berarti kita juga harus mengampuni orang lain. Inilah yang berat bagi orang-orang percaya, seringkali hanya minta pengampunan dari Tuhan, tapi kita sendiri tidak mengampuni orang lain, syukur pada Tuhan bahwa kita yang berdosa masih mendapatkan pengampunan secara cuma-cuma dari Tuhan. Maka kita yang sudah diampuni harus mengampuni orang lain.

Pengampunan berarti hampir sama dengan melupakan. Allah bukan hanya menghapus dosa kita, Allah juga tidak mengingat-ingat dosa kita. Memori kita dirancang Tuhan untuk menyimpan banyak hal, tapi jangan sampai hati kita sama seperti tempat sampah yang menyimpan segala sesuatu yang busuk dan tidak baik.

Saudara-saudara mengapa kita harus mengampuni ?

  1. Pengampunan diajarkan supaya hidup kita beres. Pengampunan Allah telah sembuhkan kita. Maka kita juga mengampuni supaya kita sembuh dari sakit jiwa, sakit hati, dan juga agar hidup kita beres dengan Tuhan demikian juga dengan sesama.
  2. Supaya kita melihat damai sejahtera. Kita mengampuni supaya damai Allah itu tinggal didalam hati kita, maka jika dalam rumah tangga tidak saling mengampuni pasti tidak ada damai sejahtera. Ampunilah musuhmu, ampunilah orang yang paling menyakiti hatimu, bagaimana caranya?. Rubah pikiran kita tentang orang itu, kalau kita tidak mengubah cara berpikir kita tentang orang lain maka tidak mungkin kita dapat mengampuni.
  3. Pengampunan tanpa syarat. Karena begitu banyaknya syarat yang kita pakai seringkali kita tidak dapat mengampuni. Syarat-syarat itu kita tuntut untuk orang lakukan baru kita mengampuni.
  4. Pengampunan itu tanpa batas waktu. Selagi kita masih diberi hidup bereskan, jangan menunda pengampunan. Berapa kalipun kita harus mengampuni. 70X7 kali artinya tiap dua menit dalam hidup ini kita harus mengampuni, minta ampun kepada Tuhan berarti mau datang untuk mengampuni. Kalau kita tidak mengampuni maka hidup kita penuh dengan dendam dan kita membalas kejahatan dengan kejahatan.

Tuhan mau memberkati dengan menolong kita yang mau mengampuni sesama kita.

Ringkasan Khotbah : Pdt. Leonardus Takubesi, S.Th

Ada Apa Dalam Kitab Wahyu ?

Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes kepada ketujuh jemaat di Asia Kecil.

Latar belakang penulisan Kiab Wahyu :

  • Latarbelakang tulisan ini sangat mungkin terjadi saat penganiayaan gencar terjadi pada orang-orang Kristen (1:9).
  • Berkaitan dengan penganiayaan yang dilakukan oleh Domitianus.
  • Diyakini bahwa penganiayaan yang dialami menunjukkan bahwa akhir zaman itu telah sangat dekat.

Kitab ini ditulis dengan tujuan :

  • Untuk mendorong orang percaya dalam penganiayaan di zaman Romawi, dengan mengungkapkan bahwa Mesias mereka masih memegang kendali dan pada akhirnya akan menjadi pemenang.
  • Yohanes menggunakan keadaan di zamannya sebagai referensi awal dalam interpretasi teksnya.

Ada empat aliran interpretasi dalam kitab Wahyu:

  • Aliran preteris , bahwa “Wahyu hanyalah satu gambaran keadaan kekaisaran abad pertama.”
  • Aliran historis “melihat kitab Wahyu sebagai satu presntasi simbolis keseluruhan sejarah gereja  sejak awal abad pertama hingga akhir zaman.”
  • Aliran futuris berpendapat bahwa “semua isi dari Wahyu 4:1 hingga bagian akhir kitab ini akan nanti digenapi pada periode segerea sebelum dan mengikuti kedatangan Kristus yang kedua.”
  • Aliran idealis beanggapan, “Wahyu mewakili konflik abadi antara kebaikan dan kejahatan yang berlangsung di sepanjang masa.

Tema kitab Wahyu adalah sebagai berikut : Tema kitab ini dinyatakan dalam ayat pertama: “Wahyu Yesus Kristus.” Kitab Wahyu adalah wahyu dari Dia maupun tentang Dia.Pada dasarnya merupakan satu wahyu tentang Dia yang akan datang sebagai pahlawan dan raja.Pada intinya kitab ini menyatakan: “Yesus akan menang!”

Kitab ini terdiri atas 3 bagian,dimana bagian ketiga merupakan bagian yang terbesar.

Bagian pertama berisi tentang :

  • Sumber pewahyuan kitab ini (1:1-3),
  • Salam kepada gereja-gereja di Asia Kecil (1:4-8).
  • Visi mengenai Kristus yang dimuliakan (1:9-20) dimana terdapat garisbesar untuk kitab ini (1:19), yakni apa yang telah terjadi (1:1-20), apa yang sedang terjadi (2:1–3:22), dan apa yang akan terjadi (4:1–22:21).
  • Suasana yang agung dan menakutkan mengenai Kristus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan (1:12-16)

Bagian Kedua berisi tentang :

  • Bagian kedua dipenuhi oleh pesan Tuhan kepada ketujuh jemaat—yakni apa yang sedang terjadi (2:1–3:22).
  • Satu pesan yang singkat, umumnya berisi teguran dan janji, dan berisi penjelasan diri mengenai Tuhan yang telah dimuliakan ditulis kepada jemaat di: Efesus (2:1-7), Smirna (2:8-11), Pergamus (2:12-17), Tiatira (2:8-29), Sardis (3:1-6), Filadelphia (3:7-13), dan Laodikia (3:14-22).

Bagian Ketiga berisi tentang :

  • Berisi apa yang akan terjadi di masa depan, atau tentang penggenapan semua hal (4:1–22:21).
  • Tayangan pendahuluan di sorga (4:1–5:14), yang mengungkapkan Allah yang suci mulia (4:1-11) dan karya penebusan dari Anak Domba, Singa dari suku Yehuda (5:1-14).
  • Visi yang mengikutinya akan menjadi menakutkan mengenai kehancuran manusia dan penghakiman dari Allah, kedua tema kembar ini perlu dinyatakan kepada rasul Yohanes dengan cara yang berbeda terlebih dahulu.
  • Jadi Yohanes memperkenalkan masa tribulasi (masa sengsara tujuh tahun: 4:1–18:24) dengan cara terlebih dahulu merasakan kekudusan Allah dan upah penebusan.
  • Tujuh kelompok penghakiman
  • Bagian utama yang terakhir pada bagian yang ketiga ini adalah mengenai ketujuh hal terakhir (19:1–22:5). Satu transisi diberikan untuk kerajaan milenial (19:1–20:15), namun terfokus pada dua wanita: pada si pelacur dan pada pengantin (19:1-10). Sekali lagi, penghakiman diberi disela-sela berkat. Kemudian dalam pergantian yang cepat, datang ketujuh hal terakhir (19:11–22:5)—keenam yang pertama dinyatakan dalam urutan kronologis yang berkaitan dengan kerajaan milenial.

Setelah akhir visi mengenai masa depan ini, Yohanes memberi kesimpulan dengan cara mengundang pembaca (22:6-21).

  • Ada tiga pihak yang memberi kesaksian mengenai kebenaran kitab ini:
  • Malaikat (22:6-11),
  • Yesus (22:12-17),
  • Yohanes (22:18-21).

Pdt.Yandhi Manobe,S.Th

  •  

    SAAT YESUS MENGUNDANG

    (Lukas 19: 1 – 10)

    Kisah Zakeus hanya diceritakan oleh injil Lukas. Dan Lukas mengangkat dua hal yang menjadi beban Zakeus dan membuat dia malu :

    1. Pendek : Untuk orang Yeriko tidak wajar akibatnya dia diejek. Terkadang kekurangan orang bisa menjadi omongan orang. Dalam banyak hal kondisi fisik seseorang sering menjadi identitasnya. Zakeus kepala pemungut cukai tetapi tubuhnya pendek.
    2. Pemungut Cukai : bagi orang Yahudi pemungut cukai adalah pengkhianat bangsa yang bekerja untuk pemerintah Romawi dan ini musuh orang Yahudi. Dia tidak dihargai karena uangnya didapat dengan cara tidak benar.

    Lukas mendapatkan Zakeus dalam konteks yang tidak dibanggakan alias memalukan. Seorang Theolog Jerman berkata Zakeus mengalami kematian sosial atau tidak berarti bagi orang lain. Kita bisa hidup bersama, tapi bisa jadi ada orang yang mengalami kematian sosial. Kita manusia butuh orang lain dalam hidup kita. Sadarlah bahwa semua yang kita pakai bagus tapi kita butuh orang lain yang membuat semua yang kita butuhkan seperti: pakaian, makanan dan lain-lain. Zakeus megalami kematian sosial karena dia dianggap tidak penting walaupun dia ada. Injil Lukas memperbesar daftar memalukan Zakeus, Ayat 4: Zakeus lari dan naik pohon ara. Sebagai orang kaya, apakah dia tidak pernah bertemu orang lain ? tapi kenapa dia harus naik ke pohon ara ? tindakan ini adalah tindakan anak kecil. Zakeus sedang memamerkan sikap kenak-kanakan padahal dia seorang pemimpin. Walau ini tindakan memalukan dan kekanak-kanakan tapi dia mengajarkan bahwa jangan lambat menggapai anugrah Allah. Zakeus berlari sebagai manusia berdosa yang polos, dia seolah mengakui bahwa dia memalukan, dia tidak sempurna dan sangat butuh Tuhan dalam hidupnya. Walau kita tidak sempurna tapi Yesus mengasihi kita dengan cara yang sempurna. Kita yang tidak sempurna selalu mengasihi dengan cara yang tidak sempurna.

    Masih banyak orang yang berlambat-lambat mengikut Yesus. Ada orang yang waktu untuk bertobat lama sekali, ada yang tidak mengampuni sampai mati. Banyak orang yang masih menganggap murah anugrah Allah. Arti ikut Yesus adalah membawa kekurangan diri kita kehadapan Allah, Contohnya persembahan janda miskin diterima Tuhan saat memberi dalam kekurangan. Zakeus mendapatkan undangan terbaik dari Yesus. Bukan pemilik rumah yang ajak tapi tamu yang undang, rumah Zakeus yang tidak layak, dilayakan oleh Tuhan. Mengapa Yesus mengundang Zakeus? karena zakeus belajar menghargai Allah dengan mempermalukan dirinya maka Allah meninggikan dia menjadi sangat istimewa. Kalau kita total melayani Yesus maka Tuhan akan menunjukan banyak perkara ajaib yang Tuhan siapkan. Zakeus juga mengejutkan Yesus dengan menyerahkan persembahan kepada Yesus.

    Panggilan Tuhan disertai dengan pengorbanan. Agama tanpa pengorbanan itu memalukan. Engkau mengikut Tuhan tetapi didalam diri tidak ada pengorbanan maka panggilanmu palsu. Apa dampak keselamatan Zakeus bagi kota Yeriko ? Ekonomi Yeriko kembali normal dan rakyat mampu membayar pajak, inilah keselamatan holistik bahwa bukan hanya Zakeus yang nikmati tapi rakyat kota Yeriko juga ditolong, Zakeus hidup sebagai penagih pajak yang baik.

    Kalau saudara mau berlari pada anugrah Allah maka undangan Allah bagi kita “Aku mau menumpang dirumahmu” apakah kita sudah menggeser Yesus dari rumah kita karena idealisme, uang dan semua yang kita miliki ? undangannya masih berlaku “Aku mau menumpang dirumahmu”

    Ringkasan Khotbah: Pdt. Samuel Pandie, S.Th

    “ YESUS DITOLAK DI NAZARETH “

    Lukas 4 : 16 – 30

    Bagaimana orang bisa menolak Yesus ? kalau Yesus benar-benar berdiri di depan kita, apakah kita berani menolakNya ? pasti kita akan meminta sesuatu kepadaNya. Tetapi orang-orang terdekat Yesus, orang Nazareth yang tinggal dengan Yesus, dekat dengan Yesus tetapi mereka justru menolak Yesus. Persoalan yang terjadi adalah sesuatu yang baik yang ada di tanah kita tidak hargai tetapi sesuatu yang dari jauh samar-samar yang tidak terlalu dekat justru sangat kita hargai.

    Penghargaan yang baik harus diberikan pada orang yang tepat. Orang lain mengaku bahwa Yesus adalah orang Nazareth Raja orang Yahudi tetapi, orang-orang Nazareth justru menolaknya. Yesus ditolak di Sinagoge atau tempat ibadah. Berarti Yesus ditolak oleh orang-orang yang beribadah, Yesus juga ditolak oleh orang-orang yang sedang belajar firman Tuhan, yang belajar dekat dengan Tuhan. Padahal Waktu Yesus berdiri disana Dia berumur 30 tahun dan Ia pantas dan jelas sebagai orang Yahudi karena Ia sudah melewati tahap-tahap kehidupan dan pembentukan sebagai orang Yahudi mulai dari 5 tahun sampai 30 tahun. Orang Nazareth sangat terganggu dengan Yesus dan menolak Dia. Arti dari menolak adalah:

    - Menolak         : Mendorong ke samping, orang Nazareth mendorong dan memaksa Yesus                                            meninggalkan mereka.

    • Menolak : Mencegah, bagi mereka ajaran Yesus ketika berkata: “supaya genaplah nats……..”.Bagi mereka itu sangat berbahaya karena itu perlu dicegah.
    • Menolak : Tidak menerima, walaupun mendengar dan tahu yang benar tapi tidak menerima.
    • Menolak : Tidak membenarkan, bagi mereka Yesus salah.
    • Menolak : Memotong sedikit, inilah yang mereka lakukan secara fisik dan mental .Mereka lakukan pada Yesus apalagi mereka tahu bahwa Yesus anak Yusuf ,seorang tukang kayu.
    • Yesus tidak melakukan sesuatu seperti yang mereka mau maka mereka menolak, mujisat yang diharapkan oleh orang Nazareth tidak dilakukan bagi mereka. Karena perhatian orang Nazareth pada mujisat bukan pada Tuhan.

    Tema yang Yesus ajarkan pada saat bertemu orang Nazareth adalah:

    1. Keadilan sosial : “Roh Tuhan ada padaku”. Untuk hidup bersama dengan orang miskin,   rohTuhan harus ada pada kita supaya kita bisa hidup dengan mereka yang  miskin dan kita dapat menuntun bahkan menolong mereka.
    2. Tuhan rahmat Tuhan : Tema budaya Imamat 25. Tahun Yobel, tahun ke 50; tahun pembebasan   dari kemiskinan dan perbudakan. Inilah yang diberitakan Yesus untuk pembebasan mereka, tetapi mereka menolak, tidak mau menerima bahkan mengusir Yesus keluar.

    Kalau hubungan kita masih bermasalah maka jangan katakan Tuhan rahmat Tuhan sudah datang. Orang Nazareth menolak Yesus bukan karena persoalan kriminal. Yesus ditolak karena mereka tahu latar belakang kehidupan Yesus. Biarlah kita orang-orang yang bersekutu dan mempercayai dan mengenal Yesus walau terkadang Yesus tidak menuruti apa yang kita mau. AMIN !

    Ringkasan Khotbah : Pdt. Yandhi Manobe, S.Th

    “Kristus Bangkit Berilah Dirimu Diperdamaikan”

    ( 2 Korintus 5 : 16-21)

    Orang mati tidak dituntut lagi, karena kita sudah mati dalam Kristus maka kita tidak dituntut lagi. Kita tidak boleh disandera lagi oleh pikiran-pikiran yang sia-sia. Hari ini hari paskah, anda harus berubah bukan mereka ( orang lain). Kita sudah mati, kita tidak boleh dituntut oleh siapapun apalagi oleh iblis. Difitnah tidak enak, sakit hati, memfitnah juga tidak enak karena saat itu anda sedang mengharapkan kehancuran orang lain. Manusia harus lihat sesama dan berharap lebih jauh, lebih dalam supaya dari situ kita tahu bahwa tidak semua orang itu jahat, dengan demikian kita juga memandang kepada Yesus lebih dari pandangan manusia belaka. Kalau kita hanya melihat Yesus sebagai orang Nasaret anak manusia,maka Iman kita hanya pada pandangan manusia. Sekarang tidak boleh memandang Yesus dari segi manusia supaya kita tidak terus bertanya & bertanya sampai kita tidak percaya. Orang yang tidak mengenal Tuhan dengan baik akan memandang Tuhan tidak lebih dalam dan terus meragukan kemanusiaan Tuhan yang jelas kita tahu bersama bahwa Dia adalah Allah.

    Kalau Roh itu berkuasa dalam diri kita maka buah Roh akan muncul dalam diri kita, jadi jika kita kurang memberi kasih terhadap sesama kita apalagi kita berbuat jahat maka Roh tidak ada dalam diri kita. kita butuh dilahirkan kembali, Tuhan menciptakan manusia secara luar biasa sehingga semua ciptaan harus tunduk karena citra Allah ada didalam diri manusia. Kenapa kita terus sakit hati? Karena kita belum membersihkan diri kita, kadang kita merasa terhina, ketika merasa malu terhadap sesuatu kita harus berkata biar saya malu tidak apa-apa yang penting kita hidup bukan untuk diri kita sendiri.

    Pendamaian itu berlaku bagi semua orang yang menyerahkan dirinya kepada Kristus, kita butuh pendamaian sebab sakit hati itu merusak hidup kita. Allah tidak peduli dengan dosa kita, tetapi kepada kita yang pendosa itu Allah telah beri tanggung jawab untuk kita memberitahukan kepada orang lain bahwa Allah telah menanggung dosa kita. Tuhan tidak butuh apa-apa dari kita, yang Dia butuh adalah hiduplah yang baik dan sampaikan berita baik itu kepada orang lain. Kehidupan kita harus berdasarkan watak dan moral Kristus, dalam banyak hal kita hidup dalam kemunafikan, hidup bermoral dan berwatak Kristus itu tanda kehidupan yang maju.

    Bersatu dengan Kristus kita jadi berani, kita semakin tahu menempatkan diri dengan baik, dan karena itu kita yang tinggal dengan Kristus maka kita telah dibuat damai oleh Tuhan, lalu kalau damai itu tidak ada dalam kita? sia-sialah pendamaian yang Tuhan berikan kepada kita, bukan suka-suka Tuhan tetapi kita butuh kehidupan yang nyata bahwa Kristus telah bangkit. Ketika Yesus membangkitkan Lazarus, Tuhan memanggil Lazarus. Tuhan bangkit dan memanggil kita dengan nama kita masing-masing, berilah respon pada kebangkitannya, jangan keraskan hatimu jika hari ini anda mendengar panggilannya.

    Tuhan sangat rindu kita mengerjakan pendamaian itu, kita diperlengkapi untuk membawa damai bagi orang lain. Mari siapkan ruang dalam diri kita agar tidak ada ruang bagi kita untuk berbuat hal-hal yang sia-sia. Mari kita ada dalam proyek Ilahi yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita dan kerjakan pendamaian itu bagi sesama. Amin

    Ringkasan Khotbah Pdt. Yandi Manobe,S.Th

    Suatu hari rakyat bersorak-sorai menyaksikan kehebatan keahlian memanah seorang panglima yang luar biasa. 100 kali anak panah dilepas, 100 anak panah tepat mengenai sasaran. Di antara kata-kata pujian yang diucapkan oleh banyak orang, tiba-tiba seorang tua penjual minyak menyelutuk, “Panglima memang pemanah hebat! Tetapi, itu hanya keahlian yang diperoleh dari kebiasaan yang terlatih.”
    Panglima dan seluruh yang hadir memandang dengan tercengang dan bertanya-tanya, apa maksud perkataan orang tua penjual minyak itu. Tukang minyak menjawab, “Tunggu sebentar!”
    Sambil beranjak dari tempatnya, dia mengambil sebuah koin Tiongkok kuno yang berlubang di tengahnya.
    Koin itu diletakkan di atas mulut botol guci minyak yang kosong. Dengan penuh keyakinan, si penjual minyak mengambil gayung penuh berisi minyak, dan kemudian menuangkan dari atas melalui lubang kecil di tengah koin tadi sampai botol guci terisi penuh. Hebatnya, tidak ada setetes pun minyak yang mengenai permukaan koin tsb.
    Panglima dan rakyat tercengang. Mereka bersorak-sorai menyaksikan demonstrasi keahlian si penjual minyak. Dengan penuh kerendahan hati dan hormat, tukang minyak di hadapan panglima sambil mengucapkan kalimat bijaknya, “Itu hanya keahlian yang diperoleh dari kebiasaan yang terlatih! Kebiasaan yang diulang terus menerus akan melahirkan keahlian.”
    Dalam kisah ini kita dapat belajar bahwa betapa luar biasanya kekuatan kebiasaan. Habit is a Power!
    Hasil dari kebiasaan yang terlatih dapat membuat sesuatu yang sulit menjadi mudah dan apa yang tidak mugkin menjadi mungkin. Demikian pula, untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan, kita membutuhkan karakter sukses. Dan karakter sukses itu hanya bisa dibentuk melalui kebiasaan-kebiasaan seperti: berpikir positif, antusias, optimis, disiplin, integritas, tanggung jawab, dan terlebih lagi : keintiman kita dengan Tuhan setiap saat…
    Keunggulan terjadi berkat sebuah kebiasaan dan disiplin kegigihan. God Bless You All.
    source: http://www.ceritakristen.org/category/ilustrasi-kehidupan

    PEMBELAJARAN PENTING DARI KEHIDUPAN YUSUF

     

     

    1. Kejadian 37 : 3 – 5. Momen penting bagi Yusuf yaitu ketika dia mengalami krisis/masalah yaitu ketika dia dibenci saudara-saudaranya, dibuang dan dijual, mengapa saudara-saudaranya begitu benci kepadanya ? masalah juga dari orangtua yaitu distribusi kasih yang tidak merata dalam keluarga. Yakub/Israel lebih sayang Yusuf dari pada saudaranya yang lain dan hal ini sesuatu yang menyakitkan bagi Yusuf. Ingat bahwa ditangan ada anak emas & ada anak perak, berikan kasih yang merata, pilih-pilih kasih dalam rumah tangga tidak boleh terjadi.
    2. Kejadian 33:66. Yusuf yang elok parasnya dan manis sikapnya ini menjadi persoalan bagi Yusuf karena istri potifar menginginkannya. Dosa seks adalah senjata iblis yang ampuh untuk menjatuhkan manusia, tidak ada seorangpun yang kebal, kita semua harus waspada terhadap hal ini.
    3. Kejadian 45:5 ; 50:20. Tiga belas tahun Yusuf ada dalam lembah kelam, dan mengalami kepahitan, namun ketetapan Tuhan itu baik adanya. Paulus katakan : Allah turut bekerja dalam segala sesuatu jadi jangan tanya mengapa Tuhan, tidak semua pertanyaan ada jawabannya karena ada hal-hal yang jauh lebih dari logika manusia. Perjalanan hidup ini karena kehendak Tuhan, mulai dari lahir bekerja & sampai mati. Ketika kita menerima kenyataan diri kita  maka kita mengalami kemahakuasaan Tuhan. Banyak hal yang Tuhan buat dalam hidup ini agar kita sadar bahwa Tuhan itu baik. Kita harus bangga dan mensyukuri dengan apa yang ada pada kita dan tidak mempersalahkan Tuhan, orang yang selalu mengeluh berpotensi penyakit berbahaya seperti kanker yang berkembang, ketika kita stress dan mengeluh, sebaliknya ketika hati senang ada hormon yang menghambat pertumbuhan kanker. Mari kita melihat segala sesuatu dari kehendak Allah.

     

    1. Kejadian 45 : 14 & 15. Rekonsialisasi Yusuf dan saudaranya. Ada empat macam kasih yaitu :

                Kasih Eros            : Kasih suami dan istri.

                Kasih Philia          : Kasih persaudaraan.

                Kasih Storge         : Kasih orangtua dan anak.

                Kasih Agape          : Kasih yang tulus dari Tuhan.

    Kasih Agape inilah yang membuat Yusuf memaafkan saudaranya, kasih ini juga yang membedaka kita dari orang-orang yang bukan Kristen. Kasih Agape harus di demonstrasikan kepada sesama kita sekarang ini karena kita punya kasih Agape dari Allah.

     

     

    Ringkasan Khotbah: Pdt.Bernard Haning, M.Th

    « Older Entries     Newer Entries »