header image
 

All posts in April 28th, 2016

“Dan inilah keberanian percaya kita kepadaNya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu sesuai dengan kehendakNya.” (1 Yohanes 5:14)

Konon ada seorang Kaisar yang sangat kejam sekali, rakyatnya sangat takut pada Kaisar itu; sebab kalau apa yang diperintahnya tidak dapat dipenuhi maka rakyatnya bakal dihukum. Satu-satunya orang yang tidak takut padanya hanya sang putri tunggalnya. Apa saja yang diminta putrinya pasti dikabulkan.

Suatu hari sang putri datang pada papanya “Pa, saya mau minta sebuah cincin.” “Bukankah kamu sudah mempunyai banyak cincin anakku? ” tanya sang papa kembali. “Ini yang lain Pa, saya menginginkan cincin yang bermata embun.” Sambil merengek-rengek di depan Papanya. “Baiklah anakku, Papa akan memberikan padamu.”

Keesokan harinya Kaisar memberikan pengumuman ;”Semua pandai-pandai emas di negeri ini supaya berkumpul di istana, karena ada tugas yang harus diberikan kepada kalian.” Mendengar ini semua pandai-pandai emas sangat ketakutan, sebab apabila mereka tidak dapat memenuhi permintaan Kaisar, maka ganjarannya dipenjarakan atau dibunuh.

Tibalah hari yang ditetapkan, maka semua pandai-pandai emaspun berkumpul di Istana. Kaisar mengatakan “Putriku ingin memiliki sebuah cincin emas bermata embun, saya harap kalian dapat mengerjakan untuknya.” Semua pandai-pandai emas tercengang mendengar itu, tidak ada seorangpun yang berani angkat tangan, sebab apa yang ditugaskan oleh raja adalah suatu tugas yang tidak masuk akal.

Mereka sudah putus asa, karena mustahil membuat cincin yang bermata embun. Di tengah keheningan dan ketakutan, maka berdirilah seorang kakek tua dan berkata : “Saya bersedia.” Mereka gembira bercampur sedih, sebab mereka bayangannya sebentar lagi kakek itu bakal mati, dan kalau berhasil maka mereka semua tertolong. Namun kakek tua ini dengan tenang berkata, Saudara-saudara doakanlah supaya Tuhan memberi saya hikmat. “Lalu kakek ini berpaling pada sang putri Kaisar dan berkata “Putri, besok pagi-pagi jam 04.00 saya tungu di halaman Istana.

Keesokan harinya, pagi-pagi sebelum jam 04.00 sang putri sudah bangun, ia mengenakan gaun putih yang paling mahal, kaus kaki putih, sepatu serta sarung tangan yang serba putih. Lalu ia berjalan menemui kakek itu, “Baiklah Nak, sekarang saya persiapkan alat-alat untuk membuat cincinmu; sementara itu engkau boleh memilih embun yang engkau paling sukai, lalu bawa kemari.”

Dengan senang hati sang putri berjalan-jalan mengelilingi taman Istana untuk mencari embun yang paling indah. Namun sudah lebih kurang dua jam ia masih belum menemukannya, sebab setiap embun yang dia ambil selalu menjadi air. Gaun indahnya sudah basah, kaus kakinya sudah kotor, sepatunya basah bahkan sarung tangannya sudah menjadi jorok. Akhirnya sambil menangis sang putri berlari menuju kakek tua itu dan berkata : “Saya tidak mau lagi cincin itu.” Kakek tua itu hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa, sementara Kaisar melihat dari lantai atas Istana sambil menggeleng-gelengkan kepala. Kakek itu selamat, berikut semua pandai emas lainnya.

Di sini kita melihat bahwa permintaan yang dipaksakan , berakibatkan kegagalan. Apalagi meminta sesuatu pada Tuhan, mintalah yang seturut dengan apa yang dikehendaki-Nya.

Ini Aku Tuhan,Utuslah Dia…Atau ???

Yeremia 1 : 4-19

Mhsw.Timotius Haryono

Ketidakpekaan mendengar suara Tuhan,sering menghalangi panggilan-Nya kepada kita sekalian.Betapa kepekaan kita menentukan respon kita terhadap panggilan Allah yang istimewa.Yeremia merupakan contoh kepekaan dan ketaatan dalam meresponi panggilan Tuhan.Satu-satunya alasan ia mau taat pada panggilan Tuhan adalah karena ia tahu panggilan Allah untuk menjadi rekan sekerja-Nya adalah panggilan yang istimewa.

Melalui panggilan dan pengutusan Yeremia ini,kita dapat melihat seperti apa panggilan Tuhan itu,sehingga perlu bagi kita untuk meresponinya ;

  1. Panggilan Tuhan itu adalah panggilan tanpa syarat (ayat 5),tidak tergantung dari status,pendidikan,latar belakang keluarga,melainkan hanya kehendak Allah.Dan hanya orang-orang yang peka dan taat pada suara Allah sajalah yang dapat meresponi panggilan-Nya.Panggilan Allah merupakan panggilan yang istimewa (ditegaskan dengan kata kerja,yaitu :mengenal,menguduskan & menetapkan).Mengapa?karena Ia mengenal kita dengan sempurna,Ia tahu kelemahan dan kelebihan kita.Ia tidak menuntut kita,melainkan menerima kita apa adanya.Ia juga menguduskan kita,memisahkan kita secara khusus untuk melayani-Nya.Dan kemudian menetapkan kita untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan mulia.
  2. Panggilan Tuhan adalah panggilan yang memiliki tujuan (ayat 10).Yeremia dipanggil dengan tujuan untuk memulihkan umat-Nya pada jaman kegelapan.Sebagai rekan sekerja Allah,Yeremia mempunyai tugas yaitu menggarap ladang,dan membangun bangunan ynng belum selesai.Jika Allah menempatkan kita didunia saat ini,pada jaman ini,berarti ada tugas yang Tuhan percayakan kepada kita untuk dikerjakan sesuai talenta dan kemampuan kita masing-masing.Adakah kita peka mendengar suara-Nya dan meresponi panggilan-Nya?
  3. Panggilan Allah disertai janji penyertaan-Nya (ayat 9).Yeremia mengalami banyak penderitaan karena ketaatannya atas panggilan Tuhan,namun ia tidak menyerah dan mundur karena ia percaya akan janji penyertaan Allah dalam hidupnya.Itu cukup baginya.Dalam mengerjakan tugas dan panggilan Tuhan,tidak mudah.Ada harga yang harus dibayar,ada banyak tantangan dan pergumulan.Ada pikiran,tenaga,uang ,bahkan airmata dan darah,juga penolakan-penolakan bahkan dari orang yang kita kasihi.Adalah wajar jika kita takut dan gentar.Tetapi,seperti Yeremia kita harus percaya akan janji penyertaan-Nya.

Dengan demikian,sebagai anak-anak Tuhan,kita harus peka mendengar panggilan-Nya dan taat terhadap panggilan tersebut.Kita harus percaya diri,kenali kekuatan diri kita dan menerima diri kita.Menerima diri kita berarti menghargai diri sendiri sebagaimana Tuhan menghargai kita.Jangan takut untuk mengembangkan dan menyempurnakan diri kita dalam melayani-Nya.Memang tidak mudah,tetapi Tuhan pasti menolong kita.Kiranya Allah menolong kita sekalian untuk meresponi panggilan istimewa-Nya ini.Amin.

 

Khotbah pada ibadah rutin Komisi Wanita,Rabu 27 April 2016